BIYELALA - You and Me

1.8K 91 11
                                    

-Lala Pov-

Di pojok kelas, seperti biasa, seorang gadis cantik sedang melamun menatap ke luar jendela dengan menopangkan dagunya di tangannya.

Seolah memiliki dimensi sendiri, gadis itu terus menghiraukan keramaian di kelasnya.

"Laa! Mau kantin bareng gakk?"

Aku menoleh ke sumber suara, melihat Azizi yang melambaikan tangannya. "Skip dulu deh, Zee. Aku masih lemes abis pelajaran olahraga tadi." balasku.

Gadis itu mengangguk dan meninggalkan kelas. Aku meminum air putih dalam botol minumku, mendinginkan badan yang masih terasa lelah.

Satu persatu siswa keluar dari kelas, mencari udara segar dan makanan pengganjal lapar. Sementara gadis di pojokan sana masih masih setia dengan kegiatannya yang hanya melamun.

Aku mengerutkan keningku, pantes aja dia selalu dianggap aneh sama yang lainnya, dia diam aja tanpa ngelakuin sesuatu, bahkan sama sekali nggak pegang smartphone.

Kalau aku jadi dia, nggak kebayang seberapa bosan duniaku tanpa teman sama smartphone.

Aku mendengus pelan. Aku memang nggak punya niat untuk keluar kelas, tapi bukan berarti aku betah dalam kesunyian seperti ini kan.

Aku bangkit, berjalan menuju arah gadis aneh itu.

Krieett...

Aku membalikkan kursi di depannya, dan duduk tepat di hadapannya.

Ia melirikku dari ujung matanya. Tanpa ekspresi, seperti biasa.

"Kenapa?" tanyanya singkat.

"Nggak papa. Kamu keliatan kesepian." ucapku asal.

Yah, aku juga nggak tau apa dia memang kesepian atau lagi melihat alam lain yang lebih menarik.

"Oh ya?"

Ah, aku menyunggingkan senyum tipisku. Meskipun dia nggak menatapku sama sekali dan cenderung mengabaikan keberadaanku, tapi dia nggak menolakku untuk mendekatinya.

"Brielle?" panggilku.

Terdengar helaan nafas darinya. Detik berikutnya, ia mengalihkan wajahnya dan menatap lurus ke arahku.

Apa-apaan ini? Aku nggak yakin dia punya energi gaib, tapi kenapa dia bisa membuatku menahan nafas hanya dengan menatapku seperti itu?

"Apa?" lagi-lagi ia bertanya singkat.

Aku segera mengembalikan kesadaranku. Menggeleng beberapa kali dan menjawabnya, "aku Lala, just in case kamu gak inget namaku."

Dia sama sekali nggak memalingkan wajahnya. Tatapannya dingin, kosong, dan cukup mengintimidasi.

"Nabila Yussi Fitriana. Nomor absen 17. I know."

Ucapannya barusan membuatku heran. Jadi selama berdiam diri di sini, dia juga memperhatikan yang lainnya?

"Y-ya... Kamu bener." aku mengangguk beberapa kali.

Seingatku, dia bahkan nggak pernah bicara sama siswa lainnya. Dia punya aura yang seakan mengatakan kalau dia bisa melakukan apapun sendirian. Kadang, tatapan dan sikapnya itu membuat orang lain merasa bahwa mereka nggak dibutuhkan.

"Aku bisa melakukannya meskipun tanpa membutuhkanmu. Sekarang, minggir. Biarkan aku sendirian."

—Yah, mungkin kurang lebih tatapannya menyiratkan kata-kata seperti itu.

"Kalo kamu emang udah se-sempurna itu, buat apa masih dateng ke sekolah?" gumamku asal. Aku menaruh kepalaku di atas meja.

Katanya Sih OSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang