41. Run the Plan

1.4K 128 38
                                    


"Kami sangat berterima kasih karena Nyonya Gloyna sudah bersusah payah mengungkap pengkhianatan John Regis dan menangkap pelaku sebenarnya dari pembunuhan Glera Gloyna," ujar Munakata dengan senyuman paling ramah yang dia miliki setelah segala hal yang terjadi. "Akan sangat terhormat bagi kami untuk memberikan Anda kesempatan emas untuk menyelesaikan pria itu hari ini juga." Munakata menatap wajah wanita paruhbaya yang sedang berseri-seri itu. "Dan memberikan Anda jabatan sebagai Ketua Unit 3, menggantikan Leon Lawson."

Semua orang tahu betapa bahagianya Irina Gloyna ketika mendengar hal itu. Mungkin kebahagiaannya terpancar karena pada akhirnya ia bisa membalaskan kematian puterinya. Dalam kasus non pribadi, jabatan sebagai ketua Unit 3 sangat sulit didapatkan. Karena dari dulu, selain Unit 1, Unit 3 tidak pernah berganti ketua. Leon Lawson sudah dikenal sebagai detektif handal dan pemimpin Unit 3 yang terkenal. Jika bawahannya menyebutkan nama Leon Lawson ke orang lain, maka mereka akan segera tunduk. Keterkejutan tentu saja tidak lepas dari Unit 3 yang sudah bekerja bertahun-tahun di bawah naungan Leon Lawson sampai mereka bosan.

Irina Gloyna tentu saja dengan senang hati menerima hal itu. Leon Lawson akan mati di tangannya. Semua keinginannya serasa tercapai.

Leon Lawson sendiri sudah lama dalam masa penyiksaan. Caranya membunuh Glera Gloyna belum diketahui sampai sekarang. Tapi, para anggota inti masih terus melanjutkan penyiksaan. Yang lain percaya, bahwa anggota inti merasa sangat sakit hati karena dikhianati. Dua orang tertua dan terhebat dalam Damocles sama-sama melakukan pengkhianatan, merupakan guncangan paling berat yang mereka menghadapi.

Meladeni teman yang berkhianat benar-benar menyakiti hati. Jauh lebih menyenangkan meladeni musuh yang berbuat onar dan membunuh banyak orang di luar sana ketimbang mengalami pengkhianatan.

Namun Munakata, tak pernah berhenti untuk memberi tahu semua orang, bahwa seorang pengkhianat di Damocles, tidak akan dibiarkan mati begitu saja. Sejauh apa pun kebaikan yang diberikan untuk organisasi dan dunia, Damocles punya hukum tersendiri.

Semua orang mengira bahwa siksaan yang diberikan Damocles selama ini sudah lebih dari cukup untuk Leon. Tapi Irina ingin bagiannya. Wanita cantik berumur empat puluhan itu mengambil berbagai macam alat siksa kotor dari gudang kecil di sudut penjara.

"Halo, Leon Lawson," sapanya begitu melihat pria itu bertelanjang dada dengan rantai dari langit-langit yang mengikat kedua lengannya. "Sudah dengar nasibmu? Posisimu akan turun. Dan coba tebak siapa yang akan menggantikannya. Aku." Irina tertawa tanpa sebab.

Suasana penjara sekaligus tempat penyiksaan yang pengap dan menyeramkan ini nampaknya menaikkan presentase kegilaan seseorang.

"Oh, aku juga sudah dengar dari seseorang bahwa aku akan mati. Dan Thanatos memberiku pilihan untuk meninggalkan dunia ini secara damai." Leon tersenyum miring. "Tapi apa yang kulihat? Ker?"

"Jangan mengingatkanku pada pelajaran sejarah, Leon." Irina memutar kedua matanya lalu memukul bahu Leon dengan tongkat besi. "Untuk seseorang yang akan mati, nyalimu lumayan juga. Ada pesan-pesan untuk disampaikan?"

"Ketimbang pesan, aku lebih penasaran dengan caramu," ujar Leon sembari tersenyum sinis. "Biarkanlah aku mati dengan tenang. Beritahu aku, apa yang sebenarnya terjadi?"

Irina mengangkat bahu. "Toh, orang mati tak akan bisa bersaksi lagi. Memberitahumu bukan masalah bagiku."

"Aku rasa John tidak mungkin melakukan pengkhianatan."

"Siapa bilang tidak mungkin?" Irina tertawa lagi. "Sebagai seorang detektif, kau harusnya tahu. Sherlock Holmes bilang, tidak ada yang tidak mungkin. Sekecil apa pun kemungkinan itu." Wanita itu menyeringai lebar. Seringainya itu sangat cocok di tempat itu. "Meskipun kecil kemungkinan bahwa tidak ada orang yang percaya bahwa Leon Lawson berkhianat, nyatanya itu terjadi."

My Psychopath BoyfriendWhere stories live. Discover now