6. CCTV

18.6K 1.2K 37
                                    

Hai Author balik. Dan maaf atas keterlambatan updatenya. Oke, Author adalah Author php #plak

Maaf wattpad agak gangguan.

#Happy Reading All...

***

"Telah diberitakan seorang gadis dari keluarga Gloyna, Glera Gloyna telah melakukan bunuh diri di rumahnya. Luka bekas tusukan benda tajam terlihat di sekujur tubuhnya. Kamera cctv yang merekam kejadian tersebut menunjukkan bahwa gadis itu sempat melukai dirinya sendiri sebelum gantung diri. Kemungkinan terbesar ia membunuh tukang kebunnya sendiri, karena di gudang tempat tinggalnya terdapat mayat pria yaitu tukang kebun keluarga Gloyna. Dan jelas CCTV merekam kejadian dimana gadis itu menyeret mayat pria tersebut kedalam gudang."

"Kami akan terus melakukan penyelidikan, dan sementara tempat ini kami beri garis polisi."

Suara dari televisi terdengar nyaring di ruangan itu. Mila memperhatikan secara detail apapun informasi yang ia lihat maupun didengar.

"Bunuh diri." gumam pria berambut coklat yang duduk di seberangnya.

"Ini sudah yang ketiga kalinya dalam sebulan ini, Ayah." Mila meneguk habis tehnya yang tinggal sedikit.

"Dua pembunuhan dan satu bunuh diri." Leon mengambil koran dan mulai membacanya.

"Dua kasus pembunuhan tidak kau selesaikan." ujar Leon kepada anak gadisnya.

Mila menghela nafas panjang.
"Aku tau Ayah, kalau bukan karena kau sibuk aku akan minta bantuanmu untuk menyelesaikan kasus yang dialami Ny. Regis. Penyelidikan kasus sebelum kejadian Ny. Regis sudah lama berhenti dilakukan bukan?"

"Ya kau benar. Tapi aku bisa menebak kau akan gagal juga di kasus ini." Leon masih memusatkan perhatian pada koran yang tengah ia baca.

Mila memasang wajah cemberut. Inikah didikan Ayahnya? Ingin menjadikan dirinya detektif yang sama hebatnya seperti Ayahnya. Keluarganya memang begitu jenius dalam hal menyelesaikan kasus. Begitu juga Ibunya, yang bertemu dengan Ayahnya karena pernah terlibat penyelidikan yang sama.

Apakah dirinya akan mengalami hal yang sama? Hari harinya terikat oleh penyelidikan-penyelidikan yang mesti ia selesaikan. Kapan ia bisa berhenti melakukannya. Sayangnya ini sudah menjadi takdir yang dirasa tak mungkin untuk dihindari.

Kriiing! Suara telepon terdengar nyaring, merusak keheningan. Arahnya dari ruang kerja Leon dan pria itu sudah dapat menebaknya, pekerjaan. Leon bangkit dari duduknya dan berjalan menuju ruang kerjanya lalu mengangkat telepon itu.

"Detektif Leon Lawson di sini." ujarnya.

"Kau pasti sudah mendengar berita keluarga Gloyna di televisi. Segeralah kemari, ada yang mengganjal." ujar suara dari seberang.

"Aku mengerti." Leon memutus sambungan. Ia segera melepas mantel yang membalut tubuhnya. Dada bidang dan perut sixpack terlihat menggugah selera kaum hawa. Ia segera memakai kemeja putihnya, memasang dasi dan memakai jas coklat sebagai sentuhan akhir. Ia mengambil koper kecil berwarna hitam yang tergeletak di atas meja dan segera berjalan keluar dari ruang kerja.

"Ayah ada urusan, jangan lupa kunci pintu jika ingin keluar rumah." ujar pria itu dan Mila mengangguk.

Dengan langkah tergesa ia berjalan keluar dari kediamannya, menuju mobil sedan hitam yang terparkir di depan pagar.

Ia segera masuk dan duduk di kursi penumpang.
"Maaf jika kau lama menunggu." ujar Leon kepada pria di sampingnya.

"Ini tak menjadi masalah." pria itu langsung menancap gas dan mobil itu melaju di jalanan yang sepi. Ini masih terbilang pagi, jadi mereka bisa melaju sepuasnya.

My Psychopath BoyfriendWhere stories live. Discover now