38. Traitor

2.7K 208 26
                                    


***

"Mila," ujar Mikoto."Kemari."

Mila mendatangi Mikoto dengan ragu. Gadis itu berdiri di samping pria berambut merah itu, dan Freink menyeringai entah mengapa.

"Mau menjadi Ratu Merahnya?"

Mila tersenyum dan bernapas lega. Sebelumnya ia menahan nafas.

"Tidak bisa!" sahut Izumo. "Yang jadi Ratu Merah harus kau!" Izumo menunjuk Mikoto. "Karena rambutmu merah, tentu saja." Izumo mengangguk-anggukkan kepala.

"Tapi Mikoto bukan perempuan," ujar Lucia datar.

"Dia bisa jadi perempuan kalau mau." Izumo merangkul Freink. "Kita punya Sang Ahli di sini. Kau pasti bisa membuat alat yang seperti itukan, Freink?"

"Bilang saja jika kau yang ingin jadi perempuan." Mikoto menatap tidak peduli. "Lagipula aku tidak mau jadi perempuan."

"Jadi perempuan itu tidak enak!" Elias berteriak. Ia sedang berbaring di lantai, lalu melepaskan jubah merah yang sedari tadi dikenakannya. "Sungguh, jubah raja ini sangat panas." Ia melemparkan jubah itu ke salah satu anak. "Aku mulai lupa untuk apa aku begini."

Mengapa kau bilang jadi perempuanitu tidak enak?" tanya Mila.

Elias menatapnya sesaat lalu bangkit dan duduk di atas meja mereka. Meminum teh langsung dari tekonya. "Karena ya memang tidak enak." Elias menatap Freink dengan memelas. "Freink aku lapar." Freink tidak menggubrisnya.

Mila hampir lupa jika Elias itu seorang kanibal. Apakah pada akhirnya, Elias akan menjadikan mereka hidangan makanan? Kira-kira bagaimana rasa dagingnya? Dan daging siapakah yang paling enak di mata Elias?

"Memangnya Kakak pernah jadi perempuan?"tanya Alice.

"Karena aku pernah bermimpi menjadi perempuan!" Elias berujar riang.

Suara Elias terdengar nyaring, ia jelas berteriak. Seisi ruangan jadi senyap seketika, serentak mereka menatap Elias bersamaan. Ada anak yang membuyarkan keheningan karena tersedak yang sepertinya disebabkan oleh lalat.

"Freink," panggil Izumo. "Kau jelas harus membuat alat yang kumaksud. Kasihan jika Elias hanya memimpikannya."

"Bodoh," ujar Lucia. "Eliasjelas sudah gila. Dan kau jangan mendukung kegilaannya."

"Aku punya Tetrodotoxin di kantongku," sahut Demian. "Apa Elias mau?"

"Kegilaan hilang, nyawa melayang." Roibeart terkekeh.

"Ayolah, aku tidak bercanda!"Elias memasang wajah kesal. "Apa aku harus menceritakan isi mimpiku?"

"Sebaiknya jangan Kakak," sahut Alice. "Itu pasti bukan mimpi yang pantas ditayangkan."

"Alice yang pintar." Izumo mengusap kepala gadis itu. "Kurasa aku jatuh cinta padamu."

"Hmph." Mikoto tersenyum.


***


"Menurutmu mengapa tikus-tikus ini bisa masuk?" tanya Munakata.

"Maksudmu si Ilario Ruperto?"Nazaki berdiri di samping mayat seorang pria yang tubuhnya dipenuhi tembakan peluru. "Mantan anggota kita yang mengundurkan diri duatahun yang lalu?"

"Dan Dantae Abbondio, teman minumku bersama John," ujar Leon sembari menyingkirkan mayat dari atas kap mobil dengan tendangannya.

"Dan banyak lagi." Leon menatap mayat-mayat yang tersebar di gudang senjata pulau Galpagos. "Dan mereka SCE."

My Psychopath BoyfriendWhere stories live. Discover now