30. New Organitation II

4.9K 272 29
                                    

Karena lama tidak menulis gore-gorean. Maka sekarang daku akan menghidangkannya—dengan singkat—, entah enak atau tidak. Silahkan dicicipi.

#BagiYangTidakSuka,SilahkanLewatiHidanganItu😄😄

***

Freink melepaskan jasnya dengan kasar, menyisakan kemeja putihnya yang berantakan. Ia membawa koper berukuran sedang, lalu menuju gudang di bawah rumahnya.

Dua orang wanita tengah terikat secara terpisah di pojok ruangan. Keduanya seketika berteriak histeris—namun tertahan ikatan kain di mulut mereka—ketika menyadari kedatangan Freink.

"Sssst." Freink meletakkan telunjuknya di jarinya lalu mendesis pelan, mampu membuat keduanya terdiam. "Jangan ribut, kalian bisa membangunkan kekasihku. Aku tidak mau dia melihatku seperti ini. Bermain dengan perempuan lainnya, dia mungkin akan memarahiku jika tahu."

Freink menyeringai, lalu menepuk jidatnya pelan. Sikapnya yang dingin berubah menjadi agresif di saat-saat tertentu. "Ah, kenapa aku berbicara panjang lebar? Hahaha, mungkin ini pengaruh kekasihku yang sangat kucintai. Dia membuatku berbeda."

Freink kehilangan fokus di matanya sesaat, lalu setelah ia mendapatkannya lagi, tangannya yang gesit menusuk punggung tangan salah satu dari mereka menggunakan pisau di balik lengan kemejanya. Teriakan tertahan terdengar.

"Kau lemah ya?" Freink menatap perempuan yang baru saja ia tusuk dengan tatapan meremehkan. "Aku baru menusukmu. Aku belum mengulitimu lho."

Kata-kata itu membuat keduanya semakin berusaha untuk melepaskan diri. Sekuat apapun usaha mereka, mereka tidak akan bisa terlepas dari cengkraman Freink. Karena, selama ini belum ada yang lolos jika telah berada dalam genggaman Freink.

Freink melemparkan pisau di tangannya, lalu beralih ke kopernya. Memeriksa ketajaman pisau yang telah ia siapkan. Pemuda itu menguliti kulit indah milik gadis yang telah ditusuknya tadi. Rintihan terdengar, sementara yang satunya hanya mampu menghentakkan kakinya, berharap kakinya mampu mencapai Freink dan menghajar pemuda itu.

Ia menyisihkan kulit itu kepinggir dengan hati-hati, seolah-olah itu adalah barang berharga. Ia menyeringai kearah perempuan yang telah terkulai lemas, lalu melepaskan ikatan di mulut perempuan itu.

"Bajingan kau! Brengsek! Pembunuh! Iblis! Kau pasti Iblis! Pergi kau ke neraka! Pergi! Iblis Bajingan!" umpat perempuan itu.

"Wah, kau bersemangat sekali. Tak kusangka kau masih punya tenaga. Tapi percuma, tempat ini kedap suara," ujar Freink. "Janganlah mengumpat, masa hidupmu itu tinggal sedikit. Sebaiknya berdoalah agar jiwamu bisa tenang di sana. Aku dengan senang hati rela menjadi Malaikat Pencabut Nyawa untukmu." Freink menyeringai.

Lalu mengambil pemantik dari saku celananya, dan meletakkannya tepat di samping perempuan itu. Ia menusuk perut sang gadis, setelahnya teriakan menggema. Perempuan satunya hanya bisa menutup mata, tak mampu melihat pemandangan di hadapannya. Perempuan itu hanya berpikir, bisa saja ia menjadi gila sebentar lagi jika terus melihat hal-hal seperti itu.

Beralih kembali kepada Freink, ia menggeser pisaunya yang masih menancap di perut korban. Sebelumnya ia menyingkirkan pakaian korban dengan cara menyobeknya. Tidak peduli pada pemandangan yang memanjakan mata setiap laki-laki, Freink masih fokus akan pisaunya. Ia seperti seorang koki yang ingin mengeluarkan isi perut ikan. Dan itulah yang ingin dilakukannya sekarang ini. Fakta yang harus diketahui adalah, beberapa anggota Dresden senang memakan daging korbannya. Salah satunya adalah Elias. Freink akan menghadiahi perempuan ini untuk orang-orang itu.

Freink menarik usus-usus itu dengan kasar, tidak peduli apakah korbannya masih hidup ataukah tidak. Ia lalu mengambil pemantik apinya, lalu membakar sayatan di lengan perempuan tadi yang telah di kulitinya. Ia hanya mau tahu, apakah Elias dan lainnya akan menyukai daging dikuliti yang dibakar? Hanya bagian itu saja, lalu setelahnya ia tidak melakukan apa-apa lagi.

My Psychopath BoyfriendWhere stories live. Discover now