8. We Are Couple?!

18.1K 1.1K 65
                                    

Hm oke...

Freink kau boleh menyambut.

Freink : Mengapa Judulnya seperti itu?
Author : Ah tak apalah sekali kali #evilSmile
Mila : 😨😨

Oke

#Happy Reading All...

***

"Kita bertemu lagi, Mila Lawson."
.
.
.
.
.

***

"K-kau!" tanpa disadari diriku berteriak. Entah itu bisa dikatakan terkejut atau bingung. Yang ada dipikiranku sekarang ini hanya satu. Ini konseling universitas, dan mengapa pemuda berwajah datar itu ada disini?

Diriku melirik Nazaki, pemuda itu masih tersenyum dengan senyuman menjengkelkan. Lalu ia menatapku, "Freink Halmer, dosen baru yang kumaksud."

Sukses kalimatnya membuatku terdiam seketika. Siapa sangka? Freink Halmer seorang kenalan Masuo Nazaki. Yang jelas-jelas satu berwajah datar sedangkan satu berwajah menyebalkan dengan senyuman yang bodoh pula. Ia tak habis pikir juga, ia berencana akan mengunjungi Freink minggu ini. Dengan alasan lain menyapa Dreaf yang mungkin saja tengah kesepian setengah mati. Bahkan ia merasa begitu bersalah. Ia serahkan semua kasus Ny.Lerna Regis kepada Luke yang notabene adalah pengacara. Tentu saja dengan alasan lain bahwa Luke bukanlah orang sembarangan. Apalagi mengingat organisasi yang diikuti Luke. Mungkin beberapa kasus yang aneh akhir akhir ini sedang diproses oleh organisasi yang kumaksud. Yah, sudahlah. Lagipula itu urusan mereka. Aku hanyalah detektif yang biasa bertugas sebagai mata-mata.

Aku melirik Freink lalu tersenyum semanis yang aku bisa.

"Senang bisa bertemu denganmu lagi, Freink." ujarku dengan sopan.

Nazaki menatap penuh tanya. Dan tiba-tiba wajahnya menunjukkan keterkejutan.
"Kalian saling mengenal?" tanyanya.

Aku hanya mengangguk menanggapi. Dan entah mengapa bisa bertemu disaat ini dan ditempat ini pula. Dan siapa sangka orang berwajah datar sangat sering pergi ke konseling. Belajar berekspresi? Menggelikan.

"Ini keajaiban, Mila bisa berkenalan dengan pemuda tampan lain selain aku?" ujar Nazaki sembari menggeleng kepala pelan.

"Hanya sebuah kebetulan aku bisa bertemu dengan Mila, Nazaki. Hanya karena sebuah mie." Freink berjalan kearah kami dan berdiri di sampingku.

"Ah begitu rupanya. Alasan yang konyol." gumam Nazaki di kalimat terakhir.

"Aku tau itu terasa konyol, baiklah Mila mungkin kau mengenal pemuda menyebalkan ini?" Freink menunjuk Nazaki dengan tatapan datar.

Oh, ayolah, seharusnya pemuda itu menyadari bahwa ia sama menyebalkannya dengan Nazaki. Apalagi dengan wajah datar dan mimik tanpa dosa. Tanganku terasa sangat ingin terulur menyentuh pipi pucat itu, membelai lembut penuh kasih sayang lalu menampar sekuat tenaga hingga pipi itu remuk.

Sayangnya itu tak kulakukan, bisa-bisa kejadian buruk menimpanku setelah itu.

"Ah, dia kenalan Ayahku, semacam kolega. Dan juga umur kami terpaut tiga tahun. Kalian seumuran bukan?" jelasku sembari menopang dagu.

Freink mengangguk lalu menarik kursi dan duduk di sampingku.

"Ya benar." jawabnya singkat.

"Kita juga saling kenal karena Luke bukan? Jika bukan karena dia, aku tak akan bertemu denganmu dan tak bisa menjadikanmu bahan bualanku." ujar Nazaki sembari menatapku. Tatapannya dan juga nada bicaranya terdengar menggoda. Itu terdengar menjijikan bagiku.

My Psychopath BoyfriendWhere stories live. Discover now