5. It's not your business

22.5K 1.2K 36
                                    


***

"Baiklah, Luke Groos. Kau bisa membebaskan wanita itu. Kuakui, kehebatan mu tak boleh di remehkan." ujar pria berkepala botak itu.

"Hmph, tapi aku tidak akan segegabah itu. Meskipun aku pengacara Ny.Regis, aku tetap tak mudah menyelesaikan kasus ini begitu saja."

"Terserah padamu saja Luke." ujar pria botak itu.

"Mengapa kau tak membebaskan wanita itu saja?" seorang pria - rambut tak tertata - datang menghampiri mereka. Wajah tegas - lebih ke menakutkan - dan datar menatap mereka.

"Kau pikir aku sebodoh itu, John Regis. Biar ku hitung ini sudah yang keberapa kalinya." ujar Luke sembari menyeringai.

Luke kembali menoleh ke arah pria botak yang masih mengamati kertas kertas yang memusingkan di mejanya.

"Kami permisi dulu." ujar Luke dan pergi meninggalkan ruangan diikuti oleh pria tadi yang bernama John Regis.

Kedua lelaki itu berjalan beriringan di lorong putih tanpa ada hiasan yang mengisi dinding. Putih polos tanpa ada noda debu yang menghiasi.

"Pembicaraan pribadi, itukah yang kau inginkan?" tanya John kepada Luke.

"Kau sungguh pengertian Tn. John." jawab Luke.

"Aku lelah mencari ide untuk menjatuhkan mu." John berucap sembari menghela nafas panjang.

Luke terkekeh pelan.
"Biarlah itu menjadi pekerjaanmu."

"Cih, kau pikir aku menganggur."
"Kurasa seperti itu."

"Luke, kita bersantai di cafe, bagaimana?" tanya John.

"Kau sungguh musuh yang baik. Aku terima tawaran kencanmu itu." Luke terkekeh pelan.

"Kau terlalu banyak tertawa. Para psikolog mengatakan bahwa orang yang terlalu banyak tertawa itu sebenarnya yang paling bersedih." ujar John.

"Para psikolog atau Mila yang mengatakannya padamu?" tanya Luke penuh selidik.

"Mila seorang psikolog, kurasa bisa di katakan keduanya." jawab John sembari tersenyum kepada rekan kerja yang tersenyum kearahnya.

Setelahnya Luke hanya diam. Mereka tak bersuara sampai mereka berhenti di sebuah cafe sederhana dan segera menghempaskan diri di kursi kosong yang tersedia.

 Mereka tak bersuara sampai mereka berhenti di sebuah cafe sederhana dan segera menghempaskan diri di kursi kosong yang tersedia

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Luke Groos

"Cappucino, kau John ingin apa? Aku yang bayar." tanya Luke kepada pria di hadapannya.

"Sama denganmu."

"Baiklah, Cappucino nya dua." ujar Luke kepada pelayan cafe. Pelayan itu undur diri untuk menyiapkan pesanan mereka berdua. Kini mereka kembali tinggal berdua.

My Psychopath BoyfriendWhere stories live. Discover now