1. Kill

62.5K 2.9K 490
                                    

Warning!

Mature Content!

Di beberapa bagian terakhir part, ada adegan kekerasan. Bagi yang tidak nyaman harap lewatkan part ini di bagian akhir.

#Happy Reading

***

Tahun 2076

Sekarang bulan Januari, musim dingin sedang melanda Italia. Di kota Roma di sebuah perumahan tak jauh dari pusat kota, perayaan tahun baru masih terasa kental. Butiran salju yang nampak lembut berjatuhan dari langit, keadaan sekitar berwarna putih terasa menenangkan namun di saat yang bersamaan terasa dingin. Beberapa orang tengah menikmati permainan lempar salju di bawah tepung tipis yang berjatuhan dengan kadar ringan. Yang lainnya lagi menikmati secangkir teh atau kopi panas, ditemani mantel dan pakaian hangat lainnya, duduk di teras rumahnya masing-masing. Bagi penyuka musim dingin itu bukanlah masalah walaupun rasa dingin terasa menusuk.

Di salah satu rumah berwarna putih, hampir tak terlihat karena warna yang sama dengan keadaan sekitar. Di dalamnya, di salah satu ruangan, hanya ada satu jendela yang memberikan pemandangan dunia luar. Sisanya, setiap sudut ruangan yang tak begitu luas itu terdapat meja dengan lampu gaya kuno menjadi penerangan. Beberapa lukisan bergaya abad ke-18 menghiasi dinding dengan cat berwarna hitam. Beberapa dinding diberi wallpaper berwarna merah yang gelap. Nuansa Gothic sangat terasa di ruangan itu.

Di kasur king size, seorang pemuda berparas tampan duduk di sana. Matanya begitu tajam dan juga menakutkan. Tangan pucatnya bertautan, kakinya ia tepuk-tepukkan ke tanah. Tak lama ia bangkit dan berjalan mondar mandir dari sisi ruangan satu ke lainnya. Ia berjalan ke arah jendela kecilnya. Memperhatikan gadis cantik berambut coklat yang tengah bermain bersama dengan pemuda yang memiliki warna rambut yang sama.
Pemuda itu berjalan menuju lemari dan mengambil mantel hitamnya. Ia berjalan menuju meja di salah satu sudut ruangan dan mengambil syal coklat juga sarung tangan hitam. Ia kenakan itu semua lalu berjalan ke luar ruangan mencekam itu.

Ia berjalan keluar rumah dan menuju rumah tetangga sebelah kirinya. Keramaian sangat jelas di sana, beberapa orang juga tengah berbincang di halaman rumah itu. Ia melewati pagar, halaman luas dengan rumput hijau menyambutnya. Beberapa orang yang tengah bersantai di halaman itu tersenyum kearahnya. Ia terus berjalan memasuki teras bernuansa vintage dengan beberapa dekorasi berwarna krem menambah kesan kalem. Pemuda itu mengetuk pintu berwarna coklat di hadapannya. Wanita berambut coklat membuka pintu, menampilkan senyuman untuk menyambut.

"Ah, rupanya kau, Freink Halmer. Aku sudah menunggumu, kupikir kau tak akan datang," ujar wanita itu.
Freink menyodorkan tangan kanannya dan wanita itu menyambut tangan itu dengan hangat, "Kau boleh masuk, Dreaf dan Filona berada di halaman belakang."

"Terima kasih ny. Lerna." pemuda itu berjalan melewati beberapa orang yang sedang asik berbincang. Senyuman dari para gadis yang mengarah padanya tak ia gubris sama sekali. Beberapa lagi berusaha menyapa, namun ia hanya mengangguk pelan sebagai balas sapaan. Orang-orang memang aneh, bahkan tak ada satupun dari mereka yang ia kenal. Mereka seperti terbiasa melakukan hal itu, tapi tidak untuknya.

Ia akhirnya sampai di halaman belakang. Regis bersaudara, Dreaf dan Filona sedang bermain lempar salju. Wajah bahagia tertera di sana, dan ia muak melihatnya. Dreaf yang menyadari keberadaannya.

"Freink! Akhirnya kau datang. Terima kasih karena sudah datang ke ulang tahunnya Filona," ucap Dreaf sembari menepuk pundak Freink.

My Psychopath BoyfriendWhere stories live. Discover now