Another Surprise

2.2K 383 141
                                    

(lebih) FAST UPDATE NIH KOMEN YANG BANYAK DONG KAWAN-KAWANKU💕

Maaf bukan ngegas, aku terlalu bersemangat :'v wkwkwk


Happy reading!^^



~°~°~



"Kau mau ke mana?"

Aku menghentikan langkahku ketika suara Jisoo Oppa menginterupsi. Aku menoleh, melihatnya yang tengah duduk di ruang tengah seraya menonton televisi. Ia mengenakan piama berwarna putih dengan polkadot biru tua berukuran besar di sekitarnya. Ia sedikit memutar tubuh untuk melihatku.

"Keluar sebentar," sahutku tanpa sedikit pun mengeluarkan senyum. Entah kenapa aku merasa sebal tanpa alasan padanya. Ohh, atau mungkin aku masih memikirkan hal tadi. Masalah "digantung".

"Ini sudah malam, kau mau ke mana sendirian?" tanyanya, terdengar agak keberatan.

"Aku pergi dengan Jinhwan," jawabku asal. Sebenarnya aku tidak punya janji dengan siapa pun. Aku hanya mencari-cari alasan untuk pergi. Aku tidak betah ada di rumah, terlebih Jisoo Oppa selalu bersikap manis padaku. Aku mana tahan?!

"Jinhwan tidak meminta izin padaku," debatnya.

"Kenapa dia harus meminta izin padamu?"



Skak!


Ia tadinya membuka mulut, seperti hendak protes. Namun ia kembali mengatupkan bibirnya rapat-rapat seperti tidak tahu harus melakukan apa dan mengatakan apa. Bagus, dia pasti jadi berpikir kan?

Jadi, supaya dia benar-benar berpikir jernih aku segera melanjutkan langkahku menuju pintu rumah. Aku segera membuka pintu tanpa pamit—ia juga tak mencegahku pergi jadi aku terus melangkah menuju pintu. Begitu aku membuka pintu, aku tersentak karena menemukan Jinhwan berdiri di depan pintu dan baru saja akan menekan bell.

Ia kemudian membuka mulut untuk mengutarakan maksud kedatangannya tetapi aku segera menariknya menjauh dari pintu. Jinhwan yang terseret itu terkejut tetapi hanya diam sampai kami berhenti di depan scooter kesayangannya.

"Kebetulan Oppa ada di sini," ujarku. "Bisa tolong aku? Aku sedang menghindari Jisoo Oppa dan bilang padanya kalau aku akan pergi denganmu. Bisa pura-pura mengajakku pergi?"

"Aku memang berniat mengajakmu pergi," sahutnya, "makan daging dan minum cola. Aku berutang padamu."

Aku menghela napas lega. Aku langsung meminta helm padanya. Ia memberikan helm cokelat tuanya padaku lalu hendak menggunakan helmnya ketika ia tiba-tiba diam.

"Tunggu ... aku belum bilang pada Hyung kalau mau mengajakmu pergi," ujarnya tiba-tiba. Ia menaruh kembali helmnya dan hendak kembali ke pintu rumah. Aku segera menahan ujung jaketnya dan menariknya kembali. Ketika itu terjadi, aku melihat Jisoo Oppa mengintip dari jendela. Ia membuka sedikit gorden dan melihat dari celah itu. Apa dia pikir aku takkan tahu?

Aku langsung menatap Jinhwan, berpura-pura tidak melihatnya. "Jangan, langsung pergi saja."

"Ehh? Kenapa? Tumben sekali," tanyanya. Kedua alisnya bertaut.

Aku menghela napas dan memutar bola mataku. "Nanti saja kuceritakan ya? Sekarang, kita jadi pergi kan?"

"Tentu," sahutnya. Akhirnya, tanpa banyak bertanya Jinhwan memakai helm dan juga menaiki scooter-nya. Aku segera menyusul naik setelah scooter itu menyala lalu membiarkan Jinhwan membawaku meski aku tidak tahu ke mana tepatnya ia akan membawaku pergi.

Brother in Law [Seventeen Imagine Series]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang