Insomnia

2.5K 439 184
                                    

Yuhu~ siapa yang kangen? /krik krik/

Apa kabar teman-temanku yang cantik dan tampan? Maaf ya sepertinya aku gak bisa update secepat dulu because karena rupanya tugas kuliah itu bikin sakit kepala :') tapi paling engga seminggu sekali kok, tenang. Aku juga gak bisa jauh-jauh dari dunia oranye yang menyenangkan ini :')


Happy reading!^^



~°~°~


Aku menatap kosong lembar undangan yang tergeletak di atas mejaku sejak pagi tadi. Undangan dengan konsep sederhana yang anggun.

Kwon Soonyoung & Min Soora

Aku menghela napas. Setelah itu memasukkan undangan itu ke dalam tasku dan beranjak. Berhubung aku kena jadwal lembur, hanya tersisa diriku dan Jihoon di ruangan. Ya, harusnya begitu. Tapi Jihoon keluar dan belum kembali lagi.

Aku merapihkan beberapa berkas yang berantakan di atas meja lalu menulis kalimat pamit pada secarik kertas dan menaruhnya di meja Jihoon. Aku ingin segera pulang, menunggu Jihoon mungkin akan memakan waktu yang lama.

Ceklek...


Pintu ruangan terbuka tepat ketika aku berbalik dari meja Jihoon. Pria itu masuk ke dalam ruangan dengan secangkir kopi di tangannya.

"Ohh... Kau mau pulang?" tanya Jihoon. Ia melirik jam dinding di sisi kiri ruangan yang menunjukkan pukul tujuh malam. "Hati-hati."

"Pekerjaanku sudah selesai, jadi aku duluan ya Sunbae?"

Jihoon mengangguk. Ia berjalan menuju mejanya dan menaruh cangkir di sana. Aku membungkuk dan bergegas pergi. Tapi, suaranya menghentikanku.

"Tunggu..."

Aku segera berbalik, kembali menatap Jihoon. "Ya?"

"Aku minta maaf," ujarnya. Aku mengerjap pelan, mencoba memerhatikan perubahan raut wajah Jihoon. Dia tampak serius. Tapi, untuk apa meminta maaf padaku?

"Aku berteman dengan Soonyoung sejak awal sekolah menengah. Aku tahu apa saja yang ia lakukan dan pikirkan, tapi aku tak memberitahu apa pun padamu."

"Ahh..." Aku mengangguk pelan lalu tersenyum tipis. "Tidak papa, aku juga sudah tahu sekarang."

"Soonyoung tidak bermaksud menyakitimu. Dia hanya ingin kau bisa memilih tanpa beban."

"Hmm... Aku tahu."

Sekali lagi, aku memberi hormat sebelum akhirnya berbalik. Kali ini benar-benar pergi. Aku menghela napas. Aroma terapi yang sengaja disimpan di lift membuatku sedikit merasa lega.

Aku bergegas keluar ketika lift sampai di lantai dasar. Gedung sudah mulai gelap dan sepi. Tapi petugas keamanan masih berada di gedung dan menyapaku di depan pintu otomatis.

Aku menoleh ke kanan dan ke kiri, mencoba mencari keberadaan Jisoo Oppa yang mungkin sudah pulang. Tapi, yang kutemukan justru Jinhwan beserta scooter kesayangannya.

Ia tersenyum lebar dan melambaikan tangan padaku. Aku membalas lambaiannya dan bergegas menghampirinya. Dalam hati, aku mengeluh.

Brother in Law [Seventeen Imagine Series]Where stories live. Discover now