I'm Tired

2.4K 385 98
                                    

Yuhu~

Aku kembali setelah lama menghilang :')

Ampun guys, aku sakit gigi berkepanjangan yang merambat ke demam dan sakit mata :"


Happy reading!^^



~°~°~



Jisoo Oppa masih menonton televisi di ruang tengah ketika aku pulang. Jam sudah menunjukkan pukul setengah dua belas malam. Ia pasti menungguku.

Ia langsung mematikan televisi dan menoleh ke arahku ketika aku berjalan mendekat. Ia membuka mulut, hendak menyemprotku dengan kalimat panjang. Tapi, sebelum itu terjadi aku memberinya tatapan kosong. Aku duduk di sofa yang bersebelahan dengannya dan bersandar. Aku menatap lurus ke depan dengan tatapan kosong. Otakku masih berusaha mencerna keadaan.

"Kau kenapa?" tanyanya. Ia melirik ke arah pintu lalu kembali menatapku. "Mana Jinhwan? Dia tidak mengantarmu pulang? Ini kan sudah malam."

"Aku shock berat," ujarku tanpa menjawab satu pun pertanyaannya. Aku menatapnya, masih dengan tatapan bingung. "Ini mimpi atau bukan?"

Kening Jisoo Oppa berkerut. "Apa yang kau maksud? Ini nyata. Perlu kucium supaya sadar?"

"Tidak perlu," ujarku seraya menahannya yang hendak berpindah ke sofa di sebelahku. "Woah, Kim Jinhwan itu benar-benar sulit dipercaya."

"Ada apa sih?" tanyanya jengkel. "Aku sama sekali tidak mengerti. Jelaskan bisa?"

"Jinhwan menghamili anak orang."

"Apa?!" pekiknya. "Jinhwan apa?!"

Jisoo Oppa benar-benar pindah duduk ke sampingku. Aku menyerongkan posisi dudukku untuk menghadapnya dan memberinya tatapan serius.

"Kau tahu dia sudah bertunangan?" tanyaku yang langsung dibalasnya dengan anggukan.

"Itulah salah satu alasan mengapa aku membiarkanmu sering bertemu dengannya."

"Baru-baru ini dia putus dengan tunangannya." Jisoo Oppa membuka mulutnya, hendak melontarkan pertanyaan tetapi aku langsung membungkamnya. "Jadi, waktu kau pergi dinas di luar kota itu aku dan Jinhwan bertemu lalu pergi ke kedai tteokboki di pinggir jalan. Tunangannya itu melihat kami dan salah paham. Saat kita ke Jepang itu Jinhwan meneleponku dan mengatakan kalau mereka putus. Dan ternyata ..."

"Ternyata?" tanyanya tak sabaran. Ia yang kesal karena aku menggantungkan ucapan terakhir itu menarik hidungku kuat. Aku terkekeh geli seraya mengusap hidungku.

"Ternyata Jinhwan tadi mabuk berat karena patah hati. Aku membawanya ke rumah Narae, tunangannya, dan mencoba meluruskan hal yang perlu kuluruskan. Jinhwan itu pernah mengeluh karena Narae banyak sekali berkomentar soal dirinya, padahal biasanya tidak pernah. Ketika kuselidiki ternyata Narae itu hamil," jelasku bangga. Ya padahal aku tidak menyelidiki, tapi tidak sengaja tahu.

Jisoo Oppa tampak terkejut. Ia tak berkomentar, sepertinya terkena shock terapi.

"Wah," gumamnya setelah sekian lama terdiam. Ia menggeleng pelan. "Kim Jinhwan ajaib sekali. Dia makan apa bisa berubah sebanyak itu? Dulu dia sangat pemalu dan polos."

"Sampai sekarang juga begitu makanya aku sangat terkejut." Aku menyandarkan kepalaku di tubuhnya. Hendak memejamkan mata karena aku amat sangat mengantuk. Tetapi, baru saja melakukan niatku sebuah sentilan mendarat di kening.

"Aww!" Aku langsung menjauh dan memegangi keningku. Aku mengerucutkan bibir sebagai bentuk protes.

"Jangan tidur sekarang. Sana mandi air hangat dulu. Aku akan membuatkan ramyeon."

Brother in Law [Seventeen Imagine Series]Where stories live. Discover now