Special Chapter - Why?

2.9K 497 93
                                    

Tadinya mau langsung bikin next chapter. Tapi ehh tiba-tiba kepikiran bikin special chapter tentang apa yang terjadi sama Jisoo selama mabuk :')

Siapa tau ada yang penasaran juga ye kan...


Happy reading!^^



♡♡♡



Pria dengan kemeja biru muda itu menghela napas lega dan menjatuhkan tubuhnya ke atas kursi kerjanya. Kedua sudut bibirnya tertarik mengulas sebuah senyuman. Ia merasa begitu lega. Setelah seharian berkutat dengan karton lebar, beberapa penggaris raksasa, dan pensil beserta angka-angka yang rumit, ia berhasil menyelesaikan pekerjaannya dengan cepat.

Ia melirik ke arah jam digital di atas mejanya. Jam telah menunjukkan pukul empat lewat limabelas menit. Dia harus bergegas pulang.

Pria itu mulai merapihkan peralatannya dan memasukkannya ke dalam tas kantornya. Ia kemudian beranjak untuk mengambil mantel yang tergantung di sudut ruangan, lalu bergegas keluar dari ruangannya.

"Ohh! Jisoo! Kau sudah selesai?"

Pria itu menoleh ketika mendengar namanya terpanggil. Ia tersenyum pada sosok pria yang tengah memegang cangkir kopi. "Tepat waktu," ujarnya ceria. "Aku akan segera pulang dan menyiapkan makan malam untuk (y/n). Bagaimana denganmu, Jungshin?"

"Pekerjaanku masih banyak. Sepertinya aku akan lembur supaya akhir pekan mendapat hari libur," ujarnya. "Kenapa kau menyiapkan makan malam untuk adik iparmu itu?"

Jisoo tersenyum. "Dia baru keluar dari rumah sakit dan mulai bersikap baik. Dia sudah mau mendengarku untuk makan tepat waktu dan makan makanan sehat. Jadi, aku akan menyiapkan makanan yang enak untuknya hari ini."

"Kau terlihat bersemangat." Pria bernama Jungshin itu tertawa. "Kalian terdengar seperti pasangan."

"Eyy... Jangan becanda," sahut Jisoo seraya mengibaskan tangannya.

Tapi Jungshin tersenyum lebar. "Aku serius."

Jisoo menanggapi itu dengan sebuah senyuman. Ia kemudian pamit dan bergerak cepat menuju basement. Ia segera masuk ke dalam mobil dan bersiap untuk pergi. Baru saja sampai di luar gedung, ponselnya berdering, tanda pesan masuk. Tapi deringannya terdengar berbeda. Deringan khusus yang dipasangnya.

Pria itu akhirnya menepikan mobil dan memeriksa ponselnya. Ia tersenyum kala mendapati nama adik iparnya tertera di layar ponselnya. Ia segera membuka pesan itu dan membacanya.



Kim (y/n)

Oppa... Sepertinya aku akan makan malam di luar.

Aku bersama Soonyoung.



Senyuman yang sejak tadi menghiasi wajahnya mendadak luntur. Ia menghela napas berat sebelum mengeluarkan aplikasi itu tanpa membalas pesannya dan beralih pada kontak untuk menghubungi seseorang.

Jemarinya bergerak untuk menekan tombol hijau ketika behasil menemukan kontak yang dituju. Ia kemudian mendekatkan ponselnya pada telinga dan menunggu seseorang menyahut dari sana.

"Ohh... Jisoo. Tumben sekali. Ada apa?"

"Jeonghan... Kau punya waktu luang?" tanyanya seraya melirik radio dan mulai tertarik untuk memutar musik.

Brother in Law [Seventeen Imagine Series]Where stories live. Discover now