Just Look at Me

3K 484 264
                                    

Hello guys^^

Sorry for late update :')

Jadwal padet banget serius beberapa hari ini :( cek hp juga udah jarang :')

Adakah yang menunggu? Maap ya lama :'


Happy reading!^^



~°~°~



Aku mengintip ke dalam kaca mobil sedan berwarna putih yang terparkir di tempat drop off. Aku sudah menunggu cukup lama. Tapi, pemilik mobil ini tetap tak terlihat meski aku memutar tubuhku berkali-kali demi menemukan sosoknya.

"Aku duluan ya? Eomma menelpon."

Aku melirik Wonwoo yang berdiri di sampingku sambil menatap layar ponselnya. Dengan berat hati, aku mengangguk. Wonwoo menepuk bahuku sebelum akhirnya berbalik pergi menuju tempat parkir motor.

Aku menghela napas. Sekarang, aku harus menunggu Jisoo Oppa sendirian.

Sekali lagi, aku mencoba memeriksa ke dalam kaca yang gelap. Iseng, aku mencoba membuka pintunya yang langsung terbuka pada percobaan pertama.

"Heol! Dia lupa mengunci pintu?!" Kenapa dia ceroboh?

"Boo!"

Aku terkesiap dan berbalik. Sesegera mungkin memasang wajah jengkel ketika orang yang kucari berada di belakangku dengan cengiran lebar.

"Oppa sangat menyebalkan," ujarku.

"Kau takkan mengataiku menyebalkan setelah malam berlalu."

Aku mengerjap pelan. "Memangnya ada apa malam nanti?"

Ia tidak menjawab. Hanya memberiku senyuman tipis yang menawan –dan tentu saja membuatku tak dapat berkutik. Tanpa menunggu lagi, aku masuk ke dalam mobil. Jisoo Oppa masih mempertahankan senyumnya sampai masuk ke dalam dan menyalakan mesin mobil.

"Oppa tadi ke mana? Kenapa pintu mobilnya tidak dikunci?"

Ia melirik ke arahku, lagi-lagi menggunakan senyum yang sama dengan yang tadi pagi. Sungguh, ini membuatku curiga.

"Aku bersembunyi. Sengaja, sampai Wonwoo pergi. Lagipula dari tempat sembunyi mobilnya masih kelihatan."

"Kenapa?" selidikku.

"Karena kalau Wonwoo masih di sini aku tidak bisa memberikan ini padamu."

Ia tiba-tiba menunduk, merogoh saku di balik mantelnya. "Tadaaaa!"

Ia memberiku semua heart sign dengan jari. Aku mengerjap pelan. Ia tertawa, membuatku semakin bingung dengan tingkahnya.

"Aku bercanda," sahutnya. Ia kemudian membalikkan tubuh ke belakang. "Aku mau memberimu ini."

Ia mengeluarkan sebuket bunga lily putih dari jok belakang dan memberikannya padaku. Jantungku berdebar. Ini pertama kalinya aku mendapat buket bunga dari seorang pria –yang kucintai.

"Untukku?" tanyaku ragu ketika menerimanya. Entah kenapa, aku tak bisa memikirkan kata yang tepat.

Jisoo Oppa mengangguk. Ia meraih tanganku dan menggenggamnya. "Tahu arti bunga ini?"

Brother in Law [Seventeen Imagine Series]Where stories live. Discover now