Bagian 13

1K 73 6
                                    

Tempat yang dirahasiakan
Selasa, 23 Maret 11.57 AM

Skin Face memperhatikan deretan foto di hadapannya. Bulan ini ia akan membunuh kurang lebih dua mode lagi setelah Kenya Holloway. Matanya menatap benci semua wanita berpose seksi di hadapannya. Mereka hanyalah makhluk-makhluk menjijikkan yang tak pantas untuk hidup. Disini, Skin Face berperan sebagai seorang malaikat pencabut nyawa yang akan membawa kesengsaraan serta sakit yang luar biasa untuk orang yang pantas menerimanya.

Melihat korbannya menangis sambil memohon membuat sesuatu yang berada dalam dirinya tertawa senang. Jeritan demi jeritan serta teriakan yang dikeluarkan korban, terdengar seperti lagu pengantar tidur yang baik untuknya. Tentu saja ia akan tidur nyenyak setelah mendengarkannya.

Lalu pandangannya beralih kepada wajah Max yang sedang berada di TKP. Ia tertawa mengejek sambil memperhatikan kerutan demi kerutan di wajah Max. Menjadi kejaran pria itu sangat lah menyenangkan. Dan sampai kapan pun, Max dan polisi-polisi tolol itu tak akan pernah menemukannya. Ia adalah hantu, yang tak akan pernah dapat di deteksi dengan apapun.

Senyum miringnya kembali terbit saat melihat wajah Annabeth. Detektif perempuan yang telah membuat Max mencintainya hanya dalam waktu dekat. Skin Face berjanji, ia akan bermain-main dengan wanita itu suatu saat nanti. Setelah semuanya berakhir, ia akan membuat permainan baru yang lebih menyenangkan. Mungkin setelah sekian lama, membunuh model akan semakin membosankan. Walaupun dendamnya tak akan pernah surut kepada semua model, tapi setidaknya ia memiliki permainan baru yang pastinya akan lebih menyenangkan sekaligus menenggangkan. Para detektif bodoh itu akan menjadi mainan barunya suatu saat ini. Tapi entah itu kapan, ia sendiri pun tak pernah tahu.

Ia menenguk brendi langsung dari botolnya. Orang itu tertawa nyaring, membuat suaranya terpantul ke setiap sudut rumahnya sendiri. Tangannya mengambil pistol yang tergeletak di atas tempat tidurnya sendiri, lalu menembakkannya ke sembarang arah. Skin Face senang melakukan ini, menembak setiap sudut rumahnya sendiri. Menganggap bahwa objek yang di tembaknya adalah orang-orang menjijikkan yang patut mati dan membusuk di neraka.

Lalu, tiba-tiba ia menangis. Ia menjatuhkan pistol serta botol brendinya---membuat benda itu pecah dan berserakan di lantai---serta cairan brendi yang mengalir di lantai kayu miliknya.

Skin Face duduk di sisi tempat tidurnya, di atas lantai yang dingin. Ia menenggelamkan wajahnya ke dalam lipatan tangan serta kaki yang ia tekukan. Air matanya mengalir deras. Pikirannya melayang pada ingatan menyenangkan yang ia lalui beberapa tahun yang lalu. Saat ia sendiri masih berbahagia bersama dia. Menghabiskan waktu bersama, mengelilingi kota saat sore hari dan berhenti di taman kota untuk menyegarkan diri. Mereka menghabiskan waktu dengan senyum dan tawa serta rasa saling menyayangi dan mencintai yang sangat kuat. Ketika dia sakit, ia sering memberikan bunga mawar kepadanya. Membuat dia tersenyum dan mengucapkan terima kasih beberapa kali. Namun, karena dia pula ia merasakan sakit hati yang sangat dalam serta dendam dan kebencian yang berkobar besar pada para model sialan itu.

***

California, Long Beach
Selasa, 22 Maret 14.20 PM

Max merebahkan dirinya di tempat tidur setelah melepaskan sepatu dan kaus kakinya. Setelah pergi dari flat milik Annabeth, Max mengambil mobilnya yang tertinggal di parkiran club, lalu memutuskan pulang ke rumahnya sendiri untuk mendinginkan kepalanya yang terasa ingin meledak.

Pertengkarannya bersama Annabeth kembali terlintas di pikirannya. Ia masih ingat bagaimana wanita itu memandangnya, serta tatapan tajam yang diperlihatkan Annabeth di depannya. Bahkan sepanjang sarapan yang dilakukan mereka berdua, Annabeth berusaha untuk tak menatap wajahnya.

Semua pertanyaannya selama ini sudah terjawab dengan jelas. Annabeth tak pernah menginginkannya, wanita itu tak pernah menganggap serius hubungan mereka di masa lalu. Annabeth tak pernah mencintainya, seperti ia mencintai wanita itu. Lalu apa artinya semua kenangan menyenangkan yang pernah mereka buat. Apa itu hanyalah sebuah kenangan kecil yang akan segera terlupakan hanya dalam hitungan jam setelah mereka melakukannya?

Max menutupi wajahnya menggunakan bantal, menghembuskan nafasnya beberapa kali dengan cara yang kasar. Inilah sebabnya, Annabeth meninggalkannya. Wanita itu tak pernah menginginkan hubungan bersamanya, Annabeth merasa bosan dengan hubungan mereka. Mungkin itu penyebab Annabeth meninggalkannya tanpa alasan yang jelas. Kenapa kau tega melakukan semua ini kepadaku, sayang.

Bahkan di saat yang menyakitkan, Max masih dapat menyebut wanita itu dengan panggilan intim yang sering mereka lakukan, dulu.

Tanpa di sadarinya setetes air mata mengalir dari bola matanya. Pria itu menangis, menagisi hal yang membuatnya semakin hancur berkeping-keping. Max hanyalah seorang pria yang tentunya juga memiliki perasaan. Pria itu dapat menangis dan sialnya ia menangis hanya karena cinta.

Pria yang menangis lebih menyakitkan dari pada wanita yang menangis sambil menjerit-jerit. Jika pria sudah menangis, mungkin pria itu sudah tidak tahan dengan apa yang ia hadapi. Sial! Seharusnya aku tak menangis hanya karna cinta. Yang lebih memalukannya lagi, aku menangis hanya karna seorang wanita yang tak menginginkanku. Benar-benar memalukan.

Cinta benar-benar dapat melemahkan orang yang terkuat sekali pun. Mungkin itulah yang disebut sebagai kekuatan hebat dari sebuah cinta.

Dengan cepat Max menghapus air mata yang mengalir di wajahnya. Ia bangkit dari tidurnya ketika mendengar bel rumahnya berbunyi. Max keluar dari kamarnya, berjalan menuju pintu keluar. Ketika membuka pintu, ia di hadapkan oleh seorang kurir laki-laki yang membawa sebuah surat, mungkin.

"Ada yang bisa kubantu?" tanya Max saat pria kurir itu hanya memperhatikannya. Max keluar dalam keadaan bertelanjang dada. Bukankah itu hal yang wajar untuk sesama laki-laki. Kecuali jika pria di depannya seorang gay. Max bergidik sendiri dengan pemikiran konyolnya.

Pria kurir itu menenguk salivanya. "Aku mencari Detektif Maxiwell Hunter."

"Kau sudah menemukannya, ada apa?"

"Ah ya. Ini paket untukmu, Sir." kurir itu memberi amplop berwarna cokelat kepadanya kaku memberikan selembar kertas serta pulpen.

"Silahkan tanda tangan disini." tunjuk kurir tersebut di bagian bawah sebelah kanan.

Max menyerahkan kertas dan pulpennya. Ia manatap bingung amplop yang berada di tangannya. Ia menatap kurir yang masih menatapnya tersebut lalu ia berusaha memperlihatkan senyum terlebar yang pernah ia miliki.

"Terima kasih." ucap Max lalu menutup pintu tanpa menunggu kurir itu pergi.

Max duduk di sofa yang terletak di depan perapian yang terbuat dari batu alam besar serta beberapa kerikil yang terlihat seperti emas berkilauan. Tangannya membuka amplop tersebut dan mendapatkan sebuah kartu undangan asing, untuknya.

Kartu tersebut berbentuk setengah lingkaran dengan beberapa ornamen berbentuk bunga serta gambar vektor seorang wanita yang mengenakan gaun panjang bertubuh seksi. Max memutuskan membuka kartu undangan tersebut, untuk membacanya.

Kepada para tamuku, yang terhormat...

Aku mengundang kalian semua yang menerima undangan ini, untuk datang ke acara pesta yang kuadakan sendiri. Yang akan diadakan pada;

Tanggal: 25 Maret 2017

Hari: Kamis

Waktu: 19.00 PM - 01.59 AM

Tempat: Viceroy L'Ermitage Beverly Hills. Jl. 9291 Burton Way, Beverly Hills, CA 90210, Amerika Serikat

Tema: Pesta malam

Ps: Aku harap, kalian yang kuundang akan datang ke pestaku.

Tertanda di bawah ini

Anne Efron
Amerika Serikat, California, Selasa 23 Maret 2017

Max mengerinyitkan keningnya. Tidak biasanya ia mendapatkan undangan pesta. 

Max meletakan kartu undangan tersebut di atas perapian. Ia memutuskan untuk mandi agar dapat memulihkan kembali pikirannya yang sangat kacau hari ini. Hari ini ia benar-benar melalui hari yang buruk dari semua hari buruknya.


 A Lady of Killer (TELAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang