Bagian 6

1.5K 108 12
                                    

California, Beverly Hills
Sabtu, 20 Maret, 01.10 AM

Lampu kamar Paige tiba-tiba menyala. Rose mendekat ke jendela kamar Paige sambil melambaikan tangan dengan pistol yang masih bertengger, kepada wanita yang meringkuk diatas ranjang sambil menggiti selimutnya. Rose tersenyum, ia senang melihat korbannya diliputi rasa takut yang sangat besar. Kalau bisa, ia ingin membuat korbannya gila dan mendekam di rumah sakit gila sambil meringkuk di sudut tempat tidur karena takut dengan dirinya

Saat ini, hanya dialah yang berkuasa!

"Kau akan mati, bitch!" Rose menggerakkan bibirnya sambil meniupkan nafasnya di kaca jendela.

Rose melangkah mendekati pintu rumah Paige. Ia menginjak begitu saja tubuh penuh darah polisi tambun yang menghalangi pintu. Ketika tangannya memegang gagang pintu, Rose menggeram tak suka karna pintu yang terkunci. Rose menyiapkan pistolnya, mengunci pandangannya terhadap gagang pintu berwarna silver. Lalu menekan pelatuk hingga terdengar bunyi tembakan yang memekakkan telinga. Bersyukurlah karna Paige memiliki rumah di kawasan yang sepi.

Rose melangkah masuk, ia mengambil pisau yang diselipkan di mantel dan juga sepatu botsnya. Matanya menatap sekeliling rumah Paige yang gelap. Hanya satu ruangan yang lampunya menyala, membuat Rose tersenyum mengerikan. Psikopat itu yakin, bahwa itu kamar Paige, wanita bodoh yang diincarnya.

Rose berjalan dengan satu peluru yang ditembakkannya secara acak. Ia yakin, hal itu semakin membuat Paige meringkuk ketakutan di kamarnya. Dengan kaki yang dibalut sepatu bots, Rose menendang pintu kamar Paige yang tidak terkunci. Namun yang didapatinya hanyalah sebuah kamar gelap tanpa penghuni.

Rose melirik jendela. Jendela masih tertutup rapat dengan gorden berwarna pastel yang menutupinya. Suara dering ponsel mengalihkan perhatiannya. Dari tempatnya berdiri, Rose dapat melihat sebuah benda pipih yang menyala di atas tempat tidur.

Ia melangkah dengan cepat, mengambil ponsel yang menampilkan nama 'Detektif Annabeth Sutherland' membuatnya menyeringai kejam.

"Mari kita buktikan kehebatanmu, Sutherland." desisnya. Lalu tanpa diduga, Rose membanting ponsel Paige hingga hancur.

Lagi. Rose menembakkan pistolnya kearah lemari sehingga terdengar pekikan kencang dari dalamnya. Rose tersenyum, ia berjalan melangkah kearah lemari, membukanya dengan kasar sehingga menampilkan Paige yang meringkuk di dalam lemari dengan lengan yang mengeluarkan darah. Mungkin pelatuk yang ditarik olehnya, mengenai lengan wanita itu.

"Disini kau rupanya, wanita keparat!" suara Rose terdengar mencengkam seakan mencekik leher Paige tanpa tindakan.

"Ja.. jangan bunuh aku, hiks... kumohon." Paige menangis. Wanita itu semakin meringkuk di dalam lemari. Tatapannya sangat jelas memancarkan ketakutan.

Tanpa menghiraukan perkataan Paige, Rose mencengkeram rambut wanita itu. Ia menyeret tubuh Paige keluar dari lemari lalu melempar tubuh Paige ke atas tempat tidur. Darah semakin mengalir deras dari lengan wanita itu, sesekali ia memandang Paige yang meringis sambil menutupi lengannya yang tertembak.

Rose berdiri di hadapan Paige. Ia membuka penutup kepala yang menutupinya, membuat Paige membelak tak percaya.

"Kau?!" pekik Paige.

"Tentu saja aku bodoh. Kau pikir siapa yang berani membunuh model menjijikkan seperti mereka!" Rose kembali tertawa.

Dengan cepat, Rose mengeluarkan pisau kecilnya lalu melemparkannya kearah Paige sehingga mengenai paha terbuka wanita itu. Pisau kecil itu, menancap terlalu dalam. Darah merah menggiurkan langsung mengalir deras membuat bed cover yang berwarna putih berubah menjadi merah menyegarkan.

 A Lady of Killer (TELAH TERBIT)Where stories live. Discover now