Bagian 10

1.3K 89 2
                                    

California, LAC+USC Medical Center, 2051 Marengo St, Los Angeles, CA 90033, Amerika Serikat.
Senin, 22 Maret 10.45 PM

Bunyi gemeletuk sepatu hak tinggi serta sepatu pantofel bersuara bersahutan di lorong panjang yang sepi. Annabeth berjalan cepat meninggalkan Max yang masih berlari di belakangnya. Wanita itu tidak memperdulikan suara Max yang menyuruhnya menunggu pria itu. Annabeth terus berjalan, ketika tempat yang mereka tuju berada di depan mata, Annabeth membuka pintu dengan cepat, masuk terlebih dahulu tanpa menunggu Max. Untuk kesekian kalinya, pria itu kembali ditinggalkan.

"Mengapa kau senang sekali meninggalkanku?!" ucap Max saat pria itu berada di samping Annabeth dan dokter William.

Annabeth hanya diam. Wanita itu menatap kearah Max sekilas lalu beralih kearah dokter William dengan senyum lebar. Hal itu membuat kobaran di dalam diri Max yang meredup kembali berkobar seperti Annabeth yang mengobrol dengan teman lelakinya dulu, saat mereka masih bersama, bersatu dalam ikatan cinta.

"Apa kau menemukan sesuatu, William?" ujar Annabeth tanpa memperdulikan pertanyaan Max sebelumnya.

William menghembuskan nafas. "Semuanya bersih, tidak ada sidik jari sedikit pun. Bahkan aku sudah mencobanya di laboratorium. Pembunuhan ini juga membuatku pusing selama dua tahun."

"Sebenarnya kami tidak yakin kali ini di bunuh dengan orang yang sama. Tidak ada sapu tangan. Lagi pula pembunuhan dilakukan dengan cara berbeda dengan pembunuhan sebelum-sebelumnya." ucap angkat bicara.

"Jika saja aku bukan seorang dokter, sudah dipastikan aku akan muntah jika menghadapi mayat sehancur itu selama berjam-jam. Tubuhnya benar-benar rusak."

"Bagaimana dengan jantungnya, apa kau sudah memeriksanya?" tanya Annabeth.

"Jantung korban mengandung alkohol dalam kadar tinggi---"

"Maksudmu, Mrs. Richardson peminum berat?"

"Tidak, alkohol yang dimaksud bukan alkohol yang dikandung dalam minuman keras. Tetapi alkohol yang digunakan untuk kesehatan. Tidak hanya jantungnya, seluruh isi perutnya juga mengandung alkohol. Terlebih lambungnya, lambung korban terdapat luka, tetapi bukan luka yang disebabkan oleh benda tajam."

"Luka apa? Aku tidak melihatnya?" Annabeth mendekat kearah tubuh Paige. Ia mengamati belahan yang menganga lebar di depan mata. Max berdiri di sampingnya, sedangkan William berdiri di hadapannya, menjelaskan mengenai tubuh Paige.

"Luka ini," William menunjuk luka yang mulai mengering. "Bukan disebabkan oleh benda tajam. Ini luka yang di sebabkan baham kimia seperti alkohol. Alkohol yang masuk melalui mulut saja dapat menyebabkan kerusakan pada organ dalam tubuh."

"Jadi maksudmu, lambung dan organ dalam Paige lainnya di siram langsung dengan alkohol dengan volume yang cukup banyak." Max mulai memahami apa yang terjadi pada Paige yang malang.

"Yap, begitulah. Sesuatu yang disiram atau mengandung kadar alkohol terlalu tinggi akan menyebabkan efek yang sangat buruk. Aku yakin, sebelum berhenti berdetak jantung pembunuh itu menyiram jantung korban dengan Alkohol. Sehingga jantung Mrs. Richardson yang berdetak pelan, tiba-tiba berdetak cepat lalu berhenti tiba-tiba. Itulah yang terjadi jika jantungmu mengandung alkohol, apalagi para pemabuk."

Annabeth melirik Max melalui ekor matanya. Dia tahu dan pria itu salah satu dari ribuan para penikmat minuman beralkohol dengan kadar tinggi. Jangan lupakan makanan cepat saji yang selalu dikonsumsi Max. Mungkin pria itu tidak akan berumur panjang jika terus menjalani kehidupannya yang jauh dari kata sehat.

"Ada satu hal yang membuatku bingung." suara William memecah keheningan. Membuat Max dan Annabeth menatap bersamaan kearah pria berjas putih tersebut.

 A Lady of Killer (TELAH TERBIT)Where stories live. Discover now