Bab 41 sepenuh hati!

7.9K 1.1K 46
                                    

Bintang menatap air laut nun jauh di sana

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Bintang menatap air laut nun jauh di sana. Angin laut memainkan riak rambutnya yang tidak terikat.

Damai. Sepertinya selama hidupnya Bintang baru merasakan kedamaian seperti ini. Dia benar-benar merasa bebas dan tidak harus menuruti aturan.

Di sini Rio memberikan apapun yang di mintanya. Bahkan kini dia sedang berada di dalam kamar di resort di kawasan pantai Parangtritis. Rio menurutinya. Dan menyewa secara ekslusif kamar yang di tempatinya kini.

Bisakah hidupnya damai seperti ini terus? Jauh dari keriuhan kota Jakarta. Jauh dari seluruh keluarganya yang selama ini di patuhinya. Meski dia memang sangat menyayangi papa dan mamanya. Terkadang Bintang ingin keluar dari cangkang perlindungannya.

Tapi selama ini papanya terlalu menjaganya. Membuat dia merindukan segala hal yang tidak bisa di jalaninya.

Bintang menunduk dan mengusap-usap perutnya. Tersenyum karena ada buah cinta dirinya dengan Rio. Pria itu tampaknya masih sedikit gelisah hari ini. Pasti ada sesuatu yang dikatakan kakaknya membuat Rio menjadi sedikit muram saat ini.

Bintang beranjak dari duduknya. Angin senja membuat tubuhnya sedikit menggigil kedinginan. Saat ini dia memang berada di balkon kamarnya. Rio sudah meninggalkannya untuk mandi lebih dari 30 menit yang lalu.

"Maaf Key. Aku dan Bintang tidak bisa menjengukmu saat ini. Kondisi Bintang juga masih lemah dan tidak boleh melakukan perjalanan jauh lagi. Aku dan Bintang ada di Yogya saat ini."

Bintang menghentikan langkahnya saat mendengar pembicaraan Rio. Pria itu telah duduk di tepi kasur dengan memunggunginya dan juga ponsel menempel di telinganya.

"Aku tidak akan mengabaikanmu tidak. Aku kan sudah bilang kalau kamu sudah aku anggap saudara. Begitupun dengan Bintang yang mau menerimamu. Tapi aku benar-benar minta maaf karena tidak bisa ada di sana di saat kamu butuh. Maafkan aku."

Bintang menghela nafasnya. Hatinya sedikit berjenggit mendengar nada sedih dari ucapan Rio. Pria itu pasti merasa sedih karena tidak ada di samping Keysha saat ini.

Dengan langkah perlahan Bintang mendekati Rio. Suaminya itu baru saja mematikan ponsel dan memasukkannya ke dalam saku celananya.

"Hai, udah selesai mandinya?"

Bintang mengucapkan itu membuat Rio langsung menoleh kepadanya. Ada senyum lembut yang kini menyambut Bintang.

"Hai. Aku baru saja berganti pakaian."

Rio beranjak dari duduknya. Lalu  meraih Bintang untuk duduk di sampingnya.

"Kenapa tanganmu dingin sekali. Pasti kamu kedinginan ya?"

Rio menyentuh bahu dan lengan Bintang. Yang sore ini memang hanya memakai kaos oblong dan celana selutut.

"Iya nih dingin."

Bintang memang kedinginan dan merapatkan tubuhnya untuk lebih dekat kepada Rio. Pria itu langsung meraihnya dan kini mendekapnya erat.

"Mau tidur awal? Kamu kan tidak boleh kecapean?"

Rio mengecup lembut kening Bintang. Membuat Bintang merasa nyaman bersandar di dada bidang pria itu.

"Iya aku ingin tidur." Bintang memang lelah saat ini. Dia tidak mungkin menolak untuk tidur.

"Ya sudah aku peluk kamu sampai kamu tidur ya? Bolehkan?"

Bintang langsung mengangguk dan tersenyum.

"Iya hangatkan aku."

*****

Bintang menggeliat. Dia membuka matanya. Dan mendapati lampu kamar sudah menyala. Jendela-jendela kaca yang mengelilingi kamar itu sudah tertutup oleh tirai. Sedangkan Bintang bisa mendengar dengan jelas debur ombak dari kejauhan.

Hari sudah malam rupanya saat Bintang tadi terlelap. Dia menoleh ke arah sampingnya dan merasa kecewa Rio tidak ada di sana.

Bintang dengan perlahan turun dari atas kasur. Mencoba mencari keberadaan suaminya itu.

Suara dering ponsel milik Rio mengagetkan Bintang saat dia baru saja ingin melangkah menuju kamar mandi. Dia berbalik dan menatap ponsel Rio yang terus berbunyi di atas nakas itu.

Bintang akhirnya melangkah mendekati ponsel itu dan mengambilnya. Nama Keysha lagi-lagi terlihat di sana. Meski dia sudah ikhlas untuk menerima Keysha jadi temannya.

Relung hatinya masih terasa sedikit sakit atas hal itu. Bintang memencet tombol merah untuk mematikan panggilan dari Keysha. Untuk saat ini dia tidak ingin diganggu. Rio hanya miliknya.

Suara pintu terbuka membuat Bintang menatap ambang pintu kamar. Dan mendapati Rio masuk ke dalam kamar dengan membawa sebuah nampan.

"Udah bangun sayang, aku bawakan bubur hangat untukmu. Dan satu gelas susu. Habis itu kamu langsung minum vitaminnya ya?"

Bintang tersenyum saat Rio melangkah masuk dan kini mendekatinya. Dia meletakkan ponsel Rio kembali di atas nakas. Untung saja Rio tidak melihatnya. Pria itu sibuk meletakkan nampan di atas kasur.

Bintang mendekati Rio dan kini duduk di tepi kasur.

"Aku belum lapar Rio."

Bintang menatap makanan di atas nampan.

Rio menunduk dan mengecup kening Bintang lalu duduk di sebelahnya.

"Aku suapin deh. Kamu kan harus makan."

Tapi Bintang menggelengkan kepalanya.

"Tadi sebelum tidur juga baru saja makan. Kamu mau buat aku jadi kayak balon?"

Rio tertawa mendengar ucapan Bintang.

"Balon cantik kan gak papa. Ya makan ya?"

Rio berusaha merayunya. Tapi Bintang kembali menggeleng.
Dia kini menyentuh kancing kemeja yang dikenakan Rio. Lalu membuka kancing teratas secara tiba-tiba.

"Hei aku sudah mandi. Kenapa kamu membuka bajuku?"

Rio menunduk untuk melihat jemari Bintang yang membuka satu persatu kancing kemejanya.

Bintang bertekad malam ini dia akan membuat Rio melupakan Keysha. Satu malam saja, pria itu tidak akan memikirkan siapapun kecuali dirinya. Hanya satu malam ini.

"Siapa yang menyuruhmu mandi. Aku hanya ingin bercinta denganmu."

Ucapannya membuat Rio terkejut. Pria itu bahkan langsung menatapnya dan menyentuh lengannya dengan lembut.

"Hei, istriku mimpi apa ya?"

Bintang menggelengkan kepalanya. Lalu kembali membuka kancing kemeja Rio sampai kemeja itu terbuka dan memamerkan dada bidang milik suaminya itu.

"Mimpi mempunyai suami yang hanya mencintaiku, peduli denganku dan milikku seutuhnya."

Ucapan Bintang membuat Rio menyentuh dagunya dengan lembut. Lalu mengusap bibir Bintang dengan jemarinya.

"Hei aku milikmu Bin. Milikmu!"

Bersambung

Dikit dulu aaahhh biar rame..
Huhuhuhu.

H@NY@ S@TU BINTANGWhere stories live. Discover now