Bab 13 dilema!

8.4K 1.1K 86
                                    

Rio tahu kalau Keysa akan marah

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Rio tahu kalau Keysa akan marah. Dia tidak datang dan menemani Keysa untuk kontrol hari ini. Rio juga tidak tahu apa yang mendorongnya untuk tidak berangkat ke rumah Keysa. Tapi sejak bangun tadi pagi, Rio merasa ingin menemani istrinya. Bintang tampak tulus memasakkannya makanan. Dan ketika wanita itu bilang akan pergi belanja Rio menawarkan dirinya untuk mengantar.

Suara dering ponselnya kembali berbunyi. Dan Bintang melirik dia. Mereka sedang berada di dalam mobil menuju swalayan terdekat.

"Itu kali aja penting Yo. Gak kamu angkat dulu ponselmu?" Rio menghela nafasnya saat mendengar ucapan Bintang.

"Nanti juga bisa, atau kalau bisa kamu ambilin ponselku di saku dan matiin ya." Rio menoleh ke arah Bintang sebentar lalu kbali fokus ke kemudi. Dia tidak ingin Keysha mengganggunya saat seperti ini.

"Ehm emang boleh aku nyentuh ponsel kamu?" pertanyaan itu membuat Rio teringat saat kemarin dia membentak Bintang karena menjawab telepon dari Keysha.

"Maaf. Aku tidak bermaksud membuatmu takut menyentuh semua milikku." Rio membelokkan mobilnya. Kemudian menatap Bintang lagi, sesaat.

"Its Ok Yo. Aku gak masalah kok. Tenang saja." Jawaban Bintang membuat Rio kembali terhenyak. Kenapa Bintang begitu tenang dan tulus saat mengucapkan itu? Kenapa istrinya itu tidak marah kepadanya?

Suara dering ponselnya membuat Rio menghela nafas lagi. Keysha tidak akan menghentikan teleponnya kalau dia belum menjawab.
Akhirnya dengan terpaksa Rio menepikan mobilnya. Dan menatap Bintang untuk meminta persetujuan, tapi istrinya itu tengah asyik mendengarkan musik dengan headseat tertempel di telinganya.

Rio akhirnya merogoh saku celananya dan kini menjawab telepon dari Keysha.

"Ya."

"Kak. Kenapa gak datang? Hari ini jadwal chek up ke Dokter Rina. Aku tidak mau berangkat kalau kakak gak di sini."

Rio kembali melirik Bintang yang masih asyik dengan ponsel dan mendengarkan musik.

"Hari ini aku gak akan ke sana. Ada urusan penting. Kamu bisa ke sana dengan Dokter Rina."

Sekilas Rio kembali melirik Bintang tapi tetap saja Bintang tak menoleh kepadanya.

"Aku tidak mau. Tidak mau!"
Teriakan Keysha membuat Rio menghela nafasnya.

"Baik. Aku akan ke sana."
Lalu segera mematikan sambungan telepon dari Keysha. Dia tidak bisa berkutik untuk hal ini.

Mengulurkan tangan untuk menepuk bahu Bintang, Rio menguatkan diri untuk menyampaikan sesuatu.

Bintang menoleh dan tersenyum cerah sambil melepas headsetnya.

"Ya?"
Rio tidak bisa mengucapkan itu. Dia tidak mau membuat Bintang sedih.

"Owh enggak. Kita lanjutkan perjalanan." Setelah itu Rio kembali ke kemudi dan menyalakan mobilnya.

"Oke...siap lanjut." Melirik Bintang yang berseru riang di sebelahnya. Rio kembali menghela nafasnya, untuk saat ini rupanya dia harus mengesampingkan Keysha. Hanya untuk hari ini. Dia ingin memberikan ucapan terimakasih kepada Bintang karena tidak berprasangka dan menjadi istri yang sangat baik.

*****

Bintang menutup hidung dan mulutnya saat kereta dorong mereka melintasi fresh food di dalam swalayan. Rio mengernyitkan keningnya.

Mereka memang sudah berada di swalayan dan sedang memilih segala keperluan yang di butuhkan.

"Kamu kenapa?"

Mengusap punggung Bintang karena sepertinya Bintang akan muntah. Bintang menggelengkan kepalanya.

"Aku mual kalau mencium bau ikan dan daging. Kenapa ya?" Bintang tampak susah payah untuk menutup hidungnya. Rio kembali menatap Bintang yang sangat terlihat tersiksa itu.

"Ya sudah kamu menjauh. Kamu perlu apa aku yang ambilkan?"

Bintang akhirnya mengamati kereta dorongnya.
"Ehm butuh daging sapi 1 kg sama daging ayam 1 kg. Kamu bisa kan? Maaf ya. Aku sepertinya gak enak badan nih."

Rio mengangguk kan kepalanya lalu menarik kereta itu.

"Kamu ke cafetaria yang ada di depan sana aja. Biar aku yang membayar semuanya. Kamu minum teh hangat atau sesuatu yang bisa buat kamu nyaman ya."

Bintang tidak menolak dan mengangguk. Rio mengamati punggung Bintang yang kini melangkah menuju cafetaria.

****

"Masih mual?" Rio akhirnya menghempaskan tubuhnya di atas kursi yang ada di depan Bintang. Menatap Bintang yang malah tampak pucat pasi itu.

"Aku makin mual. Bau makanan." Bintang membisikkan itu di depan Rio.

Rio mengernyitkan keningnya. Lalu mengulurkan tangan untuk menyentuh kening Bintang.

"Enggak demam. Kamu belum makan tadi?"
Bintang menggelengkan kepalanya.

"Tadi kan sarapan sama kamu." Bintang tampak lesu ketika mengucapkan itu. Bahkan keringat dingin kini tampak di dahi istrinya itu.

"Kita periksa ke dokter saja ya?"
Tepat saat itu ponselnya kembali berdering. Dan Rio hampir mengumpat karena gangguan itu.

Dia mengambil ponselnya dan kini menjawab dengan segera.
"Rio. Kamu segera ke rumah sakit. Keysha perlu tambahan darah untuk cuci darah kali ini. Kondisinya tidak stabil."

Deg

Jantung Rio bagai diremas saat mendengar itu. Dia langsung beranjak berdiri. Membuat Bintang menatapnya dengan bingung.

"Aku antar kamu pulang ya? Aku ada keperluan mendadak."

Dia merasa bersalah memperlakukan Bintang seperti itu. Tapi Keysha lebih membutuhkannya.

Bintang masih bisa tersenyum saat beranjak meski dia tahu istrinya itu sedang sakit.

"Aku diantar ke tempat Dokter Gunawan saja. Aku mau periksa nanti pulangnya aku naik taksi."

Rio terkejut dengan ucapan Bintang. Tapi dia juga harus segera ke rumah sakit.

Akhirnya dia mengangguk.

****

"Maaf aku tidak bisa menemanimu!"
Rio mengucapkan itu saat Bintang melepas seatbeltnya. Dan istrinya itu tersenyum lagi.

"Gak papa kok. Aku tahu kamu sibuk. Dan makasih sudah nyempetin buat nemenin belanja. Itu sangat berarti buatku."

Rio terkejut saat ucapan tulus itu terucap dan Bintang mencondongkan tubuhnya ke dekatnya dan mencium pipinya.

"Aku menunggumu di rumah ya." Bintang tersenyum kembali dan keluar dari mobil. Rio menghela nafasnya lagi. Kenapa semuanya terasa sesak di dada. Semua ini tidak benar. Tapi apa yang bisa dilakukannya. Ada seorang wanita lagi yang membutuhkannya lebih dari Bintang.

Bersambung

Hai..kangen nih Ama kalian hohiho

H@NY@ S@TU BINTANGWhere stories live. Discover now