Bab 34 Patah hati!

8.8K 1.2K 47
                                    

Sirius kembali menegakkan tubuhnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sirius kembali menegakkan tubuhnya. Berusaha untuk kuat. Meskipun semua tubuhnya terasa sakit. Adrian masih terus akan menghajarnya jika saja Papa Langit dan Irgi tak mencegahnya.

Kini dalam posisi berdiri dengan tangan bertumpu pada dinding, Sirius mencoba untuk tetap tegar. Di depannya sudah ada tiga pria yang akan menghakiminya. Dia sudah pasrah menerima apapun itu. Karena memang dia bersalah.

"Kamu ikut ke ruangan papa." Suara papa Langit membuat Sirius mengangguk.

"Pah Iyan juga mau ikut masuk ke dalam. Iyan mau dengerin alasan dia menipu Bintang."

Suara tajam Adrian membuat Sirius kini menggelengkan kepalanya. Lalu menatap kakak iparnya itu.

"Maafkan aku Kak. Maaf."

Adrian masih menatapnya dengan tatapan benci. Dia berdiri di dekat sang papa dan bersedekap.

"Aku tidak akan memaafkanmu. Aku dulu mungkin juga pernah melakukan kesalahan terhadap istriku. Tapi aku tidak mungkin melakukan seperti yang kamu lakukan. Merayu adikku yang polos hanya untuk kamu manfaatkan. Biadab kamu.!"

Adrian kembali emosi. Kakak Bintang itu memang sangat berapi-api saat ini. Dan Sirius tahu itu memang salahnya.

"Yan. Biarkan papa yang bicara sama Rio. Hanya berdua."

Hardikan sang papa membuat Adrian langsung melangkah mundur. Di sampingnya Irgi langsung menahan bahu Adrian saat Sirius melangkah tertatih mengikuti Papa Langit ke dalam ruangan kerja milik Papa Langit.

"Duduk!"

Sesaat setelah pintu itu tertutup. Papa Langit memerintahkannya untuk duduk di sebuah sofa panjang warna putih yang ada di tengah ruangan. Sirius langsung menurutinya. Dia merasakan perutnya terasa kaku dan ngilu.

"Aku kecewa padamu!"

Papa Langit kini duduk di depannya. Tampak mengancam.

"Aku sudah bersahabat dengan papamu begitu lama. Aku percaya kepadanya, dan kamu berani menodai kepercayaan ku itu."

Sirius menatap Papa Langit dengan perasaan bersalah. Dia sudah takut saat ini. Tidak mau kalau papanya mengetahui ini semua.

"Pah. Rio mohon. Hukum Rio seberat-beratnya tapi jangan sampai papa tahu. Rio takut papa nanti jatuh sakit, papa kan jantungnya masih sangat lemah. Rio ngelakuin ini semua buat papa."

Sirius menatap Papa Langit yang kini diam dan menatapnya serius.

Mertuanya itu kini menghela nafasnya.

"Papa sebenarnya tak percaya saat Adrian bilang ada seorang wanita yang kamu biayain. Dan papa juga sangat terkejut saat mengetahui kalau wanita itulah yang kamu lindungi dan kamu cintai. Kamu terlalu picik dengan menikahi Bintang dan hanya menginginkan anak darinya. Sungguh kejam kamu!"

Sirius langsung menatap Papa Langit. Dia sendiri susah untuk menjelaskan semuanya.

"Pa, Rio mohon dengar penjelasan Rio. Keysha itu memang dulu mantan Rio pa. Tapi dulu. Kita sudah putus pa. Tapi dia akhirnya kembali dan menderita sakit parah. Rio bisa apa saat dia memohon untuk kembali kepada Rio. Padahal saat itu Rio sudah tidak mencintainya. Hanya saja Rio masih punya hati. Rio rawat Keysha pa, tulus karena Rio kasihan. Tapi saat itu bersamaan dengan perjodohan Rio dan Bintang."

Sirius menatap Papa Langit yang diam dan masih menunggu penjelasannya.

"Rio awalnya hanya ingin membuat papa bahagia dengan menerima perjodohan ini. Tapi seiring berjalannya waktu Rio sudah jatuh cinta kepada Bintang. Dan sekarang urusannya sudah selesai Pa. Rio sudah melepas Keysha."

Papa Langit menyipitkan matanya. Tampak tidak percaya dengan penjelasannya.

"Semudah itukah kamu mengatakan mencintai Bintang? Padahal kamu masih menemui si Keysha ini?"

Sirius langsung menggelengkan kepalanya lagi. Meski terasa begitu pening.

"Pah, Rio memang salah. Maafkan Rio. Hukum Rio seberat-beratnya. Tapi jangan pisahkan Rio dengan Bintang. Rio sayang sama Bintang."

Papa Langit menghela nafasnya. Lalu beranjak dari duduknya. Sirius mengamati Papa Langit yang kini berdiri di depannya.

"Papa sakit hati karena kamu menipu dan memanfaatkan Bintang. Mungkin belum saatnya papa untuk memaafkanmu. Jadi inilah hukumanmu. Untuk sementara kamu dan Bintang berpisah!"

"Pa!"

Sirius terkejut dengan keputusan Papa Langit. Dia langsung beranjak berdiri.

"Pa pukul Rio! Tapi jangan pisahkan Rio dengan Bintang."

Tapi Papa Langit sudah menggelengkan kepalanya.

"Keputusan papa sudah bulat
Kamu boleh pulang sekarang."

"Pa." Suara Bintang tiba-tiba terdengar. Dan Rio langsung menoleh ke ambang pintu.

Istrinya itu sudah berdiri di sana. Tidak menatapnya tapi menatap sang papa.

"Iya sayang."

Papa Langit kini melangkah mendekati Bintang.

Rio hanya mengamati saat Bintang berbisik di telinga  Papa Langit.

Lalu mertuanya itu menegakkan tubuhnya.

"Rio aku beri waktu kamu 15 menit untuk berbicara dengan Bintang."

Bintang tersenyum dan mengecup pipi sang papa. Dan akhirnya sang papa melangkah keluar meninggalkan mereka berdua.

Sirius langsung menatap Bintang yang kini melangkah mendekatinya.

"Kamu duduk dan aku obati lukamu ya?"

Bintang mengucapkan itu dengan lembut. Tapi Sirius menggelengkan kepalanya.

"Aku hanya ingin memelukmu saat ini. Please!"

Bintang tampak ragu. Tapi kemudian mendekat dan Sirius merasakan kalau Bintang melingkarkan tangan di pinggangnya.

"Hanya untuk 15 menit ya."

Bersambung

Huuuu ini ketik di sela mau masak ekkwkwkw jadi ya segini dulu author padat merayap nih.

H@NY@ S@TU BINTANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang