Bab 01 Wedding!

12.9K 1.3K 41
                                    

Rangkaian bunga lily terhampar begitu indah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rangkaian bunga lily terhampar begitu indah. Taman ini, menjadi saksi bisu pernikahannya sebentar lagi.
Bintang tidak menyangka akan menikah secepat ini. Tapi apa yang bisa di tolak dari pesona seorang Sirius?

Pria itu begitu mempesona, bersikap begitu lembut kepadanya. Setelah lamaran di cafe itu, Sirius langsung melamar secara resmi. Seluruh keluarga besar Sirius menemui keluarga Dirgantara. Kedua belah pihak terlihat sangat gembira.

Dan Bintang, akhirnya bisa tersenyum gembira ketika melihat Papanya mengecup pipinya dengan begitu senang. Bahkan sang papa hampir meneteskan air mata saat mendengarnya mengucapkan menerima lamaran Sirius.

Persiapan pernikahan akhirnya di buat secepat kilat. Sirius ingin segera menikahinya. Dan Bintang tentu saja selama 2 Minggu ini diperlakukan bagai Putri raja oleh Sirius. Dilimpahi berbagai hadiah yang sangat mahal. Bahkan Sirius mengajaknya ke rumah yang baru saja selesai di bangun. Rumah mewah dengan gaya Mediterania dipersembahkan untuknya.

Bintang merasa bagai di alam mimpi. Sirius tak tercela. Meski Bintang masih sedikit ragu dengan kesempurnaan Sirius.

"Aaahhhh bintang kecilkuuuu...kamu sangat beruntung. Tampan, kaya aaahhh." Teriakan kakaknya Bulan yang kini duduk di sebelahnya. Membuat Bintang tersenyum. Bulan sejak mengetahui Bintang dilamar Sirius sudah ribut sendiri.

Kakaknya yang sekarang memiliki dua anak kembar dari pernikahannya dengan Irgi makin menggembungkan pipinya.

"Kenapa aku dulu gak ada yang melamar seperti Sirius?"

"Ngomong apa Bul?" Suara Irgi kakak iparnya membuat Bintang terkekeh. Melihat wajah Bulan yang memucat. Kakak iparnya sudah datang dari arah belakang mereka. Menggendong Si centil Mega dan menggandeng Awan. Dua keponakan yang sudah berusia 4 tahun itu sangat lucu. Cantik dan tampan seperti orang tua mereka.

"Heehehh enggak. Cuma bilang Bintang beruntung gitu."

Bulan tampak salah tingkah di depan suaminya itu. Tapi sang suami melotot galak. Meski hanya pura-pura. Lalu langsung menunduk untuk mengecup bibir Bulan.

Pipi Bintang memerah melihat pemandangan mesra itu. Dia belum pernah di cium oleh Sirius. Selama ini Sirius sangat sopan kepadanya. Dan Bintang menghargai hal itu. Tapi kadang, saat mereka hanya berdua membicarakan pernikahan mereka, Sirius pun tetap tak menggunakan kesempatan itu untuk menyentuhnya.

"Adik Bintang kecilku. Kamu sangat cantik." Bintang tersipu mendengar ucapan Irgi. Pria itu mengerlimg kepadanya.  "Ehmm tapi keluarga Sirius sudah datang. Sekarang saatnya kamu keluar."

"*******

Dengan gugup. Jantung berdegup kencang. Bintang melangkah melewati permadani merah. Dimana di ujung sana sudah menunggu Sirius. Dia tidak berani menatap pria itu. Di sampingnya dia melangkah di dampingi Bulan dan sang Mama.

Ijab qobul sudah terucap, dia sudah resmi menjadi istri dari Sirius Demetrio. Begitu cepatnya. Saat mendengar suara Sirius tadi hati Bintang menghangat. Pria itu dengan satu kali dapat melafalkan ijab qobul dengan tegas.

"Tersenyumlah sayang. Dan angkatlah wajahmu." Bisikan sang Mama membuat Bintang akhirnya mengangkat wajahnya perlahan. Dan terkesiap saat menatap mata hitam kelam milik Sirius. Pria itu terlihat begitu tampan.

Pernikahan yang di laksanakan di taman belakang rumah mereka ini dapat menampung lebih dari 500 tamu undangan.

Bintang tidak ingin pernikahan yang mewah, tapi dia ingin yang sakral. Dengan rangkaian bunga Lily putih dan gaun pengantinnya yang putih. Dia berharap pernikahan ini suci.

Sirius melangkah maju, mendekatinya. Lalu menyentuh bahunya dan mengecup lembut keninnya. Ciuman yang sangat lembut itu terasa begitu menggetarkan hati Bintang.

"Selamat datang. Istriku."
Bintang mengerjap sekali lagi. Dan melihat Sirius tersenyum dengan begitu manis. Pria itu sungguh menatapnya dengan tatapan penuh bahagia.
Semoga ini menjadi awal yang baik untuk mereka berdua.

******

"Alexandria?" Bintang menatap Sirius tak percaya. Hingar bingar resepsi masih terdengar di taman belakang rumahnya. Hari sudah gelap. Ratusan tamu masih silih berganti datang. Tapi Sirius memintanya untuk beristirahat di dalam kamar.

Bintang memang merasa begitu lelah. Dan pria itu menyadarinya. Saat ini, dia tengah duduk di atas kasur yang beraroma mawar. Dimana ada begitu banyak kelopak mawar yang di tebarkan di atasnya. Kamarnya yang sudah di ubah menjadi kamar pengantin itu membuat dirinya takjub.

Sirius mengangguk, melepas jas yang sudah melekat sejak tadi pagi. Lalu duduk di sebelahnya.

"Itu hadiahku untukmu. Kita akan berbulan madu ke Alexandria. Lalu ke Turki. Selama dua Minggu kita akan menghabiskan waktu di sana. Atau kalau kamu masih kurang, kita bisa jadikan waktunya satu bulan." Suara Sirius yang lembut itu membuat Bintang menoleh.

Aroma musk milik Sirius menerpa hidungnya. Dia masih tidak percaya dengan kenyataan ini. Pria tampan di sebelahnya ini adalah suaminya.

"Itu tidak perlu, kita bisa ke Bali saja. Atau..." Tapi ucapannya terputus karena Sirius sudah mendekat ke arahnya. Mengulurkan tangan untuk menyentuh wajahnya. Bintang menunduk semakin gugup dengan kontak fisik itu.

"Kamu malu denganku sayang?"
Napas Sirius yang hangat kini menerpa tengkuknya.

Lalu pria itu melepaskannya dan kini menatapnya.
"Aku akan menunggu saat itu tiba. Kamu benar-benar masih polos ya? Besok saat Bulan madu, aku akan memilikimu sampai kamu hamil bayi kita."

Bersambung

Ketik di sela kesibukan. Yuk ah bab 1 udah up nih...komentar yuk

H@NY@ S@TU BINTANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang