36. Benteng Pertahanan Pangeran Galdan

1.5K 24 0
                                    

"BRAKKKKK!" 

Papan dari pondok itu pecah berantakan ketika tubuh pemuda ini melayang ke dalam. Ia melihat di antara asap-asap hitam yang memenuhi kamar itu, muka sepasang raksasa dan muka seorang tua tertawa bergelak. Ia tidak mengenal orang tua bertopi seperti seorang yang berpangkat itu, yang dicarinya adalah muka Pak-thian-tok Bhok Hong yang tidak nampak.

Saking marahnya, Han Sin berlaku ceroboh, tidak mengira bahwa ia sengaja dipancing. Tubuhnya melayang ke dalam pondok, napasnya menjadi sesak, bau yang amat keras menyengat hidungnya!

Seketika Han Sin menjadi pening kepalanya. Cepat-cepat ia menahan napas, lalu mengerahkan lweekangnya untuk menghembuskan keluar hawa beracun yang telah disedotnya. Ia berhasil, akan tetapi pada saat itu ia merasa ada dua serangan menyambar dari kanan kiri. la maklum bahwa raksasa kembar itu telah menyerangnya dari kanan kiri.

Cepat digerakkannya kedua tangan melindungi tubuh dengan gerak tipu Khai-peng-twi-san (Pentang Sayap Mendorong Bukit) dari Ilmu Silat Thian-po Cin-keng! Hebat tangkisan ini, terdengar dua orang raksasa itu mengeluh perlahan dan roboh bergulingan. Ternyata tangkisan ini sekaligus membuka jalan darah mereka sehingga obat pemunah racun asap hitam yang mereka telah pakai pemberian Pak-thian-tok menjadi hilang khasiatnya.

Mereka telah terpukul oleh pukulan sendiri yang membalik, ditambah terluka oleh hawa sinkang yang keluar dari tangkisan Han Sin, kini menjadi lebih parah oleh karena mereka telah menyedot asap hitam oleh hidung mereka yang sudah tak terlindung pula. Dua orang itu bergulingan dan dalam keadaan sekarat!

Akan tetapi, karena mereka berdua bukan orang sembarangan, pukulan-pukulan mereka yang dilakukan secara tiba-tiba dan hebat sekali kepada Han Sin yang repot menghadapi asap hitam, sedikit banyak mendapatkan hasilnya pula. Pemuda itu memang betul dapat menangkis pukulan-pukulan itu, namun pergerakan yang membutuhkan pergerakan sinkang ini "membocorkan" penutupan napasnya sehingga tanpa ia sadari, sedikit asap hitam beracun telah memasuki dadanya. Hal ini diketahui setelah ia merasa napasnya sesak sekali dan kepalanya pening, hendak muntah-muntah rasanya.

Terkejutlah hati Han Sin, maklum bahwa tubuhnya kemasukan racun. Ia mencurahkan seluruh perhatian. Sedikit gerakan saja yang dibuat oleh orang berpakaian seperti pembesar tadi telah menarik perhatiannya. Benar saja, "pembesar" itu yang ternyata adalah seorang Han yang menjilat, mengekor kepada orang-orang Mongol dan sudah puas karena diberi janji akan diberi kedudukan sehingga belum apa-apa dia sudah berpakaian sebagai pembesar, menyerangnya dengan sebatang pedang. Dari gerakan orang ini, Han Sin dapat menduga bahwa ia berhadapan dengan seorang ahli pedang dari Kun-lun-pai.

Namun, Han Sin sedang marah sekali, apalagi ia sedang menderita bahaya besar dari racun, maka ia tidak sudi membuang banyak waktu. Pada saat itu, siapa yang menyerangnya dia itulah musuhnya. Tanpa menoleh, tangannya bergerak ke belakang diikuti tubuhnya yang diputar dan di lain saat, lima jari tangan Han Sin sudah berhasil mencengkeram pedang yang tajam itu!

Benar-benar pemuda ini sudah mendapatkan ilmu yang sakti, sudah memperoleh kemajuan yang luar biasa. Siapa akan mengira bahwa dalam waktu singkat, setelah berturut-turut ia mewarisi ilmu silat yang tinggi, ia akan seberani dan sekuat itu. Orang itu tentu saja akan membelalakkan kedua matanya saking herannya, lalu berusaha membetot pedang agar tangan pemuda itu terbabat putus. Akan tetapi jangan harap akan terjadi demikian, malah ketika ia cabut, pedang itu sama sekali tidak bergeming seakan-akan sudah terpegang oleh sebuah tanggem yang kuat dan besar.

Han Sin mengerahkan tenaga pada tangannya, disentakkannya sedikit dan "krekk!" pedang itu patah menjadi dua potong! Ujungnya berada di tangan Han Sin sedangkan pangkal dan gagangnya berada di tangan "pembesar" itu. Murid Kun-lun-pai yang menyeleweng itu kaget dan penasaran, terus membentak dan menyerang lagi.

Kasih di Antara RemajaWhere stories live. Discover now