Chapter 64

46.4K 3K 1.7K
                                    

P E M B U K A

Happy terus soalnya disayang-sayang Pio tiap hari

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy terus soalnya disayang-sayang Pio tiap hari

pertama-tama mau minta maaf dulu update-nya lama karena nunggu aku nggak puasa dulu, baru ngetik chapter ini 🙂 Kalau puasa tuh jarang banget buka WP dan emang nggak meniatkan diri buat itu.

dan chapter ini, 13k buat ngobatin kekangenan kalian

dikasih emot dulu sebelum baca

***

Viola benar-benar merasa lelah.
Pagi sampai menjelang petang mengasuh Askara yang menguras habis seluruh energi serta kesabaran. Sebenarnya, Askara hari ini bisa dibilang normal-normal saja seperti biasanya—tak banyak tingkah, mau mendengar ucapannya, juga tak banyak drama ketika waktunya makan ataupun tidur siang. Tapi anehnya Viola bisa merasa selelah ini sampai Askara dipaksa untuk mengerti kondisinya.

Mengasuh Askara yang biasanya merupakan kegiatan menyenangkan, mendadak membuatnya merasa sangat terbebani. Ingin pulang guna tenangkan diri yang semakin memburuk secara emosional, namun khawatir tindakan egoisnya hanya akan membuat Manggala menaruh rasa kecewa padanya. Membuat prianya kecewa adalah hal yang sangat Viola hindari. Dalam hubungan ini, ia hanya akan melakukan hal-hal yang menyenangkan Manggala saja. Begitu prinsipnya.

Yang bisa dilakukan sementara waktu hanyalah mengusir halus Askara dengan memintanya untuk bermain bersama Kala saja di luar. Sementara ia menyendiri di kamar Manggala yang tak kunjung pulang. Pulang telat, katanya. Masih banyak pekerjaan yang harus diselesaikan dan memang tak bisa ditunda-tunda lagi.

Entahlah, Viola pun tak sepenuhnya mengerti jenis pekerjaan sepenting apa yang sedang Manggala tangani. Mungkin sangat penting—melebihi urusan apapun di dunia ini—sampai-sampai siang tadi pria itu membiarkannya pergi menemui pihak wedding organizer sendirian—maksudnya bersama Askara saja. Padahal paginya ia dan Manggala sangat antusias dengan pertemuan ini. Viola pun sudah mengingatkannya beberapa kali untuk mengosongkan jadwal di waktu itu, supaya bisa sama-sama pergi melihat progres persiapan pernikahan. Sudah diiyakan, tapi kenyataannya dibatalkan sejam sebelumnya lewat pesan sialan.

Lalu setelahnya, Manggala menghilang begitu saja. Padahal Viola tetap berusaha untuk terlihat baik-baik saja dengan janji temu yang pria itu batalkan. Tetap antusias dengan mengirim banyak pesan tentang ringkasan poin-poin pertemuannya dengan pihak WO, sekaligus meminta masukan padanya—jika ada waktu senggang. 

Sekalipun pria itu sudah memberi kuasa penuh padanya untuk mengambil keputusan bagaimana pernikahannya nanti, Viola tetap ingin mendengar pendapatnya. Mengajaknya diskusi tentang pernikahan impian yang hanya akan diwujudkan dengan Nawasena Manggala. Sesederhana itu, tapi Manggala tak mampu mewujudkannya.

Naughty NannyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang