Chapter 51

60.8K 4.1K 2K
                                    

P E M B U K A

Chapter ini panjang banget, jadi harus dikasih emot yang banyak, dan diramein

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Chapter ini panjang banget, jadi harus dikasih emot yang banyak, dan diramein

Kalian suka yang panjang-panjang, kan?
🐣🐣

***

Yang kata Jiro sangar, keras, galak, tak berhati nurani, menyeramkan, jalan petantang-petenteng seolah-olah ingin mengajak ribut orang satu kabupaten, dan sederet sebutan dalam artian tak baik, kenyataannya hanyalah besar di badan dan keras dari luarnya saja. Dalamnya tetap lembut, fluffy, dan uwuwu. Yang badannya besar, kekar, keras, kencang, dengan urat-urat menonjol terutama di sepanjang lengan, nyatanya tak lebih dewasa dari Askara—saat hanya berduaan saja dengan Viola di mode remang-remang.

Viola yang cukup lama bersamanya saja dibuat terheran-heran.
Merasa tertipu dengan sosok Nawasena Manggala yang ia kenal sebagai duda kaku. Sebelum melihat Manggala versi bayi, Viola pernah berusaha sangat keras untuk meyakinkan diri agar tak menyesal di kemudian hari. Sempat hampir mundur teratur, merasa tak akan sanggup menghabiskan seumur hidupnya dengan pria kaku dan semembosankan Manggala.

Ternyata, jatuh cinta bisa membuat kepribadian seseorang berubah total.  Contohnya, ya, Manggala ini. Viola mana pernah menyangka kalau duda kaku titisan kanebo kering yang dipacari ini, ternyata bisa merengek manja dan tak mau lepas darinya.

Ketika pura-pura tidur dalam rangka menyembunyikan kesalah-tingkahan pasca dipanggil sayang, ia rasakan dada bidang nan keras menyentuh sekitaran punggung sempitnya. Juga grasak-grusuk di tengkuk. Lengan kokoh pria di belakangnya kemudian tiba di perut, bersamaan dengan kaki panjang yang dijadikan pengunci pergerakan di bawah.

Lalu saat mulai merasakan sesak, sebab dipeluk terlalu erat oleh pria bertelanjang dada di belakangnya, Viola berusaha meloloskan diri. Dan apa yang ia dapat dari pemberontakan itu, benar-benar di luar prediksi BMKG.
Manggala merengek manja dengan nada yang tak pernah ia dengar sebelumnya. Viola sampai cengo selama beberapa saat, lantas mengubah posisi.

Dari memunggungi, menjadi menghadap pria yang secara otomatis langsung merendahkan posisi kepala. Membawa wajah tampannya sampai sejajar dengan dada sang kekasih. Selama beberapa saat, yang Manggala lakukan hanyalah diam. Memperhatikan seksama hasil terapi pijat yang rutin diberikan ke dada Viola. Lihat perkembangan itu, Manggala berbangga diri. Kemudian menekan pelan wajahnya—tes keempukan—ke masing-masing payudara secara bergantian.

"Kamu kenapa, sih, Boo?" Viola dorong kepala Manggala, jauhkan dari dada. Lagi-lagi ia diberi kejutan oleh si duda anak dua. Pria itu meniru ekspresi merajuk yang biasa Askara tunjukkan, disertai erangan tak suka sebab kesenangannya diganggu. Lihat bagaimana lucunya duda anak dua cosplay jadi balita, langsung saja Viola rengkuh kepala Manggala, dan bawa tenggelam ke dadanya yang empuk. Beri kesenangan lebih banyak, ia usap-usap pucuk kepala prianya dengan penuh sayang sekaligus gemas. Sesekali tangannya turun ke tengguk dan punggung Papi Askara. Kirim stimulus lewat cakaran-cakaran sensual.

Naughty NannyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang