35. Terakhir - (End)

12.4K 1K 119
                                    

Ini gak sad end kok🥳

Happy Reading ~

Fiat tanpa ampun menembaki semua musuh yang berusaha untuk membunuhnya, dengan tenang ia menghabisi nyawa orang-orang tanpa merasa takut sedikitpun. Malah rasanya Fiat ingin membunuh semua orang disini sekaligus agar adiknya di dalam sana bisa bebas

Namun ini bukanlah film action dimana untuk menyelamatkan nyawa seseorang hanya dalam sekejab mata.

Keringat membasahi tubuhnya. Tubuh Fiat tak luput dari luka yang disebabkan oleh para musuh.

"Pertunjukan yang seru. Saya belum terlambatkan?"

Fiat menoleh kebelakang, dimana seorang pria seusia daddynya tengah melawan musuh dengan santainya. Di tangan kanannya mengenggam katana dan ditangan kirinya menggenggam sebuah postol.

Walaupun usianya tidak muda lagi, namun keterampilannya dalam menggunakan senjata tidak bisa diragukan begitu saja.

"Paman?" Fiat cukup terkejut melihat kehadiran pria itu. Itu adalah Ellazar. Ellazar adalah ayah dari Derick. Setahunya paman Ellazar dan daddynya memiliki hubungan pertemanan yang tidak akur.

Tapi sekarang? Ellazar berdiri di belakangnya dan membantu keluarganya?

Jika kalian lupa Derick adalah teman sebangku Narengga yang sering memanggil nama Narengga dengan !nama 'Nana'.

"Ah kau pasti bingung ya. Paman disini bukan untuk membantu Erick bajingan itu, tapi untuk membebaskan bocah yang bernama Narengga"

"Bukankah sama saja"

"Beda. Tidak usah kepo, pergi sana" Ellazar mengibaskan tangannya seolah mengusir Fiat.

Fiat menggerutu dalam hati namun saat ini bukan saatnya berdebat.

"Woy stop!!"

Semua orang yang tengah bertarung mempertaruhkan nyawa di halaman mansion Rangga tiba-tiba berhenti. Mereka menatap kearah gerbang dengan tatapan yang berbeda-beda.

Kendrick mengerutkan alisnya bingung, "mau apa mereka kemari"

Pasalnya di depan gerbang sana terdapat ratusan pelajar yang di dominasi oleh anak-anak murid sekolah daddynya dan anak-anak STM yang ntah darimana asal mereka.

Anak-anak itu membawa senjata berupa celurit, batu serta kapak di tangan mereka. Mana tampang mereka pada songong-songong semua lagi. Dikira ini lagi tawuran.

Si barisan terdepan ada Ernest, Ray, Garren serta seorang remaja berwajah sangar yang tengah mencengkram pergelangan tangan Caroline kuat.

Di tengah barisan ada Nia dan Mia yang juga membawa banyak batu.

Kendrick memijit pangkal alisnya, "Apa mereka sudah bosan hidup?" Kendrick salut atas keberanian mereka, tetapi tetap saja peluru lebih cepat daripada batu. Mereka bisa mati kapan saja jika musuh menembakkan peluru kearah mereka. "Terserah"

Sedangkan pria berwajah sangar yang dibilang oleh Kendrick tadi namanya adalah Cakra. Cakra adalah ketuanya para murid nakal di STM, tidak ada yang berani berurusan dengannya.

Caroline bergetar ketakutan saat ini. Hampir semua orang tau jika Cakra adalah remaja tanpa hati. Ntah bagaimana bisa Cakra bisa berteman dengan para 'saudaranya'.

"Bilangin ke bapak si lonte ini, kalau dia gak mau keluar kita bakal pake ini cewek barengan"

Cakra mencengkram lebih kuat pergelangan tangan Caroline yang sedang memberontak ketakutan.

"Lepasin gue!! Lepasin gak?!"

"Diem atau gua perkosa lu di sini, mau?"

Caroline menggeleng cepat, dari rumor yang beredar Cakra memiliki penyakit kelamin karna sering celup sana celup sini. Ia tidak mau tertular.

Narengga||✓ [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang