16. Wanita Jalang

42.6K 3.7K 251
                                    

Esok puasa👄👁️👄

Kalo kamu lupa alur, yaudah sih gw juga tadi lupa alur🗿👌

Enjoy~

Pagi-pagi sekali bocah yang termasuk ke dalam kategori sangat susah dibangunkan, hari ini ia malah bangun pertama kali daripada yang lain karena ketidaksabarannya untuk pulang dari rumah sakit ini.

Menurutnya ruangan ini seperti penjara, bau-bau obat itu sangat menyebalkan. Membuat perut mual.

"Baby Na, jangan berlari atau tidak jadi pulang hari ini!" peringat dari Fiat membuat Narengga terdiam yang tadinya berlarian kesana-kemari karena sedang membantu sang ibu membereskan pakaiannya.

Narengga sudah di rawat seminggu di rumah sakit, menurutnya itu terlalu berlebihan, karena ia hanya tenggelam bukan tertabrak truk. Pikirnya.

Di ruangan ini hanya ada mommy Reina dan abang sulungnya, Fiat. Yang lain pergi sekolah, papi dan mami juga kemvali untuk menyelesaikan perjalanan bisnisnya yang sempat tertunda.

Dan mengenai daddy Erick, Narengga tidak tahu di mana daddy-Nya. Karena daddy Erick sudah tiga hari tak mengunjunginya, apakah dia mempunyai salah?

"Mengapa murung begitu? Tadi aktif banget kayak cacing kepanasan" gurau Reina. Hanya Reina yang berani menjahili si kecil setelah kedua twins.

"Mommy anggap Nalen kayak cacing?!" Narengga menatap kesal mommy Reina. Mengapa dia dipanggil cacing? Kan badannya udah gede, tinggi, gak kayak cacing itu yang gak bisa diem.

"Terus anak manisnya mommy kenapa, hm?" Reina menyerahkan koper berisi beberapa pakaian Narengga kepada Fiat yang hanya menyimak di sudut ruangan.

"Daddy kemana mommy? Kenapa daddy gak kesini? Bahkan Nalen hali ini udah pulang dali lumah sakitpun daddy gak ada" Narengga menatap Reina penuh harap. Berharap apa yang dia pikirkan selama beberapa hari belakangan ini terjawab.

Namun, mommy hanya menanggapinya dengan senyum.

"Daddy sekarang sedang sibuk sayang, ayo sekarang ikut mommy" reina mengenggam tangan Narengga, membawa putranya keluar dari ruangan bernuansa putih itu.

"Telus, daddy gak kangen sama Nalen? Daddy sibuk mulu!"

Reina melirik ke belakang, ke arah Fiat yang mengikuti keduanya dari belakang sembari membawa koper. Fiat tahu, mommy-Nya sedang meminta bantuan padanya untuk mencari alasan agar adiknya itu percaya.

"Baby Na"

Narengga menghentikan langkahnya dan mendongak saat tubuhnya di ambil alih oleh Fiat.

"Ish! Kalian tuh ya panggil-panggil Nalen babi telus, gak boleh gitu tau abang! Semua kedudukan manusia itu sama di mata Allah, abang gak boleh menghina ciptaannya!"

"Pfft!"

Fiat dibuat cengo atas kata-kata dari Narengga yang hanya seperempatnya saja yang dapat dia pahami.

"Ekhm. Baby bukan babi"

"Gak mau di panggil bebi, sama aja itu abang!" Narengga menenggelamkan wajahnya ke dada bidang Fiat, abangnya sangat menyebalkan. Sudah lama ia ingin protes tentang panggilan babi babi itu, tapi dirinya kan dulunya masih canggung.

Fiat menghela nafas, dia bukanlah orang penyabar dan tidak bisa menjelaskan sesuatu dengan kata-kata. Oleh kerena itu dia__

"Oke pangeran, bagaimana jika kita makan di restoran milik abang yang baru di buka kemarin?"

Sepanjang jalan melewati koridor rumah sakit, Reina menyunggingkan senyum melihat interaksi antara kedua anaknya, anak sulung dan anak bungsu.

"Mommy titip Narengga ya. Mommy akan pergi ke butik sampai siang nanti" Reina meninggalkan kedua anaknya yang masih sama-sama tak mengeluarkan suara, alias diam.

Narengga||✓ [END]Where stories live. Discover now