34. Bertemu Kembali

8.8K 963 105
                                    

Ending yang bagus gimn yh. Sad end aja gk sih, Carlo nanti dibikin mokad biar gapernah ketemu atau kumpul sama family nya🤔

Happy Reading ~

Sudah hampir sebulan lebih Carlo bersama Narengga terkurung di penjarah bawah tanah milik seseorang yang bahkan tidak mereka kenali.

Kesehatan Carlo semakin buruk, mereka masih menyiksa tubuh Carlo seperti biasa hingga menciptakan luka dimana-mana. Setelah menyiksa tubuh Carlo mereka meninggalkan remaja itu tanpa mengobatinya.

Untuk Narengga, mereka tidak menyakiti atau menyiksa anak itu secara fisik. Tetapi secara mental. Terbukti karena sekarang bocah itu menjadi sedikit pendiam dari biasanya.

Setiap hari dia dilanda ketakutan saat melihat tubuh Carlo yang semakin lemah, ia takut ditinggal. Jika Carlo pergi, maka dia akan sendirian disini.

Pipi gembul Narengga kini menjadi sedikit tirus, tatapan cerahnya juga kini menjadi redup.

"Abang, Nalen yakin kita bisa kelual. Abang tetap beltahan, jangan tinggalin Nalen.. hikss Abang"

Saat ini Carlo tidur dengan paha Narengga sebagai bantal. Narengga mengusap kening milik Carlo yang terdapat luka menganga dengan darah mengering disekitarnya.

Kedua tangan Carlo memang tidak diborgol lagi, para penjaga pria paruh baya itu melepaskan borgolnya karena memang Carlo tidak bisa melawan lagi.

"Abang baik-baik aja, jangan nangis. Abang cuman tidur"

Narengga semakin terisak mendengar suara lemah milik Carlo. Narengga mendekap tubuh Carlo erat sembari menangis pilu.

"Nalen gak mau sendilian lagi bang, udah cukup nenek yang ninggalin. Nalen cuma punya Abang disini.. Nalen yakin mommy sama Daddy bakal selamatin kita hiks Abang jangan tinggalin Nalen"

"Abang yakin Mommy dan Daddy pasti selamatin Naren, kamu jangan pikirin Abang. Kita memang lahir di rahim yang sama, tapi kita beda. Kamu anak kesayangan mereka, sedangkan Abang? Hanya anak yang tidak diinginkan"

Carlo tau, dia hanya anak yang tidak diinginkan kelahirannya. Dia hidup di panti asuhan, pengasuh disana mengatakan jika ia dibuang oleh orang tuanya. Carlo langsung percaya karena memang kebanyakan anak-anak disana dibuang ke panti asuhan karena alasan yang sama. Karena mereka anak yang tidak diinginkan.

Carlo sangat terkejut ketika pria paruh baya yang mengurung mereka selama ini mengatakan bahwa ia adalah anak dari Erick Matthew Ferdinand. Carlo tidak pernah melihat wajah Erick tetapi ia mengenal nama pria itu. Siapa yang tidak kenal dengan Erick Matthew Ferdinand? Semua orang juga tau bahwa Erick adalah salah satu pengusaha sukses. Selain itu, keluarga Erick juga tak kalah suksesnya.

Awalnya ia tidak percaya, tapi setelah pria itu menunjukkan beberapa bukti dan juga diperkuat oleh wajah Narengga yang mirip dengannya maka Carlo mau tidak mau harus mempercayainya. Carlo sedikit demi sedikit paham mengapa ia dan Narengga bisa terkurung disini. Pastilah orang itu adalah musuh Erick.

Narengga juga menceritakan bagaimana bocah itu bisa bertemu dengan keluarganya. Narengga tinggal bersama nenek yang menemukannya. Hidup Narengga juga tak kalah susah darinya. Tetapi mereka tetap berbeda, Narengga terpisah dari keluarga karena dia di culik. Sedangkan dia? Mereka bahkan tidak pernah mencarinya selama ini. Tidak pernah merasa terluka karena kehilangannya seperti mereka terluka karena kehilangan Narengga. Sudah jelas bukan jika dia memang sengaja dibuang. Memikirkannya membuat Carlo semakin benci dengan 'keluarganya' itu.

Carlo sangat menyayangkan bahwa adiknya yang polos ini harus terlahir di keluarga yang bejat.

"Abang gak boleh ngomong gitu!"

Narengga||✓ [END]Where stories live. Discover now