03. Abang - kakak

65.3K 6K 654
                                    

Komen dong, mood banget baca komen klian

Enjoy~

Reina berkacak pinggang sembari menggelengkan kepala ketika melihat posisi tidur putranya sangat berantakan. Kedua kaki berada di bantal sedangkan kepala Narengga menjuntai kebawah.

Adira menahan tawa ketika melihat mulut kecil keponakannya sedikit terbuka, ia membayangkan bahwa seekor cicak atau lalat masuk kedalam mulut mungil itu. Walaupun tidak mungkin, karena mansion ini anti serangga maupun binatang seperti cicak.

"Baby wake up"

Adira menoel-noel hidung Narengga membuat si bungsu mengerang dan memperlihatkan raut wajah seperti rengekan.

"BABY GEMES BANGET SIH UTUTU !!"

Reina menutup telinga mendengar teriakkan dari Adira. Narengga terlonjak kaget dan terjatuh dari ranjang.



GEDEBUG !!


"Huwaaaa!! Sakiit hiks.. hiks.. huaaaa.."

Reina menghampiri putra bungsunya dengan segera. Tadi Narengga terjatuh dengan kepala yang menghantam lantai marmer, untung ranjang itu tidak tinggi. Namun tetap saja membuat Reina panik.

Reina membawa putranya ke gendongan ala koala.

"Baby di mana sakitnya hm? Bilang sama mommy nanti mommy usapin biar ngga sakit"

Adira meringis saat melihat tatapan dari adik iparnya, ia menampilkan cengiran dengan mulut berguman "peace hehe"

Narengga menangis di pelukan sang mommy, tangan mungilnya terangkat untuk menyentuh kepalannya-- menunjukkan bagian kepalanya yang sakit.

"Di sini mommy hiks.. ta-di Nalen jatuh hiks.. hiks.. telus ada bunyi 'gedebuk' gitu hiks.. sakitt pala nya Nalen hiks.. huaaaaa.."

"Udah ya nih mommy tiup-tiup biar sakitnya ilang"

Reina membawa putra manisnya ke ruang dapur meninggalkan Adira sendirian. Kamar Narengga berada di lantai atas bersebelahan dengan kamarnya dan kamar kakak dari suaminya.

Ketika menginjakkan kaki di dapur, puluhan maid menyambut kedatangan Reina dengan membungkukkan tubuh. Setiap orang yang bekerja di mansion Ferdinand wajib membungkukkan tubuh ketika melihat salah satu anggota keluarga Ferdinand.

Mereka mencuri pandang ke seseorang yang tengah nyonya mereka gendong. Memang mereka sudah mengetahui bahwa putra bungsu dari Erick dan Reina sudah di temukan, namun mereka belum melihat rupa si Tuan kecil mereka.

Narengga yang menyembunyikan wajahnya di ceruk leher sang mommy, mengangkat kepalanya dan melihat wajah cantik mommy-nya.

Para maid memekik gemas kala melihat wajah tuan muda mereka. Hidung dan pipi yang memerah sehabis menangis menambah kesan menggemaskan berkali-kali lipat. Merasa di perhatikan, Reina melihat kearah putranya.

"Ada apa baby?"

"Balon Nalen tadi di mana" tanya-nya sembari mengelap ingus menggunakan punggung tangannya.

Reina mencium pipi gembul Narengga dengan gemas. Ia kira tadi apa, ternyata balon.

"Ada di kamar, baby tunggu sebentar di sini oke, mommy akan membuatkan susu untuk putra manis mommy ini"

Reina meletakkan tubuh Narengga di atas kursi.

Dari sini Narengga melihat semua kegiatan mommy dari mencuci botol dot menggubakan air panas, memasukkan bubuk susu kedalam botol, lalu menuangkan air hangat.

"Ini" reina menyerahkan botol dot berisi susu yang diterima dengan senang hati oleh Narengga.

"Nalen ngga pelnah minum susu pakai ini mommy"

Narengga||✓ [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang