27. Someone Secret

13K 1.1K 36
                                    

Meh cerita dari tahun lalu belum juga tamat, pengen buat cerita baru yang brothership tapi mau fokus sama yang ini dulu.

Happy Reading~

Seorang pria belasan tahun terlihat meringis merasakan ngilu di sekujur tubuhnya. Seluruh wajahnya juga terlihat sangat berantakan dengan luka lebam yang menghiasi sudut bibirnya.

Di punggung pria itu juga terdapat banyak luka akibat cambukan dari orang-orang yang sama sekali tidak ia kenali. Bahkan saat ini ia hanya dapat tidur dengan posisi telungkup, jika ia bergeser sedikit saja maka tubuhnya akan terasa sangat sakit.

"Sshhh..."

Netranya menatap tajam kearah jeruji besi yang menahan dirinya untuk keluar dari tempat terkutuk ini, sudah sebulan lebih dia berada di sini tapi ia juga belum menemukan alasan mengapa dia di kurung seperti ini.

Seingatnya dia memang memiliki banyak musuh, tapi sekalipun ia tidak pernah berurusan dengan orang-orang bertubuh gagah yang memakai pakaian serba hitam ini. Karna musuhnya kebanyakan berusia sebayanya. Siapa mereka? Mengapa ia dikurung? Lalu apa salahnya?

Pertanyaan itu terus bersarang di otaknya selama satu bulan dikurung disini. Namun ketika ia bertanya, maka pukulan lah yang ia dapatkan.

"Dia masih hidup?"

Sayup-sayup telinganya mendengar langkah kaki seseorang. Ia mengerjabkan matanya beberapa kali agar penglihatannya sedikit jernih, namun usahanya sia-sia, penglihatannya buram dengan kepala yang berdenyut sakit.

Bagaimana tidak? Setiap dua hari sekali ia akan disiksa tanpa alasan yang jelas!

BRUKK

Lagi-lagi ia meringis merasakan sesuatu menghantam kepalanya dengan keras, namun kali ini tidak terlalu sakit karna ternyata yang menghantam kepalanya tadi adalah botol minuman berukuran sedang. Dengan kata lain seseorang melempar botol minuman serta roti kearahnya.

"Makan. Untuk menerima siksaan yang berikutnya harus membutuhkan tenaga bukan?" kekeh sedeorang yang berada di luar jeruji besi.

"S-siapa lu yang sebenarnya?" tanyanya untuk kesekian kalinya.

Pria lain yang berada di luar jeruji besi itu hanya mengulum senyum dibibirnya melihat anak dari musuhnya terlihat sangat tidak berdaya. Bagaimana jika musuhnya itu melihat sendiri keadaan putranya? Ah tidak, musuhnya tidak akan pernah melihat sosok remaja yang berada didalam sel tahanannya itu. Karna pada saat itu tiba, musuhnya itu hanya akan melihat tubuh kaku tanpa nyawa anaknya.

"Bersabarlah. Untuk sekarang nikmati saja siksaan yang diberikan untukmu. Kau tidak boleh mati sebelum tujuanku tercapai"

"Salah gue apaan sialan!!"

Senyum mengerikan terbit dikedua sudut bibir pria paruh baya itu, "salahmu adalah lahir di keluarga musuhku, jadi dosa yang telah diperbuat oleh keluargamu maka kau lah yang akan menerima balasannya"

Kedua tangan pria yang penuh dengan luka sayat dari pisau itu terkepal erat. Keluarga? Keluarga yang mana? Bahkan sejak lahir ia dibesarkan di panti asuhan karna dibuang oleh orang tua kandungnya, lalu sekarang ia juga yang harus menanggung beban keluarga yang keberadaannya saja tidak pernah ia ketahui.

"GUE GAK PUNYA KELUARGA" teriaknya tersulut amarah.

Pria paruh baya tersebut terkekeh miring melihat remaja tak berdaya tersebut frustasi.

"Pastikan dia tetap hidup sebelum perintah dariku. Ingat, nyawanya berada di tanganku. Tetap siksa dia seperti biasa tapi jangan sampai menghilangkan nyawanya" perintahnya kepada para bawahan yang berada di sana, "jika dia mati sebelum waktunya maka aku akan memenggal kepala istri dan anak kalian. Paham!" lanjutnya.

Narengga||✓ [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang