43. Kesempatan

102K 8.4K 2.5K
                                    

Disclaimers!!!

Dimohon sebelum mulai membaca untuk tidak menjudge semua yang memiliki gelar Ning itu tidak baik. Ini hanyalah cerita fiktif yang mana tidak untuk dibawa ke dunia nyata.

Penulis yakin, Ning yang ada di dunia nyata insyaAllah akhlaknya tertata. Sedangkan di dalam cerita ini, penulis hanya ingin menonjolkan bahwa cinta itu bisa membuat siapa saja buta, tidak memandang kasta dan tahta.

'-'-'-'

Mari melestarikan vote dan komen di setiap bab cerita ini sebagai bentuk apresiasi kalian pada penulis.

Jadilah pembaca bijak yang tahu cara menghargai karya orang lain setelah menikmatinya.

"Kenapa? Kenapa harus Lahya? Dia bisa apa? Paham agama saja tidak, apalagi mentalnya bermasalah

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Kenapa? Kenapa harus Lahya? Dia bisa apa? Paham agama saja tidak, apalagi mentalnya bermasalah. Kamu menikah untuk mencari orang bisa mengurus kamu, bukan malah sebaliknya."

"Sepertinya bukan Lahya yang bermasalah, tapi kamu, Ning. Sudah punya suami, tapi masih mengharapkan laki-laki lain. Benar, bukan?" tanya Alif mulai tersulut emosi. Padangan laki-laki itu berubah terhadap Farah semudah membalikkan telapak tangan. Ia menatap Farah dengan tatapan benci.

Farah menggeleng. "Tidak!" elak Farah. "Aku hanya ingin kamu mendapat perempuan terbaik Gus. Bukan perempuan tidak waras yang malah membuat hidupmu terbebani karena harus mengurusnya."

"JAGA OMONGAN KAMU FARAH!" bentak Alif muak dengan Farah yang sedari awal ucapannya selalu merendahkan istrinya. Perawat atau beberapa pembesuk yang ada di koridor RS berhenti karena suara Alif.

"Wait, wait, wait." Fathur keluar ruang Lahya setelah mendengar suara Alif memenuhi lantai 5 RS.

"Aku tidak salah, omonganku benar."

Alif menunjuk wajah Farah penuh benci. "Jaga omongan kamu. Apakah ada orang yang tidak waras, sadar saat sholat, mengaji atau tak pernah lepas berzikir. Jangan pernah rendahkan istri saya, dia bahkan lebih baik dari kamu yang bergelar Ning."

"Gus, sampean kenapa, toh? Lahya di dalam sampai kaget. Kamu ini kenapa, toh, Ning? Ono opo ngono loh?" tanya Fathur menarik Alif menjauh dari Farah. -Ada apa gitu, loh?

Nafas Alif memberu naik turun. Matanya memerah. Ia menghempaskan tangan Fathur tidak suka. Siapa yang tidak marah istrinya direndahkan perempuan lain?

"Kamu banyak berubah Gus semenjak bertemu Lahya," ujar Farah dengan hati yang hancur. Ia meremas gamisnya, sebenarnya ia takut melihat api marah terpancar dari kedua mata Alif. Mana Alif yang dulu ia kenal?

"Saya tidak berubah, tapi cinta yang membutakan saya seperti sekarang. Kamu percaya cinta itu buta? Saya buta karena cinta saya terhadap Lahya dan kamu buta karena cinta kamu terhadap saya, padahal kamu sudah bersuami," sarkas Alif tahu isi hati Farah.

ALIFWhere stories live. Discover now