21. Restu

99.5K 6.6K 347
                                    

Ayasya menatap perempuan yang seumuran kakaknya ini sibuk menyuguhi mainan baru untuk Alya, adik bungsunya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Ayasya menatap perempuan yang seumuran kakaknya ini sibuk menyuguhi mainan baru untuk Alya, adik bungsunya. Tumben sekali Ning Farah main ke ndalem lagi. Bukan seharusnya sibuk menyiapkan acara pernikahan yang seminggu lagi?

"Aku jangan diliatin segitunya Ning Ayasya. Susah payah aku nahan gak salting diliatin kamu terus," ucapnya tahu Ayasya tengah memperhatikannya.

"Kenapa Ning Farah menerima lamaran mas Azzam?" tanya Ayasya tanpa basa-basi. Ia hampir dibuat mati penasaran dengan pilihan Farah yang menerima lamaran Azzam.

Farah tersenyum menoleh dengar pertanyaan itu. "Karena Azzam melamar aku dan mas Azzam masuk ke dalam kriteria suami yang aku cari selama ini."

"Bagaimana dengan mas Alif? Bukannya Ning Farah sering cerita ke Aya kalau sebenarnya juga punya perasaan yang sama dengan mas Alif?"

Farah memandangi wajah Alya yang sibuk bergelut dengan stiker-stiker barbie pemberiannya. "Aku masih punya perasaan itu, Ay."

"Terus kenapa Ning Farah menerima lamaran dari mas Azzam? Bukannya Aya sudah pernah memberi tahu Ning Farah kalau mas Alif sedang menyiapkan lamarannya?" tanya Ayasya seperti tidak terima dengan keputusan Farah.

"Aku gak mau dalam rumah tanggaku ada nama perempuan lain yang sering suamiku sebut-sebut nantinya," jawab Farah membalas tatapan Ayasya.

Ayasya menggeleng tidak mengerti. "Maksud Ning Farah, Lahya? Tapi, kan, Lahya hanya anak kecil, Ning."

Farah menggeleng kecil ketika Alya ingin menempelkan stiker barbie ke wajahnya. Ia malah mengambil stiker barbie dari tangan Alya dan menempelkannya diwajah anak berusia 3 tahun itu, sampai si anak tertawa karena merasa lucu.

"Aku percaya gus Alif cinta aku, Aya. Tapi aku nggak percaya kalau cuma aku satu-satunya yang dia cintai. Aku lebih percaya cinta Gus Alif untuk anak kecil itu lebih besar. Sejak jaman sekolah agama bareng, tiap kelas selasai, gus Alif selalu cerita soal Lahya. Gus Alif selalu pamer kalung cantik punya Lahya di depan aku, susah payah aku buat gak cemburu. Tapi aku gak bisa, Ay," tutur Farah lemah, masih setia tersenyum mengajak Alya bercanda.

"Ning-" Ayasya menyesal sempat membuat Farah tersudut.

"Setelah lulus menjadi sarjana kriminologi, aku pikir gus Alif akan segera meminang aku. Ternyata aku salah, gus Alif malah melanjutkan pendidikannya di kepolisian. Dan alasan yang buat aku mundur untuk terus menunggu adalah..." ucap Farah terhenti hanya untuk menghela nafas berat.

"Gus Alif masuk kepolisian untuk memudahkannya mencari keberadaan Lahya," lanjut Farah.

Ayasya tertegun mendengar penjelasan Farah. Semua penjelasan Ning Farah, ia benarkan. Ia pun bisa merasakan jika kakaknya itu memang lebih cinta pada Lahya. Bahkan sampai sekarang, besar usaha kakaknya itu untuk bisa bersama Lahya lebih lama lagi, yaitu dengan cara menikahi si anak gadis.

ALIFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang