20. Lingkaran permainan

4.5K 331 143
                                    

Assalamualaikum semua nyaa...

Squel cerita 'imam untuk Ara'

Selamat datang di cerita Nadil...
Tinggalkan jejak vote dan komen kalian di chapter ini...

Jangan jadi readers gelap!

**

Tuhan, boleh aku kecewa? aku hanya ingin berteriak untuk meluapkan rasa sakit ku -Syakila Amira Quena-

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Tuhan, boleh aku kecewa? aku hanya ingin berteriak untuk meluapkan rasa sakit ku -Syakila Amira Quena-

Flashback on:

Firdaus menatap sendu tubuh gadis yang yang berusia 8 tahun itu, tangan gus Fatih masuk ke sela-sela bantal yang ditiduri putri nya dan menemukan secarik kertas bertuliskan 'Aku ga bisa bicara pa... kaki aku satu ga ada, aku ga sempurna, aku mau punya ibu... papa selalu sibuk ke pesantren aku ga punya teman'

Firadus menghapus air mata nya, dilihat nya gadis kecil yang dia beri nama Syifa hanya satu nama saja tidak memiliki kepanjangan "kamu tidak berdosa, kamu lahir dari kesalahan fatal yang papa buat, tapi kamu putri papa" lirih nya.

flashback off

**

Ning Amira bergegas membersihkan tubuh nya bahkan sangat sakit ketika ia berjalan namun ia harus segera ke pesantren Al-Huda karena disana keadaan sangat kacau.

Dalam kondisi yang tidak baik-baik saja baik itu fisik maupun batin namun ning Amira masih memikirkan keadaan orang lain.

"Ning, saya minta maaf" gus Fatih menghampiri istri nya yang sudah keluar dari kamar mandi dengan pakaian lengkap, namun ning Amira seolah tidak menginginkan kehadirannya.

"Setelah masalah selesai, talak saya! saya akan mengurangi beban anda dari merawat saya, pesantren saya, dan perusahaan saya! jangan kahwatir ini hanya satu kali tidak akan ada benih kamu yang tumbuh di rahim saya karena saya akan sangat membenci hal itu bila terjadi!"

"Istighfar, ning... jika dia ada disana kamu akan berdosa membunuh nya-"

"Lebih buruk siapa yang menghadirkan dia, hah? anda adalah manusia yang paling saya sesali pertemuannya!"

**

Ning Zifah menangis di dalam kamar nya setelah suaminya di bawa ke penjara akibat tuduhan membunuh santri nya sendiri, Aisyah sudah pingsan dan di bawa ke rumah sakit, ning Zifah sendirian di ndalem mencoba menelfon sepupu nya dengan pelan karena di luar para santri sedang mencoba membuka pintu dengan paksa.

"Assalamu'alaikum Fatiah, t-tolong b-bilang ke abah, k-kalau kakak butuh b-bantuan, p-pesantren Al-Huda b-berantakan... hikss"

"Abah sedang kesana kak, bertahan ya" sahut seorang gadis dari seberang sana.

brakk

pintu ndalem dibuka secara kasar oleh dua santri yang langsung membawa ning Zifah keluar untuk dihakimi yang lain "tolong saya... saya mohon jangan, kami tidak tahu apapaun" lirih ning Zifah sambil terisak.

Ikhtiar CintaWhere stories live. Discover now