💌 45: Torment

519 35 8
                                    


Gio membuka matanya perlahan. Sejak kemarin, dia menunggu Lidya menjemputnya, akan tetapi gadis itu tak kunjung datang juga sampai hari ini.

Gio mengerjap beberapa kali, mengumpulkan kesadarannya secara total.

Lagi, pemandangan yang dilihatnya tetaplah ruangan kotor menjijikkan tempatnya disekap.

Namun, dia merasa seperti ada sesuatu yang berbeda. Lantas, dia menoleh pada samping kanannya. Betapa terkejutnya ia kala melihat Lidya tengah berada di sebelahnya dengan keadaan tidak sadarkan diri serta tangan dan kakinya pun dirantai. 

"Lidya? " Beo Gio, diapun menggeser posisi duduknya agar lebih dekat dengan Lidya, lalu mencoba membangunkan gadis itu.

"Lid! Lidya! Bangun, Lid! "

Beberapa kali Gio membangunkan gadis itu, dan akhirnya mata gadis itu terbuka secara perlahan. Dia terlihat mengerjap beberapa kali, netranya kemudian menatap mata Gio.

"Gio? " lirih Lidya.

"Lid, lo kenapa bisa di sini, Lid? Bukannya lo mau nolongin gue? Tapi kenapa lo malah ikut terjebak di ruangan ini sama gue? " Gio langsung melayangkan pertanyaan bertubi-tubi pada gadis itu.

Lidya nampak memegang kepalanya yang terasa lumayan sakit. Dia mencoba mengingat kejadian semalam kala dirinya datang ke tempat ini untuk menolong Gio.

"Eem ... gue, semalam auhh---" Lidya naas meringis sembari memegang kepalanya yang sakit.

"Lo kenapa, Lid? Kepala lo sakit? " Tanya Gio.

Lidya mengangguk, "Ya, semalam saat gue ke sini datang buat nolongin lo ... tiba-tiba ada orang yang mukul kepala gue secara keras dari belakang. Alhasil gue pingsan, dan sekarang gue kaget kenapa gue bisa ada ditempat ini? "

"Itu tandanya lo juga diculik, Lid! " ucap Gio penuh emosi.

"Hah? Apa? Diculik? "

"Iya, Lid. Sialan! Pasti itu ulahnya Nadine! Dia sengaja pura-pura baik mau nolongin gue kemarin, ternyata semua itu berkedok supaya dia bisa mancing lo biar datang ke sini. Aaarghh, sialan lo Nadine!! " ucap Gio dengan perasaan kesal setengah mati.

"Bentar, bentar, Gi. Tadi lo bilang siapa? Nadine? " Tanya Lidya.

"Iya, Nadine. Dia masih hidup! Dan dia mau balas dendam ke kita! " ucap Gio yang sebenarnya, akan tetapi respon Lidya malah tertawa.

Gadis itu terlihat menggelengkan kepalanya tidak percaya. "Lo ngaco, Gi! Nggak mungkin, nggak mungkin Nadine masih hidup! Lo gak usah bercanda, Gi! Ini bukan waktunya buat bercanda! "

"Lo pikir gue lagi bercanda, Lid? Gue serius anjir! Ngapain gue pake bercanda segala di situasi kek gini! " balas Gio dengan nada ketus.

Tiba-tiba wajah Lidya terlihat seperti orang cemas dan ketakutan, dia kembali menggeleng. "Nggak, Gi! Nggak mungkin! Lo tau dari mana kalau yang nyulik kita Nadine, lo tau darimana?! "

"Dia muncul dihadapan gue sendiri, depan mata gue! Dan dia bilang dia bakal balas dendam ke kita semua karena kita udah jahat sama dia, dan kita adalah penyebab Fera meninggal, " tutur Gio menjelaskan apa adanya.

"Gue masih nggak percaya, Gi. Nadine itu udah mati Gio .... lo pasti lagi halusinasi, ya! Lo pasti lagi halusinasi sekarang! "

"Terserah lo, Lid. Gue capek. Intinya gue mau bebas dari sini. Gue mau keluar dari tempat ini, " ujar Gio, sementara Lidya terenung, masih berusaha mencerna semua ucapan Gio. Pasti cowok itu berbohong. Mustahil Nadine masih hidup.

Ceklek! 

Knop pintu ruangan tiba-tiba dibuka oleh seseorang, menampilkan seorang gadis yang tengah berdiri di ambang pintu. Gadis itu pun masuk bersama satu anak buahnya yang memegang tas berisi beberapa alat tajam.

NOT A FOREIGN GIRL [END+COMPLETED]Where stories live. Discover now