💌 2: Oppressed

2.4K 135 26
                                    

I hope these disappointing things that keep happening aren't fate.

-Nadine Putri Gabriel

♡♡♡

Hari ini, tepat dimana seorang Nadine Putri Gabriel, melanjutkan pendidikan menengah atasnya di SMA Pelita Bangsa.

Nadine telah menyelesaikan kelas 10 nya di New York, dan sekarang ia harus melanjutkan kelas 11 nya di Jakarta.

Nadine begitu bersemangat untuk hari ini, ia telah menyiapkan segala keperluan belajarnya. Tidak sabar ingin cepat-cepar melihat sekolah barunya.

"Eh, Nad! "

Nadine yang tengah sibuk mengikat tali sepatu, lantas menoleh kepada Nasha yang memanggilnya dengan nada ketus.

"Iya, Kak? "

"Lo gak boleh berangkat bareng gue, " Nadine terheran, mengapa Nasha tidak memperbolehkan ia untuk pergi sekolah bersamanya?

"Gue malu pergi sama lo. Walau sekarang lo udah cantik, tapi gue masih ogah buat akuin lo adik gue, soalnya otak lo gak kayak gue, "

Sakit, hati Nadine kembali merasakan sakit. Gadis itupun mengangguk. "Iya, Kak. Nadine berangkat naik angkot aja, "

"Bagus, " ujar Nasha, seraya berlalu keluar rumah. Gadis itu langsung saja masuk ke mobil dan melajukannya sendiri.

Nadine hanya bisa menghela napas. Lalu gadis itu bangkit setelah mengikat tali sepatu. Berjalan keluar dari gerbang.

"Lah, neng Nadine. Neng, berangkat sekolah gak barengan sama neng Nasha? " heran Burhan ketika melihat anak majikannya yang berjalan keluar gerbang sendiri.

Nadine menoleh ke belakang, Burhan baru saja muncul. Gadis itu menggeleng. "Nggak, Pak. Nadine pergi sendiri aja naik angkot, "

"Kenapa atuh neng Nadine? Si Nasha gak mau pergi bar---"

"Nggak, kok Pak. Nadine yang mau pergi sendiri, yaudah, Nadine pamit, Pak. Assalamu'alaikum, " ucap Nadine berpamitan pada Burhan.

"Waalaikumsalam, hati-hati! " balas Burhan, ia menatap sedih anak majikannya itu. Selalu saja di perlakukan sama seperti dulu, tidak berubah. Bekerja hampir delapan tahun, membuat Burhan memang tahu betul, tentang keluarga Gabriel.


🍁🍁🍁


Kelas 11 IPS 1 terdengar begitu ribut dengan pekikan dan teriakan para anak-anak. Kelas yang terkenal dengan murid-muridnya yang nakal dan juga bandel.

Namun, keributan itu tak berlangsung lama ketika seorang guru wanita masuk ke dalam kelas. Alhasil, para murid-murid pun langsung kocar-kacir duduk di tempat masing-masing.

"Selamat pagi anak-anak! " Bu Nia menyapa.

"Pagi, Bu!! " balas anak-anak kompak menyapa.

"Hari ini, kita kedatangan murid baru, " ucapan Bu Nia, berhasil membuat mereka semua penasaran dengan sosok anak baru tersebut.

"Kamu, silahkan masuk, " pinta Bu Nia kepada seorang gadis yang berdiri di ambang pintu.

Gadis itu pun masuk, sontak saja mata para murid cowok menatapnya dengan mulut terbuka, kagum dengan kecantikan gadis yang kini tengah berdiri di depan kelas sana.

"Anjir! Mulus bet woi! "

"Cewek! "

"Semoga dia jodoh gue, "

NOT A FOREIGN GIRL [END+COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang