💌 23: Menstruation

947 53 4
                                    

Annyeong haseyo 👋
Ketemu lagi kita setelah setengah
abad lamanya, wkwk: V

.
.

🍁Happy readinggg 🍁
.
.


"Omo!! " Kompak Vena dan Lidya saat melihat hal itu.

"Res, bilang kalo gue gangguan penglihatan, Res, bilang! " Gio menyikut siku Vares berkali-kali, seakan tidak percaya apa yang dilihatnya barusan.

"Mata lo normal bangsat! " ketus Vares jengkel.

Tidak jauh berbeda dari Nasha dan Arion, yang menatap kedua insan itu penuh arti.

Nasha berdecih, dia benci ketika melihat adiknya itu disukai atau ditaksir oleh seseorang, dia tidak bisa membiarkan ini. Lagipula, dirinya lebih cantik daripada Nadine. Wajahnya saja mulus, glowing, tidak seperti wajah Nadine, yang pucat dan penuh luka.

"A--apa ini, Kak? " tanya Nadine menatap tupperware hijau itu.

"Buka aja, " pinta Leo.

Nadine segera membuka kotak tupperware, ternyata berisi nasi goreng yang sama persis dengan buatan Leo waktu di apart saat itu. Namun ada sedikit yang berbeda. Warna nasi goreng yang lebih kecoklatan, dan ada tambahan suweran daging diatasnya.

"Nasgor spesial ala Chef Leo, " cetus Leo, membuat Nadine terkekeh, "Rasanya gak kalah enak, kok, sama buatan Chef Juna. " Kini Fera yang ikut terkekeh mendengarnya. "Oh iya, gue lupa kalau ada Fera. Maaf, ya, Fer, nasgornya hari ini spesial cuma gue masakin buat Nadine. Besok-besok gue bawain buat lo juga, ya. Tapi bukan gue yang masak. " Canda Leo jenaka.

"Gak pa-pa, Kak. " balas Fera, ia menyadari ada perubahan drastis pada diri cowok itu.

"Aku cobain, ya, Kak, " Nadine hendak memasukan satu suapan ke dalam mulut, tetapi malah tertahan sejenak. "Pedis gak, Kak? "

Leo menggeleng, "Enggak. Lo tenang aja, cabainya gue cuma pake dikit doang 'kok. Karena gue tahu lo punya penyakit lambung. "

Nadine tersenyum senang, lalu memasukkan suapan pertama ke dalam mulutnya. Dan ternyata benar saja, rasanya enak.

"Gimana, enak? " tanya Leo, berharap jawaban dari Nadine membuat ia puas.

"Buatan Kak Leo emang selalu enak, " Jawab Nadine sekaligus memuji masakan Leo.

Leo makin senang dibuatnya, hatinya seakan berbunga-bunga. Ia bahkan amat begitu bangga dengan masakannya sendiri, sekaligus bangga dengan dirinya yang lumayan pandai memasak. Kalau setiap hari dia membuatkan makanan untuk Nadine dengan cita rasa yang lezat nan mengunggah selera, ah, sudah pasti gadis itu akan terkesima pada dirinya. Leo gitu, loh!

"Fer? Kamu mau rasa nggak? Enak, lho! " Nadine menawarkan satu suapan pada mulut Fera.

Fera menggeleng pertanda menolak, "Nggak usah, aku bosan makan nasgor, hehe. Aku pesan mie dulu, ya! " Jawab Fera seraya bangkit dari tempat duduknya, Nadine mengangguk.

"Nad? " panggil Leo pelan.

"Iya, Kak? " sahut Nadine.

"Nasha udah tau kalo yang donorin ginjal ke dia itu lo? " tanya Leo.

Ekspresi Nadine berubah seketika, dia melirik Nasha sejenak, sebelum menghela napas dan menggeleng. "Dia sama sekali gak tau, Kak. Yang dia tau kalau ginjal ditubuhnya saat ini adalah ginjal milik seseorang yang dibayar mahal oleh Papa sama Mama. "

NOT A FOREIGN GIRL [END+COMPLETED]Where stories live. Discover now