💌 12: Perhatian kecil Leo

987 66 18
                                    

Jangan lupa tinggalkan, vote dan
komen setelah membaca
untuk menghargai karya author.

Ga sukaa pembaca sider!!

🍓🍓🍓

🍁HAPPY READING 🍁

"Astaga, sayang! Kamu kenapa? Kok bisa basah gini? " Nasha tiba-tiba muncul tepat di depan Arion, dengan mengeluarkan rentetan pertanyaan dari mulutnya.

"Aku barusan disiram sama cewek babu di rumah kamu itu, " jawab Arion sembari mengibas-ngibaskan baju seragamnya yang kebasahan.

Nasha menekuk alis, "Ma--maksud kamu, Nadine? "

"Iya, siapa lagi kalau bukan dia. Cuma dia orang di sekolah ini yang berani sama aku. Udah tau cuma cewek miskin masih banyak gaya, sial! " Kesal Arion.

Nasha mendengus kasar mendengarnya, adiknya itu memang mempunyai nyali yang lumayan. Ingin berurusan dengan Arion, sama saja ingin cari mati.

***

"Akhh, sakit!! " Nadine memekik saat merasakan sebuah tangan milik seseorang, menarik rambutnya kencang ke belakang hingga tubuh gadis itu terhuyung dan nyaris jatuh.

"Sialan lo Nadine!! Dasar kurang ajar! Beraninya lo siram air ke pacar gue!! " Nasha memarahi Nadine sambil menjambak rambut adiknya itu. Gadis itu seolah tidak peduli, jika dirinya saat ini menjadi pusat perhatian anak-anak yang berada di taman sekolah.

"A--ampun, Kak! Tolong lepas... sakit.... " Mohon Nadine.

Nasha pun akhirnya melepas jambakannya dari rambut Nadine, sebelum akhirnya ia menyibak surainya lalu bersidekap dada memandangi Nadine yang menyedihkan.

Nadine memperbaiki posisi duduknya. Tadinya, gadis itu tengah asik membaca sebuah buku sambil duduk di kursi panjang yang ada di taman, sebelum ketenangannya terusik oleh Nasha yang tiba-tiba menjambak rambutnya dari belakang. Kini rambut panjang bewarna hitam pekat itu dalam kondisi berantakan. Wajah pemilik surai tersebut juga nampak menyedihkan.

Nadine lantas menengok pada ketiga gadis, yang kini sudah berada dihadapannya. Yaitu Nasha dan kedua anteknya.

"Ck, ck, ck..., gue heran sama lo. Kok lo bisa seberani itu, ya, sama Arion? " ujar Nasha sambil memainkan helai-helai rambut Nadine. "Kadang gue pikir, kenapa, ya? Nyokap gue mau pekerjakan pembantu yang ga jelas asal-usulnya, udah gitu murahan pula, "

"Oh, Nas. Jadi, dia ini pembantu di rumah lo? 'Kok kita baru tau, sih, " Celetuk Lidya.

"Emm, gue lupa mau cerita ke kalian, " jawab Nasha.

"Eh, bukannya lo pindahan dari New York, ya? Kok pas ke Indo malah jadi pembantu di rumah orang? Pake jual diri segala lagi, " kata Vena, mengundang tawa dari Nasha dan Lidya.

"Oh, ya! Karena dia pembantu di rumah lo, Nas, so, boleh dong kita merintahin apa aja ke dia, " ujar Lidya.

"Boleh bangat malah! Silakan, anggap aja dia babu kalian, " jawab Nasha, membuat kedua temannya jadi girang.

"Oke, babu! Gue punya perintah buat lo, tolong beliin gue jajanan kayak tuh anak! " Vena menunjuk salah satu murid yang berdiri di sekitar taman yang sedang mengunyah snack Qtela.

"Oh iya, gue juga sama pengen tuh snack, plus beliin gue air mineral sama keripik pisang, " timpal Lidya, sebelum ia beralih menengok Nasha. "Lo, Nas? Gak mau beli apa gitu?

"Gue? " Nasha terlihat berpikir sejenak, lalu tersenyum. "Gue mau susu coklat, "

"Yaudah, kalau gitu buruan lo beliin kita! Cepetan!! " Pinta Vena.

NOT A FOREIGN GIRL [END+COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang