💌 39: Doll?

1.3K 82 12
                                    

Masih ada yang nunggu cerita ini?

.
.

Happy Reading


Malam ini Lidya berencana akan pergi ke rumah Gio, mereka ingin membicarakan tentang siapa dalang dibalik teror yang mereka dapati.

Lidya kini sudah siap dengan legging dan kaos oversize yang melekat di tubuhnya, gadis itu lantas meraih tas selempang dan mengambil sebuah kotak yang berisikan sebuah boneka anak lelaki dengan tampang menyeramkan yang dia dapati di depan pintu rumahnya kala baru pulang dari sekolah tadi.

Bukan hanya dia saja, Vares dan Gio pun mendapatkan barang serupa. Vares mendapat boneka bayi yang mukanya nyaris terlihat retak, sedangkan Gio mendapat beberapa boneka Barbie tanpa kepala. Mereka bertiga menyakini, pasti boneka-boneka yang mereka dapatkan adalah ulah dari sang pemain amplop pink.

Lidya pun langsung keluar dari kamarnya, lagi-lagi tiada seorangpun di rumahnya. Ibunya selalu saja sibuk dengan selingkuhannya, sehingga jarang memperhatikan dirinya.

Lidya pun langsung berjalan keluar rumah, tidak lupa dia mengunci pintu rumahnya dari luar. Baru saja dia melangkahkan kaki hendak keluar dari gerbang, tiba-tiba saja muncul seorang pria berpakaian layaknya wanita dengan memakai dress merah dan satu tangannya nampak memegang sebuah wig (rambut palsu).

"Lidya! " Teriak pria itu pada Lidya.

Lidya lantas jadi terkejut dengan kehadiran orang di depannya sekarang.

"Lidya, papa kangen kamu, Nak! " Pria yang bernama Deri itu hendak memeluk Lidya, akan tetapi Lidya langsung mendorongnya kuat.

"Lo ngapain, sih, ke sini?! " tanya Lidya dengan nada ketus kepada Deri yang notabene nya adalah ayah kandungnya.

"Ayah kangen sama kamu, Lidya. Bagaimanapun juga, kamu adalah putri Ayah. " tutur Deri, menatap sayu sang putri.

"LO BUKAN AYAH GUE! " Lidya membentak sang ayah. "Gue malu tau gak, punya ayah banci kayak lo! "

"Lid, biar begini-begini Ayah tetaplah Ayah kamu, Lid. Tolong hargai Ay---"

"Ck, udah, deh, ya! Buang-buang waktu omong sama lo! Jangan pernah sebut lagi kalo gue itu anak lo, gue jijik dengernya! " ujar Lidya sarkas, menyela ucapan Deri.

"Mending lo pergi, deh, sekarang! " Lidya kini malah mengusir sang ayah. "Jangan mimpi buat tinggal di rumah ini lagi!! "

"Sebenci itukah kamu sama Ayah, Lid? Ayah memang pernah salah apa sama kamu? " tanya Deri dengan nada lirih. Jujur, hatinya begitu sakit saat mendengar cercaan Lidya kepada dirinya.

"Lo masih pake tanya? Salah lo itu karena lo udah korupsi di perusahaan dan dipecat sampai akhirnya lo gak bisa nafkahin istri sama anak lo!! " Marah Lidya, kemudian mencibir, "Pantes Mama selingkuh, karena pekerjaan lo itu malu-maluin! Lo emang gak pantes jadi Ayah gue! "

"Lidya! Sudah, cukup! Ayah juga sudah pernah bilang sebelumnya kalo Ayah tidak pernah melakukan korupsi! Ayah hanya difitnah saat itu! "

"Ah, udahlah! Jangan banyak bacot! Gue mau pergi! " ketus Lidya tanpa menghiraukan lagi Deri yang terus memanggilnya, lalu dia segera menghentikan taksi yang lewat guna bisa ditumpanginya.

Saat taksi sudah melaju dan membawa Lidya menuju alamat rumah Gio, tiba-tiba saja perasaan sesak menyerang dada Lidya. Entah kenapa rasanya sesak sekali. Perlahan air matanya luruh, baru beberapa menit yang lalu dia memarahi sang ayah, kini dia malah menyesal. Dia merasa bahwa kata-katanya tadi sangat jahat dan menyakiti hati ayahnya.

NOT A FOREIGN GIRL [END+COMPLETED]Where stories live. Discover now