💌 31: Bundir? (2)

1.3K 64 17
                                    


Jangan lupa siapkan tissue
banyak-banyak untuk
part yang mengandung
bawang ini 🤧

~Happy readinggg ~
.
.

"Cantik, sih, tapi sayang seleranya malah yang sesama jenis, " cibiran itu Nadine dapatkan saat dia baru saja menginjakkan kaki di koridor sekolah.

Orang-orang menatapnya geli dan jijik, juga menghindarinya pula, seolah-olah Nadine adalah virus pembawa penyakit.

"Cantik-cantik 'kok malah ngelesby, neng? " Seorang murid cowok secara terang-terangan mendekati Nadine dan meledek gadis itu.

Kerutan Nadine perlahan nampak, dia heran dengan semua orang yang mengatakan dia adalah penyuka sesama jenis. Pasti ada rumor gila tentang dirinya yang menyebar ke satu SMA Pelita Bangsa.

Kemudian netranya menyoroti Nasha dan kedua anteknya yang berjalan berlawanan arah dengannya.

"Ck, ck. Gue pikir lurus, ternyata belok, " ejek Lidya, mengundang gelak tawa dari Nasha dan Vena.

Tanpa pikir panjang Nadine langsung maju mendekati Nasha, pasti ini ulah kakaknya lagi. "Maksud kamu apa, Nas? "

"Lo ngerasa kalo kita lagi ngejek lo? Berarti tepat sasaran, dong! " balas Nasha, membuat para anak-anak di sekitar koridor mulai menertawai Nadine.

Nasha tiba-tiba merogoh ponsel dari sakunya, astaga! Ternyata itu ponsel milik Nadine. Nadine lupa membawanya kemarin.

"Fer, aku sayang banget sama kamu, aku gak mau kehilangan kamu, " Nasha berbicara dengan nada dramatis kala membaca percakapan whatsapp Nadine dan Fera.

"Me too, Nad. Aku juga sayang banget sama kamu! " Vena menimpali.

"Hahaha!!! "

Memang, Nadine akui bahwa dialog itu memang ada di percakapan whatsapp antara dirinya dan Fera. Namun, jangan sampai kalian salah mengartikan. Kalimat-kalimat tersebut hanyalah sebuah pengungkapan rasa kasih sayang antara kedua sahabat. Apakah salah?

Berusaha untuk tidak peduli, Nadine kembali melangkah dengan sengaja menyenggol bahu Nasha. Percuma jika dia menjelaskan, tidak akan ada yang mau mendengar.

Mulai hari itu, Nadine selalu dirundung oleh teman-teman dan kakak kelasnya.
Rumor lesbi yang beredar, membuat citra buruk dalam diri Nadine dan nama baiknya menjadi rusak.

Beberapa teman sekolahnya kadang mendatangi ke tempat kerjanya, bukan untuk membeli kue, melainkan hanya untuk menghina dan mengejek Nadine. Terkadang mereka mengeluarkan kata-kata kotor dan tak senonoh pada gadis itu.

Di kala itulah ada Leo yang selalu siap pasang badan ketika Nadine mengalami
perundungan secara fisik ataupun mental. Namun, Nadine malah menjauhi Leo, dia tidak ingin merepotkan cowok itu, juga tidak ingin Leo terkena imbas karena selalu membelanya.

Dilain sisi, ada Arion yang terus-terusan berusaha mendekati Nadine dengan permohonan maafnya, namun Nadine selalu menghindar. Sampai-sampai Arion jarang melihatnya lagi di sekolah, bahkan sering mencari keberadaannya. Padahal Arion ingin mengakui, bahwa teman masa kecil yang Nadine sering memanggilnya dengan sebutan 'Alien' adalah dirinya.

Nadine mulai mengasingkan diri, bahkan dia menjadi pribadi yang lebih pendiam dan tertutup dari sebelumnya. Tidak ada yang mau berteman dengannya, kecuali Amara. Gadis itu kerap kali mendekati Nadine dan mengajaknya untuk makan bersama, akan tetapi Nadine selalu menolak. Dia tidak ingin bila ada teman yang mendekatinya, akan bernasib sama seperti dirinya. Dibully dan dijauhi.

NOT A FOREIGN GIRL [END+COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang