💌 13: Halte dan hujan

904 61 31
                                    


A/N: Sorry lama next nya gaess

🍓🍓🍓

🍁 ~HAPPY READING~ 🍁

♡♡♡

Nadine terus mengikuti langkah Leo, dengan tangannya yang masih di tarik oleh sang empu. Sebelum akhirnya mereka berhenti tepat di depan gudang.

"Mau apa kamu narik aku ke sini? " tanya Nadine.

Leo berbalik menatap Nadine. "Gue cuma mau nolongin lo, "

Nadine berkerut kening. Menolong? Seorang pembully menolong orang yang sering dibully nya? Tidak salahkan?

"Pakai jaket dari gue. Jangan lupa bersihin seragam lo. Gue gak bisa lama di sini, "

Belum sempat Nadine diberikan kesempatan untuk bicara, Leo langsung saja berbalik dan berlari pergi meninggalkannya.

Sebenarnya, ada apa dengan cowok itu?

***

Saga kini tengah duduk bersandar di kursi empuk dengan posisi menghadap kaca transparan ruangan kerjanya di lantai 4. Dapat ia lihat gedung-gedung tinggi dan luasnya jalan raya lewat kaca transparan itu.

Drrtt... Drrtt...

Ponsel Saga berbunyi nyaring, lantas dengan malas pemiliknya pun berjalan meraih ponsel tersebut di meja kerjanya.

"Halo? "

"Halo, Saga, " balas seorang dari sebrang sana, itu seperti suara Erik.

"Ya, kenapa? "

"Ada yang yang saya ingin bicarakan sama kamu, "

"Bicara saja cepat, saya sedang sibuk di kantor sekarang! " ketus Saga pada pria yang notabene-nya adalah kakaknya.

"Ini perihal Nadine, "

Saga menekuk alis, sebelum ia kembali berbicara. "Kenapa lagi dengan Nadine? "

Terdengar helaan napas dari Erik, "Saga... saya mau tanya sama kamu. Apa sekarang sikap kamu sudah berubah ke Nadine? "

"Berubah? "

"Ya, berubah. Saya harap kamu sudah tidak memperlakukan anak itu seperti dulu lagi. Apa kamu masih sering memukul dan memarahinya? " tanya Erik.

"Ya, saya masih sering memukul dan memarahi Nadine. Bagaimana tidak? Anak itu selalu membuat emosi saya meledak, " jawab Saga dengan santainya.

"Saga! Kalau memang kamu memperlakukan keponakan saya masih sama seperti dulu... lantas, mengapa kamu menyuruhnya balik ke Indonesia?! Kalau dengan kepulangan dia ke rumah hanya akan kembali mendapatkan siksaan! " Marah Erik.

Saga mendengus geli, "Saya ayahnya! Saya yang berhak atas dirinya! Lagipula... kalau dia semakin lama di New York, dia malah semakin keenakan hidupnya, bisa lupa diri. Belum tentu ia di sana belajar, belum tentu pergaulannya di sana baik! Dan anak seperti itu, memang pantas di didik secara keras. "

"Saga!! Keterlaluan kamu, tidak seharusnya kamu memperlakukan anak kamu seca--''

"Sudah. Saya sedang sibuk sekarang, kamu telah membuang waktu saya hanya untuk membahas anak tidak berguna itu. Saya tutup telponnya, "

"Saga--" Terdengar suara Erik ingin kembali berbicara.

Jleb.

Saga mematikan sambungan telponnya secara sepihak.

NOT A FOREIGN GIRL [END+COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang