💌 18: Apartemen Leo

878 59 9
                                    


🍁Happy readingggg 🍁

"Tapi nilai sembilan puluh gak bakal bikin orang tua saya bangga sama saya, Bu!! " protes Nadine menaikkan nada suaranya satu oktaf.

"Nad, udah, Nad. " Fera memegang lengan Nadine.

"Lalu saya harus bagaimana Nadine? Nilai itu memang sudah pantas untuk kamu, " ujar Bu Emi. "Kalau begitu, saya permisi. "

Mata Nadine semakin berkaca-kaca, lantas ia kembali duduk dan meremas rambutnya sendiri dengan perasaan gusar.

'Kenapa harus sembilan puluh? '

***

Waktu pulang telah tiba, seluruh anak-anak SMA Pelita Bangsa mulai berbondong-bondong keluar dari kelas untuk pulang.

Termasuk empat sekawan idolanya kaum hawa SMA Pelita Bangsa, siapa lagi kalau bukan Arion dan ketiga sahabatnya.

"Shit, lah! Kenapa, sih, minggu-minggu bahagia gue harus dipenuhi dengan ulangan-ulangan yang menusuk otak, nyusahin! " Gio berdecak sembari menendang batu di sekenanya.

"Emang, ya, kalo orang yang otaknya pe'a kayak lo, bisanya cuma ngeluh doang, belajar kagak! " celetuk Leo kepada Gio.

"Asuuu, lo pikir lo pintar, hah!? " ketus Gio.

"Seenggaknya masuk sepuluh besar, iya, gak, Ar? Res? " Leo mengangkat kedua alisnya pada Arion dan Vares.

"Hmm, " Arion hanya berdehem.

Gio kini hanya bisa mendengus kesal. Mentang-mentang di penerimaan raport semester lalu ketiga temannya itu berhasil masuk sepuluh besar sementara dirinya tidak, ia sekarang malah sering diledek oleh teman-temannya karena peringkatnya yang berada di angka enam belas dari 35 jumlah orang siswa di kelas.

"Le, pulang gas ke rumah si Vares, " Arion berkata pada Leo, memberitahu cowok itu.

"Lah, mendadak amat! " respon Leo.

"Gimana? Lo bisa, gak? Kebetulan nyokapnya si Vares lagi di LA, jadi sabi lah kita buat rumahnya kek kapal pecah, " Seru Gio.

"Anak setan! " gumam Vares saat mendengar ucapan Gio.

"Gak, gue gak bisa. " tolak Leo. "Pulang sekolah ini gue langsung mau jemput cewek gue. "

"Cewek? " Ketiga temannya itu sontak melongo sebelum gelak tawa mereka pecah. "BUAHAHAHA!! "

"Galileo Artana, sejak kapan lo punya cewek? " tanya Arion tak menyangka.

"Pacaran aja kayak pernah lo! " timpal Gio.

"Bacot kalian semua! Udah, gue duluan, mau jemput cewek gue, bye! " Tak memperdulikan ketiga sobatnya yang tengah sibuk mengejek dan menertawai nya, Leo pun segera menaiki moge nya dan melajukannya saat sudah sampai di area parkiran.

"Tuh anak makan apaan, sih, tadi? " Heran Gio sambil geleng-geleng.

Leo kini sudah berada didepan halte yang berada tak jauh dari sekolah. Dapat ia lihat seorang gadis manis tengah duduk menunggu suatu kendaraan umum yang bisa ditumpanginya.

"Hai, adik kelas! " Sapa Leo, lalu membuka helmnya.

Nadine yang disapa itu sekarang hanya bisa kaget. "Ka---kak Leo? "

"Naik! " titah Leo pada Nadine.

Nadine masih diam tanpa ada pergerakan sama sekali.

Leo pun menghela napas, lalu turun dari motornya sesaat. Kemudian memperagakan gaya bodyguard yang seperti mempersilahkan masuk majikannya. "Silakan naik ke motor gue, wahai adik kelas yang terhormat. "

NOT A FOREIGN GIRL [END+COMPLETED]Where stories live. Discover now