12 | Kepercayaan Diri Yang Kembali

742 82 0
                                    

Faisal pun membuka kedua matanya setelah mendengar perintah selanjutnya dari Ki Yatmo. Setelah kedua matanya terbuka, ia pun langsung menatap tepat ke arah Ki Yatmo yang kini sudah berdiri kembali di hadapannya.


"Sekarang kamu sudah ada yang menjaga. Dia akan selalu ada di samping kamu dan menjauhkan kamu dari serangan atau kegagalan apa pun. Semua hal yang kamu lakukan akan sukses. Tidak peduli kamu lupa dengan salah satu syarat atau ada hal-hal lain yang menjadi kendala. Kamu akan mencapai tujuanmu dengan sangat mudah karena kini sudah didampingi oleh dia yang diutus oleh salah satu leluhur pujaanku. Sekarang pulanglah, lalu lanjutkan kembali ritual teluh boneka yang sempat kamu tunda. Jangan takut gagal lagi. Kamu tidak akan pernah mengalami kegagalan selama dilindungi oleh dia," saran Ki Yatmo.

Setelah mendengar yang Ki Yatmo perintahkan, Faisal pun berdiri dari tempat duduknya saat itu. Ia sempat menoleh ke arah sekelilingnya, namun sama sekali tidak menemukan satu makhluk pun yang bisa ia lihat. Ia pikir dirinya akan bisa langsung melihat hal tak kasat mata seperti yang menjadi kelebihan Raja, sehingga Ziva memilihnya untuk menjadi pendamping hidup. Namun meski tetap matanya tak bisa melihat makhluk itu, Faisal bisa merasakan bahwa makhluk yang akan menjaganya tersebut memang ada di sekelilingnya. Karena sejak beberapa saat lalu, ia tidak berhenti merinding dan merasakan hawa dingin yang begitu menusuk di kulitnya.

"Katakan, Ki Yatmo, apalagi keuntungan yang akan aku dapatkan setelah ada penjaga di sisiku ini?" tanya Faisal.

"Kamu akan mudah menaklukan perempuan yang kamu inginkan itu. Sekuat apa pun dia atau sekuat apa pun pertahanannya, dia akan goyah dan cepat menyerah jika kamu dijaga oleh makhluk yang baru saja aku panggil. Kamu akan bisa memiliki perempuan itu tanpa melewati kesulitan lagi. Dia akan tunduk dengan sendirinya dan ikut bersamamu, ke mana pun kamu mengajaknya pergi," jawab Ki Yatmo.

"Benar-benar semudah itu?" Faisal bertanya sambil mengerenyitkan keningnya.

"Ya, benar-benar semudah itu. Dia akan mudah sekali terpikat olehmu, karena saat ini auramu sudah dipengaruhi dengan kehadiran makhluk yang aku panggil itu. Auramu di mata perempuan itu akan terlihat sangat menarik dan saking tertariknya dia padamu, dia akan segera meninggalkan laki-laki yang dipertahankannya demi bisa ikut bersamamu."

"Dan apakah jika aku berharap bahwa laki-laki yang dia pertahankan akan mati maka laki-laki itu akan benar-benar mati, Ki Yatmo?"

"Itu juga termasuk. Kamu hanya tinggal memikirkan saja tentang kehendakmu terhadap yang dituju, saat sedang melakukan ritual teluh boneka. Penjagamu itulah yang akan membantu untuk melaksanakan kehendakmu. Jadi kamu hanya perlu diam dengan tenang di tempatmu dan tunggu hasil akhirnya."

Ki Yatmo jelas berhasil meyakinkan Faisal agar kepercayaan dirinya kembali lagi. Wajah Faisal kini tampak jauh lebih berseri-seri setelah mendengar semua jawaban dari Ki Yatmo. Ia kembali meyakini, bahwa Ziva akan mudah dia dapatkan pada akhirnya nanti. Ia bahkan sudah membayangkan bagaimana hidupnya jika Ziva benar-benar menjadi istrinya, setelah Ziva bercerai dari Raja.

"Aku jelas akan sangat bahagia jika bisa melihat Raja menderita setelah Ziva akhirnya memilih diriku dan menikah denganku. Aku tidak akan menyentuh Raja dengan teluh boneka, karena dia harus terus hidup untuk melihat betapa bahagianya aku saat menjadi Suami Ziva setelah mereka berpisah," batin Faisal.

Faisal pun segera kembali pada kenyataan dan tersenyum saat menatap pada Ki Yatmo.

"Baiklah kalau begitu, Ki Yatmo, aku akan pulang sekarang. Terima kasih atas bantuan, tuntunan, dan juga dukungannya. Aku tidak akan lupa datang ke sini untuk berterima kasih. Aku jelas tidak akan bisa sampai dititik ini, jika bukan karena tuntunan dari Aki sejak satu bulan lalu," ujar Faisal.

"Jangan pusingkan soal berterima kasih. Aku akan merasa ikut senang jika kamu berhasil mendapatkan yang paling kamu inginkan. Datanglah jika ingin datang, jangan pernah sungkan," pesan Ki Yatmo.

"Baik, Ki Yatmo. Aku permisi dulu," pamit Faisal.

Faisal pun segera beranjak dari teras rumah Ki Yatmo menuju ke mobilnya yang terparkir di halaman. Ki Yatmo masih menatapnya ketika Faisal memasuki mobilnya. Makhluk yang tadi dipanggil oleh Ki Yatmo terus ikut dan berada di sisi Faisal. Faisal benar-benar didampingi oleh makhluk itu, tanpa tahu akan akibat yang akan diterimanya. Jika Faisal sampai punya keinginan untuk terlepas dari penjagaan makhluk itu, maka Faisal akan mendapat siksaan yang hebat dari makhluk itu sendiri. Karena makhluk itu tidak suka jika yang dijaga olehnya berkhianat secara tiba-tiba. Ki Yatmo jelas tidak menjelaskan hal itu, karena ia tidak mau Faisal menolak untuk didampingi oleh makhluk yang dipanggilnya.

"Dia benar-benar penurut. Hanya karena menginginkan seorang perempuan, dia sampai rela menuruti semua yang aku katakan. Semoga saja dia tidak punya keinginan untuk terlepas dari makhluk yang menjaganya. Kalau sampai dia punya keinginan seperti itu, maka dia akan tersiksa di sepanjang sisa umurnya," gumam Ki Yatmo, yang kemudian tertawa pelan sebelum kembali masuk ke rumahnya.

Mobil milik Faisal kini telah kembali melaju di tengah jalanan dari arah Banten menuju ke Jakarta. Ia ingin sekali cepat sampai ke rumah yang menjadi tempatnya bersembunyi, karena ingin melanjutkan ritual teluh boneka yang tadi sempat ia hentikan.

"Saat aku tiba nanti, aku akan langsung menyerang mereka secara mendadak. Kali ini aku tidak akan menyerang satu persatu anggota tim itu. Aku harus menyerang mereka secara bersamaan, agar Ziva serta Raja kelimpungan dan tidak bisa menangani semuanya dalam satu waktu bersamaan. Jika Tari, Rasyid, Mika, dan Hani aku serang mendadak, mereka berdua jelas akan merasakan kepanikan dan kehilangan konsentrasi. Mereka tidak akan mendapat pertolongan dari pihak manapun, karena keempat anggota tim yang lain sudah aku serang. Dengan begitu, aku akan bisa memaksa Ziva untuk segera berpisah dari Raja. Lalu aku akan menjemputnya setelah dia setuju untuk meninggalkan laki-laki sialan itu. Semuanya akan segera menjadi sesuai dengan harapanku," gumam Faisal, sambil membayangkan kesuksesannya.

Faisal benar-benar sangat percaya diri setelah pulang dari rumah Ki Yatmo. Ia merasa tidak sia-sia datang ke rumah Ki Yatmo, karena dengan begitu dirinya mendadak mendapat ide seperti yang baru saja tercetus. Ia pun terus memacu mobilnya lebih cepat, agar dirinya bisa cepat tiba di rumah.

Di tempat lain, Alwan kini sedang menatap ke arah Raja dan Ziva, saat mereka akhirnya tiba di rumah sewaan yang pertama dari semua rumah sewaan yang terdapat di dalam brosur.

"Bagaimana? Adakah hal yang bisa kalian lihat atau kalian rasakan?" tanya Alwan.

"Tidak ada sama sekali, Al. Sepertinya tidak ada tanda-tanda orang yang pernah melakukan teluh boneka di sini," jawab Ziva.

"Oke, kalau begitu kita langsung saja lanjut ke rumah sewaan yang selanjutnya. Jangan buang-buang waktu," saran Alwan.

* * *

TELUH BONEKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang