11 | Pertemuan Faisal dan Gurunya

794 77 2
                                    

Faisal memarkirkan mobilnya di depan sebuah rumah yang jauh dari pemukiman penduduk. Ia turun dari mobilnya dan segera melangkah menuju ke arah pintu rumah tersebut. Ia menggedor-gedor pintu rumah itu beberapa kali dengan penuh emosi. Ia benar-benar merasa tidak sabar ingin bertemu dengan si pemilik rumah, karena perasaannya sedang kacau akibat ejekan dari Raja.


Tak lama kemudian, pintu rumah itu pun terbuka. Seorang laki-laki yang sudah tua dan ringkih menatap ke arah Faisal cukup lama.

"Kamu? Ada apa? Kenapa menggedor-gedor pintu sampai sekeras itu?" tanya Ki Yatmo.

"Upayaku menyakiti orang-orang yang aku tuju melalui teluh boneka, gagal total! Tidak terjadi apa-apa pada orang yang aku tuju itu, padahal aku sudah mengikuti semua arahan dan langkah-langkah yang Aki ajarkan sejak satu bulan lalu!" jawab Faisal. "Aku sudah menghabiskan waktu untuk mempelajari semuanya. Tapi tidak ada hasil yang aku dapatkan! Bagaimana bisa begitu, Ki? Bagaimana bisa?"

Faisal tampak benar-benar frustrasi. Ki Yatmo kini terlihat keheranan dengan cerita yang Faisal sampaikan pesan tentang kegagalannya.

"Gagal total? Mana mungkin bisa gagal total? Kamu jelas-jelas sudah menguasai ilmu hitam yang aku ajarkan untuk menggunakan teluh boneka. Kamu bahkan sudah mempraktikkan hal itu secara langsung terhadap hewan yang aku sodorkan. Mana mungkin bisa gagal total?" Ki Yatmo terdengar ragu dengan hal itu.

"Tapi memang tidak terjadi apa-apa pada orang yang aku tuju, Ki. Aku ingin mengejek laki-laki yang sudah menikahi perempuan yang sangat kuinginkan itu. Aku tanya padanya melalui telepon, apakah salah satu orang di sekitarnya baru saja mengalami kesakitan yang luar biasa dan terlihat sangat menderita? Dia menjawab dengan tenang bahwa orang itu baik-baik saja dan sedang mengobrol santai dengan orang-orang di sekitarnya. Laki-laki itu malah balik mengejek aku, Ki. Dia bilang kalau aku butuh perawatan di Rumah Sakit Jiwa agar tidak sering berhalusinasi. Dia tidak mungkin mengatakan begitu, jika terjadi sesuatu pada rekannya. Aku kenal betul bagaimana sifat laki-laki itu dan dia sangat peduli dengan orang-orang yang ada di sekitarnya," jelas Faisal.

"Kalau begitu pasti ada yang salah dengan caramu menjalankan ritualnya. Pasti ada hal yang kamu lupakan meski hanya satu hal kecil. Coba kamu ingat-ingat lagi, apakah benar sudah semua syarat kamu penuhi?"

Faisal pun kini terdiam sambil mengingat-ingat lagi semua hal yang dilakukannya tadi. Ia benar-benar tidak ingat jelas apakah semua syarat sudah ia penuhi atau belum sebelum memulai ritual teluh boneka. Iya hanya teringat tentang bagaimana rasa kesalnya terjadi, ketika jarum yang sudah ia tancapkan ke boneka teluh selalu saja terlepas sendiri dari boneka tersebut.

"Teluh boneka itu bukan teluh yang mudah dipatahkan seperti teluh-teluh lain. Kalau kamu berhasil satu kali saja, maka kamu tidak akan pernah gagal untuk meneluh lawanmu yang selanjutnya. Jadi kalau kamu sampai gagal melakukan teluh boneka, maka artinya kesalahan itu berasal dari diri kamu," jelas Ki Yatmo.

Padahal, kenyataannya sama sekali tidak ada kesalahan yang Faisal buat dalam ritual teluh boneka yang ia lakukan. Tari terkena serangan dan menahan sakit cukup lama. Hanya saja, Faisal tidak tahu bahwa ucapan-ucapan Raja di telepon tadi berasal dari ide yang dicetuskan oleh Alwan.

"Entahlah ... kalau dipikir-pikir lagi, aku tidak benar-benar ingat apakah semua syaratnya sudah kupenuhi atau masih ada yang kurang," ujar Faisal, dengan suara yang tidak sekasar tadi.

"Ya, sudah aku duga kalau kamu pun bahkan tidak ingat soal lengkapnya syarat ritual untuk menjalankan teluh boneka. Sekarang tenangkan dulu diri kamu. Aku akan memberikan satu pendamping untuk kamu agar bisa membantumu melaksanakan teluh boneka itu tanpa hambatan lagi. Kamu sudah jauh-jauh datang ke sini, jadi sebaiknya kamu pulang tidak dengan tangan kosong," ujar Ki Yatmo.

Faisal pun menganggukkan kepalanya. Kini ia duduk di kursi teras rumah itu, sementara Ki Yatmo masuk ke dalam rumahnya untuk mengambilkan beberapa benda yang biasa digunakan untuk ritual. Faisal merenung selama beberapa saat. Di kepalanya masih terngiang-ngiang suara Raja yang mengejeknya melalui telepon, tadi. Ia benar merasa sulit melupakan suara laki-laki itu, terlebih setelah ia gagal membuat Tari merasakan penderitaan akibat siksaannya melalui teluh boneka. Ia geram sekali karena dianggap berhalusinasi oleh Raja, serta diperintahkan pergi ke Rumah Sakit Jiwa dengan entengnya.

"Aku akan membungkam mulut laki-laki itu selamanya! Tunggu saja! Aku tidak akan membiarkannya bebas berbicara lagi setelah berani menghina diriku secara terang-terangan seperti tadi! Aku tidak bisa terima! Aku akan membalasnya!" niat Faisal, sambil mengingat wajah Raja yang sering dilihatnya selama ia menguntitnya dan Ziva.

Ki Yatmo keluar dari dalam rumahnya tak lama kemudian. Di tangannya ada sebuah wadah yang tampak mengepulkan asap putih sangat pekat. Laki-laki tua itu tampaknya baru saja membakar dupa merah dalam jumlah yang sangat banyak, demi mengundang makhluk-makhluk yang sering ia jadikan utusan untuk mendampingi seseorang.

"Duduk saja di situ. Kamu tidak usah banyak bergerak. Tutup kedua mata kamu itu selama aku membacakan mantra pelindung untuk dirimu," titah Ki Yatmo.

Faisal pun menuruti yang Ki Yatmo perintahkan padanya. Ia menutup kedua matanya dan tetap duduk diam di tempat tanpa banyak bertanya. Ki Yatmo pun memulai ritualnya dan mulai mengelilingi Faisal berulang-ulang kali, agar seluruh tubuh Faisal terbaluti oleh asap dupa merah yang mengepul dari wadah di tangannya.

"Karuhun nu Agung, mangga mantuan ngajaga ieu manusa anu kudu ditangtayungan. Jaga manehna di mana wae manehna aya. Sadiakeun panyalindungan tina kakuatan anu karuhun kagungan. ulah nepi ka meunang hasil, sabab ngan manehna anu bisa narajang lawanna*," ucap Ki Yatmo.

Faisal hanya mendengarkan saja dan tidak memikirkan hal lain selain tujuan utamanya. Ia benar-benar terus mengikuti apa pun yang Ki Yatmo arahkan, karena dirinya sangat mempercayai Ki Yatmo lebih dari mempercayai Allah. Setelah mengelilingi diri Faisal sebanyak tujuh kali, Ki Yatmo pun akhirnya berhenti tepat di belakang Faisal, lalu meniup ubun-ubun laki-laki itu berulang kali. Hal itu dilakukan oleh Ki Yatmo dengan tujuan agar Faisal tidak perlu merasa takut akan kegagalan ataupun ancaman dari orang yang mampu mematahkan teluh boneka. Tak lama kemudian, satu sosok yang begitu menyeramkan pun mendadak muncul di teras rumah itu, lalu mendekat pada Faisal dan berdiam tepat di sampingnya. Bulu kuduk Faisal langsung meremang tanpa alasan, namun laki-laki itu sama sekali tidak merasa takut meski baru saja merasakan hal yang berbeda di sekelilingnya.

"Sekarang, bukalah mata kamu," titah Ki Yatmo, sekali lagi.

* * *

TRANSLATE:

*Leluhur yang Agung, tolong bantu lindungi manusia yang perlu dilindungi ini. Jaga dia di mana pun dia berada. Berikan penjagaan dari kekuatan yang leluhur punya. jangan biarkan dia berhasil diserang, karena hanya dia yang boleh menyerang lawannya.

TELUH BONEKAWhere stories live. Discover now