44

13.8K 1.9K 108
                                    

Apa kabar semuanya, sehat kan ? Sehat donk. Tetep semangat dan jangan lupa jaga kesehatan ya.

Jangan lupa vote dan komen ya,
Typo tandai ya.






Dilan merasa akhir-akhir ini ia sangat sial. Dan lagi ia tidak bisa membalaskan kebenciannya pada Nuo. Kakaknya Lion selalu mengawasinya dan mewanti-wanti dirinya untuk tidak dekat-dekat dulu dengan Nuo. Sebagai adik yang penurut tentu saja ia harus mematuhi ucapan kakaknya walupun dalam hatinya sudah berbagai sumpah serapah sudah ia ucapan. Ia tetap harus menjaga image jadi adik yang ceria, penurut dan manis. Akting adalah kelebihannya jadi meski hatinya muram, wajahnya tetap menunjukkan keceriaan.

Dilan juga melihat jika Aland sepertinya tidak membiarkan Nuo menjauh dari jangkauannya. Sejak insiden waktu itu ia merasa jika Aland selalu menempeli Nuo kemanapun dan memandangnya dengan tatapan dingin yang membuatnya merinding. Jadi ia belum punya kesempatan untuk mendekati Nuo dan membalaskan kebenciannya. Ia semakin tidak menyukai Nuo.

Seperti saat ini ia sedang makan di kantin seperti biasanya bersama kakak dan teman-temannya. Ia bisa melihat jika Aland terlihat semakin memanjakan Nuo. Itu membuatnya iri, ia selalu merasa seharusnya ia yang berada di posisi Nuo. Kenapa Nuo tidak mati saja waktu itu.

Nuo merasakan tatapan yang diarahkan kepadanya lalu ia mengangkat kepalanya dan bertemu dengan tatapan Dilan. Mereka saling tatap dan Nuo bisa merasakan kebencian pada tatapan Dilan. Ia tidak terpengaruh dengan tatapan itu,  lagipula ia sudah memutuskan untuk melawan Dilan jadi ia tidak heran.

Melihat adiknya terdiam dengan tatapan lurus ke suatu tempat, Aland melihat arah tatapan sang adik dan menemukan Dilan menatap ke arah adiknya. Aland menatap Dilan, dan Dilan pun merasakan tatapan Aland lalu mencoba tersenyum manis ke arah Aland lalu ia kembali menundukkan kepalanya untuk makan. Aland mengusap kepala adiknya.

"Makan, jangan melihat sesuatu yang tidak penting"

"Hm"

Nafsu makan Nuo sedikit mulai membaik dan sekarang ia makan lebih banyak dari biasanya. Wajahnya juga tidak lagi terlihat pucat yang sangat ketara seperti dulu. Tapi memang dasarnya Nuo memiliki kulit yang sangat putih, sekarang kulit putih Nuo terlihat lebih sehat dan lebih bersinar.

(Pernah ngga sih liat cowo yang kulitnya putih banget. Inay yang liat sebagai cewe bener-bener iri. Apalagi pas lagi main sepak bola atau basket. Aduhhh menggoda iman ngga sih 🤤)

Saat pulang mereka tidak pulang ke mansion, Louis mengatakan untuk datang ke kantor, ia ingin pulang bersama si kembar.

Saat mereka sampai, Aland langsung menuju lift khusus. Tapi sebelum masuk, Aland memasangkan hoddie pada sang adik. Nuo tidak lagi merasa asing dengan perusahaan sang ayah, ia sudah berkali-kali datang ke sini jadi sudah terbiasa. Ia juga tidak menghiraukan tatapan penasaran dari pekerja disana setiap ia datang.

Saat mereka sampai di ruangan Louis, ada rekan kerja sang ayah. Mereka sepertinya sedang membicarakan sebuah proyek. Aland dan Nuo masuk tanpa mengetuk pintu, mungkin terkesan tidak sopan tapi bawahan sang ayah yang langsung membukakan pintu untuk mereka dan meminta mereka untuk masuk saja.

Melihat si kembar sudah datang, Louis berhenti berbicara dengan rekan kerjanya. Louis menyuruh Nuo untuk mendekat, Aland mendengus tidak suka dan lebih memilih untuk duduk di sofa.

Nuo datang mendekat lalu mencium pipi sang ayah. Louis membawa tubuh anaknya untuk duduk di pangkuannya lalu mencium pipi Nuo.

Rekan kerja Louis sangat terkejut melihat sikap Louis yang terlihat sangat lembut dengan remaja itu. Terlihat Louis sangat menyayangi dan memanjakannya remaja itu. Meskipun penasaran ia tidak berani bertanya.

"Sampai sini dulu, kita bahas nanti lagi. Dan jangan berbicara omong kosong saat keluar dari sini"

Louis memperingatkan rekan kerjanya untuk tutup mulut dan tidak berbicara kepada orang luar. Tentu saja rekan kerjanya paham tentang arti dibalik kalimat yang Louis ucapankan itu, setelah mengiyakan ia pamit undur diri.

Saat ini meskipun Nuo ternyata anak kandungnya. Louis masih menjaga informasi sang anak. Ia sedang mempersiapkan pesta penyambutan untuk Nuo sekaligus secara resmi mengumumkan status Nuo. Jadi biarkan orang tau nanti.

"Al, bawa adikmu untuk ganti baju terlebih dahulu" pintah Louis

Aland bangkit dari sofa, Louis menurunkan sang anak lalu Aland membawa adiknya ke ruangan pribadi Papahnya untuk berganti pakaian.

Louis sudah mempersiapkan baju untuk Nuo dan dan beberapa untuk anak lainnya dalam ruang pribadinya.

Tak lama Aland dan Nuo keluar dengan pakaian yang lebih santai. Mereka duduk di sofa dan Louis seperti sedang menandatangani dokumen. Mereka dengan patuh duduk tidak mau mengganggu sang ayah.

Aland menarik tubuh Nuo untuk bersandar padanya. Ia bisa mencium wangi sampo pada rambut sang adik. Ia masih tidak menyangka jika Nuo adalah adik sekaligus kembarannya. Ia memegang telapak tangan Nuo dan membandingkan ukuran tangannya dengan Nuo. Jari-jari Nuo terlihat lebih pendek dan sangat putih, meskipun ia memiliki kulit yang putih, adiknya tetap terlihat lebih putih darinya. Nuo membiarkan kakaknya bermain dengan tangannya lagipula ia sudah terbiasa. Kakaknya Aland sepertinya sangat suka bermain dengan tangannya, menurutnya tidak ada yang istimewa dari tangannya.

Terdengar ketukan dari pintu dan masuklah bawahan Louis membawa sepiring buah yang sudah  potong-potong dengan segelas susu hangat dan segelas jus.

Louis menutup dokumen yang ada di depannya lalu berjalan ke arah keduanya anaknya dan duduk di samping si bungsu.

"Bagaimana sekolah hari ini ?"

"Baik, Papah sudah selesai ?"

Louis menghela napas sejenak. Ia berencana untuk pulang bersama dengan si kembar tapi tiba-tiba ia mendapat informasi jika ada tikus di perusahaannya jadi ia harus mengurusnya dulu.

"Mungkin Papah akan sedikit lebih lama ada urusan mendadak yang harus Papah tangani terlebih dahulu. Papah minta maaf  ya. Baby mau menunggu di sini atau pulang dengan kak Al dulu"

Aland sih tidak masalah, ia ikut saja  dengan keputusan adiknya. Selama ada Nuo, ia tidak akan merasa bosan. Bahkan jika bisa ia ingin memonopoli Nuo hanya untuk dirinya sendiri tapi sayangnya keluarganya juga memiliki rasa posesif yang kuat pada si bungsu jadi ia hanya bisa berbagi.

Nuo berpikir sejenak lalu memutuskan untuk tinggal di kantor Papahnya. Lagipula ia juga merasa nyaman dimana pun ia berada. Dulu ia terlalu banyak menghabiskan waktu di rumah sakit. Jadi kantor Papahnya tidak buruk untuknya setidaknya tidak ada bau disinfektan yang tercium.

Louis pamit dengan kedua anaknya keluar dan jika ingin sesuatu katakan saja pada bawahannya yang ada di depan.

Nuo memakan buah yang ada di piring dengan perlahan sesekali juga memberikannya pada sang kakak, ia jadi terbiasa memberikan makan pada sang kakak dan terkadang ia melakukannya secara tidak sadar. Dan tentu saja Aland senang akan hal itu, ia tidak akan menolak jika di suapi adik manisnya.

Nuo membuka tasnya dan mengambil buku dan mulai membacanya, sesekali bertanya kepada sang kakak jika ia tidak tau.

Pintu terbuka dan keduanya mengalihkan pandangannya ke arah pintu.

"Ah anak Daddy disini rupanya"

Maheswara masuk lalu duduk di samping Nuo. Nuo merasa saat ia datang ke kantor sang Papah kenapa ia sering bertemu dengan Maheswara. Benar-benar kebetulan yang sering terjadi.

"Daddy mencari Papah ?"

"Sebenarnya iya tapi Daddy tidak keberatan jika tujuan Daddy berubah mencari Nuo"

Aland menatap datar kedatangan Maheswara.

"Mau ikut Daddy ?"






Makasih lho buat yang udah vote dan komen, jangan teror Inay buat up trus ya. Ini udah up lho 😅



25 Mei 2023

sick cannon fodder Where stories live. Discover now