37

15.5K 2.2K 93
                                    

Halooo,
Sehat kan ? Sehat dong







Axel sampai di rumah sakit hampir jam 7 malam. Sebelum ia datang, ayahnya telah memintanya untuk mandi dan berganti pakaian dulu. Padahal meskipun ayahnya tidak mengatakan itu ia akan tetap melakukannya. Ia sekarang hidup lebih sehat dan bersih berkat adik bungsunya.

Axel masuk ke dalam ruangan dan melihat sang ayah sedang duduk di samping ranjang adiknya. Dan kedua adiknya sedang duduk di sofa sedang memejamkan mata tapi ia yakin mereka sebenarnya tidak tidur.

"Pah, sebenarnya apa yang terjadi ?"

Louis lalu menceritakan apa yang ia tahu pada si sulung. Axel mengerutkan alisnya tanda tidak puas.

"Kita pernah memasang cctv tersembunyi di kamar baby apakah kalian lupa ?"

Axel tak habis pikir dengan keluarganya sekarang. Sejak kapan keturunan Augustin jadi pelupa. Mereka pernah memasang cctv tanpa sepengetahuan si bungsu . Takut adiknya marah karena melanggar privasi. Cctv itu juga hanya bisa di akses oleh para anggota keluarga Augustin. Mereka hanya memasang untuk mengawasi adiknya saat mereka tidak ada. Tapi setelah mengamati beberapa waktu dan melihat Nuo tidak ada sesuatu yang mencurigakan ataupun yang tidak beres dengan sang adik. Mereka memutuskan untuk tidak lagi mengawasi sang adik. Mereka lebih suka mengawasi secara langsung dan bahkan berebut untuk tidur bersama si bungsu. Dan tentu saja si bungsu belum tau sampai sekarang tentang cctv itu.

Aarav dan Aland yang mendengar perkataan sang kakak langsung membuka matanya dan mengambil ponsel mereka masing-masing lalu mulai membuka rekaman cctv hari ini.

Mereka melihat dari pertama Dilan masuk dan mulai menggangu Nuo. Nuo masih tidak peduli dan masih tenang. Tapi saat Dilan mengambil boneka dan merusaknya, Nuo terlihat sangat marah dan mulai melakukan sesuatu pada Dilan. Mereka juga menyaksikan saat adiknya tiba-tiba memasang ekspresi kesakitan dan memegang dadanya dan terduduk. Di sela rasa sakitnya, mereka melihat Nuo mencekik Dilan dan akhirnya tidak sadarkan diri. Sayang sekali mereka tidak bisa mendengar suaranya. Mereka hanya memasang cctv visual dan tidak ada suaranya. Setelah ini mereka perlu menambah penyadap suara.

Setelah menonton rekaman itu mereka semua sangat marah. Memang benar perkataan Dilan tapi di liat dari rekaman cctv terlihat Dilan yang memprovokasi Nuo terlebih dahulu. Dan sayangnya mereka tidak melihat senyuman Dilan saat Nuo mencekiknya karna terhalang.

Louis menyalin rekaman itu dan mengirimnya pada Maheswara. Ia juga mengirim pesan.

'kau urus sendiri atau perlu aku yang mengurus'

Setelah beberapa saat ia menerima balasan.

'biar aku yang urus. Aku minta maaf dan aku berharap Nuo segera sadar dan cepat pulih'

Ia menatap datar ponselnya setelah membaca pesan itu. Ia pun tidak membalasnya. Ia memasukan ponselnya ke dalam saku kembali.

Di tengah malam Nuo mulai membuka matanya perlahan. Lagi-lagi ia berada di rumah sakit. Ia sangat lelah tapi tidak bisa dibiarkan untuk istirahat saja. Ia merasakan sakit pada sekujur tubuhnya. Kepalanya juga terasa sakit dan pusing.

Louis melihat anaknya sudah sadar dan mendekat ke arah anaknya. Ia bisa melihat mata berkaca-kaca sang anak. Yang lainnya pun ikut mendekat melihat reaksi sang ayah.

"Syukurlah baby sudah sadar"

Nuo tetap terdiam ia masih berusaha menyusun emosinya. Ia merasa lelah dan sakit. Meskipun ia sudah biasa keluar masuk rumah sakit tapi siapa yang ingin sakit ia ingin sehat seperti lainnya. Semenjak kecil sehat sangat mahal untuknya sampai-sampai ia tak pernah sehat meskipun sudah menghabiskan waktu dan materi yang banyak. Meskipun keluarganya tidak pernah mengeluh ia merasa kasian pada mereka yang harus mengurusnya yang selalu tidak sehat ini.

sick cannon fodder Where stories live. Discover now