31

15K 1.9K 94
                                    

Halooo readers kesayangan Inay, tadi kepencet dan belum selesai ketik makanya Inay unpub, yang ini baru benar.
Selamat membaca dan semoga menghibur.
Typo tandai ya,








Tak terasa angka kesukaan Nuo sudah mencapai 51% . Jangan tanya bagaimana angka itu bertambah. Ia saja tidak tau. Angka itu bertambah tanpa ia sadari. Nuo sedang berpikir sistem mengatakan jika mencapai 65% tubuhnya akan semakin membaik dan akan semakin membaik sejalan bertambahnya persentase. Ia juga merasa tubuhnya tidak seburuk saat pertama kali terbangun. Ia juga melihat wajahnya sudah tidak terlalu pucat seperti biasanya.

Tak lama klarifikasi dari sekolah keluar. Pihak sekolah memastikan soal tidak akan bocor dan dokumen itu di segel khusus dan soal dikirim setiap hari jadi tidak mungkin ada kebocoran. Pihak sekolah juga merilis cctv di kelas. Disana ada kumpulan video saat Nuo mengerjakan soalnya dengan tenang dan tidak ada tanda-tanda melakukan kecurangan.

Setelah klarifikasi dirilis teman sekelas Nuo juga ikut membantu menjelaskan bahwa Nuo menjawab dengan jujur dan mereka membantah tentang Nuo yang berbuat curang. Jika sebelumnya komentar mereka tenggelam dengan komentar lainnya. Tapi sekarang dengan bukti dari pihak sekolah komentar mereka akhirnya mendapatkan perhatian.

Para siswa lainnya juga tidak sabar dengan adegan dimana sekelompok siswa akan berlutut di hadapan Nuo sesuai dengan janji mereka.

Nuo tidak terlalu antusias, ia sebenarnya tidak terlalu peduli karna ia sudah tau hasilnya. Tapi ia juga ingin memberikan pelajaran pada mereka.

Tak butuh waktu lama untuk sekelompok siswa datang ke kelasnya. Mereka meminta maaf dan berlutut di hadapan Nuo yang sedang duduk di kursinya. Para siswa lainnya melihat adegan itu dengan berbagai ekspresi ada yang senang, kasihan dan tidak peduli.

Nuo akui keberanian mereka yang mau menepati janji bahkan mempunyai inisiatif untuk datang padanya dan Nuo menghargainya. Nuo menyuruh mereka untuk berdiri.

"Nuo tidak marah, ini sebagai pembelajaran. Tidak boleh berbicara sembarang tanpa bukti. Jika kalian tetap seperti ini bisa saja kalian mati karna mulut kalian sendiri. Ingat pepatah Mulutmu harimaumu"

Mereka malu dengan tindakan mereka. Mereka juga menyadari memang masalah ini juga tidak bisa dianggap sepele masalah ini bisa saja jadi serius jika saja masalah ini terjadi lagi di lain hari dan bertemu orang yang pendendam. Mereka berterimakasih dan meminta maaf sekali lagi.

Nuo menatap kepergian mereka dengan datar. Tanpa mencari tau pun ia tahu siapa dalang di balik ini. Rumor ini tidak mungkin menyebar tanpa ada yang menuntun.

Dilan sedang mencuci tangannya di depan wastafel. Ia merasa sangat marah setelah melihat klarifikasi sekolah. Ia juga sebenarnya sudah bisa memprediksi masalah ini akan selesai cepat atau lambat. Ia menginginkan akan ada sesuatu yang menarik terjadi pada Nuo. Tapi harapannya tidak sesuai, bukan hanya masalah terselesaikan dengan cepat. Bahkan ia tidak bisa mempermalukan Nuo. Ia mengepalkan tangannya.

"Kesal ?"

Dilan kaget melihat orang yang sedang ia pikirkan tiba-tiba berdiri di sampingnya.

"Kau kan yang menyebabkan ini semua ?"

Dilan menatap garang ke arah Nuo. Ia semakin membenci Nuo. Tapi tak lama ia memasang senyum.

"Kalau iya kenapa ? Terkejut ?"

"Tidak, Nuo sudah menebaknya"

"Aku membencimu"

"Marah tidak baik untuk kesehatan"

"Sialan"

"Juga tidak baik berkata kasar"

"Apa peduliku. Kau sialan, aku sangat membencimu. Kau merebut perhatian yang seharusnya untukku dan kau merusak segalanya"

sick cannon fodder Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang