3

28.6K 2.8K 36
                                    

Typo bertebaran tandai aja,
Semoga menghibur.







Nuo memperhatikan pantulannya di cermin. Wajahnya tidak berubah dan masih sama dengan wajahnya dulu. Mungkin yang membedakan tinggi badannya yang sekarang agak lebih pendek ?

Hari ini Nuo pindah ke sekolah yang sama dengan kakak ketiganya yaitu Aland. Jika Aland kelas 3 Nuo di kelas 2. Di dunia ini memang Nuo tidak bersekolah umum. 'Nuo' yang dulu hanya belajar mengandalkan buku sumbangan dari donatur. Ia selalu membaca dan belajar di kamarnya.

Tak jauh bedanya dengan Nuo, tapi karna Nuo mempunyai keluarga yang kaya. Ia home schooling dengan mengundang guru-guru terbaik saat keadaannya sedang stabil. Nuo juga suka belajar karna ia tidak bisa bermain seperti anak lainnya jadi ia hanya bisa menghabiskan waktu dengan belajar ataupun membaca novel.

Nuo di antar dengan mobil sedangkan kakaknya berangkat menggunakan motor. Nuo mengajukan syarat pada Papahnya untuk tidak mengungkapkan identitasnya sebagai Augustin. Nuo ingin hidup damai tanpa di usik karna embel-embel Augustin di belakang namanya. Ia menyukai ketenangan dan ia tidak suka jadi pusat perhatian.

Nuo berjalan ke arah kantor kepala sekolah. Kepala sekolah merupakan pri berumur 30.n dan memiliki paras yang tampan. Ia salah satu orang kepercayaan Louis untuk mengelola sekolah ini.

"Tuan muda Nuo silahkan duduk. Tuan Louis sudah menitipkan anda pada saya"

"Apa Papah sudah bilang untuk menutupi identitas Nuo ? "

"Sudah tuan muda. Anda tenang saja. Anda bisa belajar dengan tenang"

"Terimakasih kasih, jangan antar Nuo ke kelas cukup sebutkan saja kelas Nuo dimana. Nuo tidak mau menarik perhatian"

"Baik saya mengerti, anda ada di kelas  2-A"

Nuo mengangguk, setelahnya pamit untuk keluar. Ini pertama kalinya Nuo bisa bersekolah secara umum seperti lainnya.

Nuo berjalan dengan tenang melewati koridor menuju kelas yang telah disebutkan oleh kepala sekolah. Saat ini jam pelajaran telah dimulai, tapi Nuo tidak terlalu memikirkannya, Nuo melangkah perlahan mengamati sekitarnya karena ini pertama kalinya ia bisa masuk ke sekolah umum jadi ia penasaran dengan keadaan sekolah umum yang tidak pernah ia masuki entah dulu atau sekarang.

Tunggu bukankah Dilan juga berada di kelas 2-A. Hari pertama ia harus menghadapi tokoh utama yang pasti itu akan merepotkan jika ia memiliki kontak dengannya. Ia ingin hidup damai tapi tugasnya adalah untuk merusak plot. Sejujurnya Nuo tidak terlalu peduli dengan tugas itu. Kalau pun gagal ia tak ambil pusing. Sejujurnya ia sudah lelah tapi sistem itu tidak bisa melepaskannya begitu saja.

Nuo mengetuk pintu kelas. Walupun tidak pernah bersekolah Nuo memiliki sopan santun. Setelah ia membuka perlahan pintu dan berjalan menuju guru yang sedang ada di depan kelas.

"Oh pasti kamu anak baru ya. Ayo sini perkenalkan diri kamu"

"Halo nama saya Nuo. Salam semuanya"

Semua siswa menatap penasaran Nuo yang ada di depan. Para perempuan menatap binar tapi ada rasa iri sekaligus gemas. Karna mereka yang notabenenya perempuan merasa kalah cantik tapi bukan wajah yang akan membuat jijik saat melihat karna Nuo juga terlihat tampan saat bersamaan. Dengan kulit yang sangat pucat menjadikan kulitnya menjadi sangat putih. Tubuhnya juga lebih pendek dari yang lainnya badannya kurus dan ramping. Wajah Nuo terlihat selalu tenang dan terkesan malas saking tenangnya tapi bukan tatapan datar tanpa ekspresi. Ia terbiasa mengontrol ekspresinya untuk selalu tenang. Karna kondisi fisiknya yang tidak mendukungnya untuk memiliki emosi yang berlebihan.

"Oke pertanyaan disimpan saja sampai bel istirahat. Nama ibu Dira yang juga kebetulan akan menjadi wali kelas kamu. Sekarang Nuo silahkan duduk. Jika ada hal yang ingin di tanyakan bisa tanya sama ibu atau ketua kelas"

Nuo mengangguk kepalanya lalu berjalan menuju bangku kosong yang kebetulan ada di belakang dekat jendela. Nuo berfikir ini posisi yang sangat ia inginkan.

Dilan cemberut melihat anak baru yang langsung mencuri perhatian teman sekelasnya. Dilan suka menjadi pusat perhatian jadi ia tidak suka saat ada orang yang mencuri perhatian yang seharusnya untuknya.

Nuo duduk dengan tenang lalu mengeluarkan buku yang sudah disiapkan oleh maid yang di tugaskan untuk mengurus semua keperluannya.

Tak terasa bel telah berbunyi banyak siswa yang langsung keluar ataupun ingin bertanya pada Nuo. Nuo membalas dengan singkat. Teman sekelasnya tidak marah, mereka berfikir Nuo anak yang pendiam dan pemalu. Mereka tidak mau mengganggunya lebih lama takut Nuo merasa tidak nyaman dengan sikap mereka yang ingin tau.

Nuo mengeluarkan bekal dari dalam tasnya. Ia juga di siapkan bekal karna ia memiliki banyak pantangan makan. Jadi Louis secara khusus  menyuruh koki untuk menyiapkan bekal untuk anak bungsunya.

"Namamu Nuo. Perkenalkan namaku Dilan" ucap Dilan dengan tersenyum manis.

Tapi dibalas dengan anggukan oleh Nuo. Ia tidak mau terlibat dengan orang yang ada di depannya. Ia tidak suka, pasti akan merepotkan.

"Mau ikut Dilan ke kantin ?"

"Tidak terima kasih"

"Emm, oke. Kalau gitu sampai jumpa"

Nuo acuh tak acuh tidak peduli. Ia hanya fokus pada makanan yang ada di depannya. Nuo sudah merasa lapar tapi ia tidak bisa makan terlalu banyak. Ia terbiasa makan sedikit.

Hari pertama ia masuk sekolah langsung ada kelas olahraga. Guru mengharuskan semua muridnya untuk berganti pakaian dan tetap hadir di lapangan.

Nuo yang hanya mengikuti gerakan pemanasan tapi sudah merasa sangat lelah.

Nuo ijin untuk tidak mengikuti pelajaran olahraga. Guru yang melihat wajah Nuo yang pucat mengijinkan dan menyuruhnya untuk duduk saja di pinggir lapangan. Ia mencari tempat untuk duduk di kursi yang tersedia di pinggir lapangan. Ia mengeluarkan tisu basah antiseptik lalu mengelap bangku terlebih dahulu sebelum duduk.

Nuo memerhatikan teman-temannya yang sedang bermain sepak bola.

Ia sudah terbiasa jadi pengamat dan ini juga pertama kalinya ia bisa bersekolah umum seperti lainnya.

Sepertinya tidak buruk ?









Gimana ?

13 April 2023

sick cannon fodder Where stories live. Discover now