9

23.4K 2.6K 241
                                    

Double up, typo tandai aja ya,
Tetep jaga kesehatan dan bahagia selalu.

Hari ini Aland berangkat sekolah dengan berat hati. Ia berasa ingin  membolos saja tapi ditolak adiknya. Nuo tidak ingin kakaknya membolos hanya demi dirinya. Nuo demam tinggi semalam. Dan pagi ini demamnya sudah turun tapi badannya masih terasa hangat dan Louis tak mengijinkan anaknya untuk berangkat sekolah, ia ingin anaknya untuk istirahat  di rumah dulu sampai keadaannya membaik.

"Son, Papah ke kantor terlebih dahulu nanti siang Papah akan pulang. Kamu kelas sore kan ?"

"Iya Pah"

"Bagus, Papah titip adikmu ya"

"Tanpa Papah bicara pun aku akan menjaganya"

Louis keluar dan saat melewati ruang tengah ia melihat putra sulungnya sedang duduk dengan pakaian santai dan secangkir kopi di depannya.

"Tidak ke kantor ?" Tanya Louis

"Tidak, tapi nanti sore ada meeting"

"Oke kalau begitu. Papah titip adikmu ya. Ia sedang demam"

"Nuo ?"

"Iya, Papah berangkat dulu"

"Hmm"

Axel tampak berpikir, sepertinya ia belum berinteraksi dekat dengan si bungsu karna kesibukannya akhir-akhir ini. Ia tidak menolak kehadiran adik barunya tapi hanya belum sempat mengobrol dengan adiknya itu. Adiknya tidak berfikir kalau ia membencinya kan ?

Ting

Lift terbuka Aarav keluar dengan Nuo yang berada dalam gendongannya.

Aarav mendudukkan badannya di samping kakaknya. Nuo memalingkan wajahnya ke arah si sulung. Di dahinya masih menempel plester penurun demam dan matanya terlihat semakin sayu karna efek demam.

"Kakak" Nuo menyapa kakaknya sulungnya dengan suara pelan dan serak.

"Hm"

Axel mengarahkan tangannya ke dahi adiknya lalu mengusap pelan poni berkeringat sang adik yang terasa basa saat ia sentuh.

Aarav menatap tajam sang kakak. Sepertinya pilihannya untuk duduk di samping sang kakak merupakan keputusan yang kurang tepat. Sekarang sepertinya kakaknya tertarik dengan adiknya. Ia sedikit merasa masam saat tahu harus berbagi lagi.

Mereka menghabiskan waktu di ruang tengah dengan Nuo yang berbaring di sofa berbantalkan paha Aarav. Kakinya berada di atas paha si sulung. Nuo sempat menolak dan menarik kakinya dari pangkuan kakak sulungnya karna terkesan tidak sopan tapi Axel kekeh memegang kaki adiknya supaya diam akhirnya Nuo hanya bisa menurut.

Aarav sesekali memijat kepala adiknya dengan lembut. Nuo menutup matanya dengan nyaman lagipula matanya terasa perih dan panas jika terlalu lama membuka mata mungkin efek demam yang belum turun. Axel pun ikut memijat pelan kaki adiknya dengan gerakan  kaku. Ia tidak punya pengalaman mengurus orang sakit. Jadi ia hanya memijat perlahan dan hati-hati takut menyakiti adik bungsunya. Tv menyala tapi tidak ada dari ketiganya yang memperhatikan tayangan yang sedang berlangsung. Suara tv memenuhi ruang tengah tapi  tidak membuat suasana canggung. Mereka seperti nyaman dengan posisi masing-masing.

Ketika siang hari seorang maid datang membawa nampan berisi bubur, air putih dan obat.

"Maaf tuan muda, ini waktunya tuan muda Nuo makan siang lalu minum obat"

"Taruh saja di meja"

"Baik"

Sang maid dengan patuh meletakkan nampan tersebut di atas meja lalu undur diri.

sick cannon fodder Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang