10

23.7K 2.4K 103
                                    

Makasih banget buat semuanya yang udah baca trus vote dan komen. Inay berharap cerita Inay bisa menghibur kalian ya.
Typo ? Tandai aja ok.
Selamat membaca.









Tak terasa akhir pekan pun datang. Nuo sedang bersiap-siap untuk pergi keluar bersama kakak-kakaknya. Nuo memakai jeans navy selutut dipadukan dengan sweater berhoodie warna biru muda yang membuat kulitnya lebih terang meskipun wajah Nuo masih terlihat pucat seperti biasanya.

Tak lama Nuo turun menghampiri para kakaknya yang sudah menunggu di ruang tengah.

"Ayo kak"

Mereka terpana sejenak dengan penampilan adiknya. Jeans selututnya mengekspos betisnya adiknya yang ramping yang berwarna sangat putih. Jika para wanita melihatnya, mereka dipastikan akan iri dengan warna kulit adiknya yang putih,mulus dan bersih. Bahkan tidak ada bulu-bulu di kakinya layaknya kebanyakan lelaki. Wajah adiknya juga tak kalah imut dan cantik ?

Nuo memandang bingung para kakaknya yang diam melihat ke arahnya.

"Kakak ?"

Panggilan Nuo menyadarkan mereka dari lamunan.

"Baby ganti celananya ya nanti takut masuk angin"

"Hm ?" Nuo bingung. Apa hubungannya celananya dengan masuk angin.

"Iya baby ganti dulu ya. Sini kak Al temenin" ucap Aland lalu menggandeng tangan adiknya masuk lagi ke dalam lift. Nuo bingung tapi tetap menurut saja.

Mereka tidak sudi jika kulit adiknya yang mulus jadi tontonan gratis. Cukup mereka saja yang melihat, orang lain tidak boleh. Jiwa posesif Augustin mereka tak akan mengijinkannya.

Tak lama Nuo keluar dari lift lagi dengan Aland di sampingnya. Sekarang celana adiknya di ganti dengan celana bahan panjang berwarna putih gading yang terlihat pas di pakai sang adik. Mereka merasa puas di hati melihat penampilan adiknya sekarang.

"Baby jangan lupa pakai maskernya oke" ucap Aarav sambil memberikan masker berwarna hitam ke adiknya.

"Sekarang kita berangkat" ucap Axel tiba-tiba yang sedari tadi diam.

"Kita ?" Tanya Aarav

"Iya kita, kakak dan kalian"

"Kakak tidak ke kantor ?" Tanya Nuo

"Ini akhir pekan, jadi kakak ingin menghabiskan waktu dengan adik-adik kakak" ucap Axel dengan senyuman.

Aland dan Aarav merasa masam seketika. Sejak kapan kakaknya yang gila kerja itu menghabiskan waktu akhir pekan untuk keluar bersantai. Dan lagi adik-adik ? Hei mereka tidak pernah diajak keluar. Mereka tau itu pasti hanya alasan sang kakak untuk ikut pergi bersama dengan adik bungsu mereka.

"Kakak ke kantor saja sana" ucap Aland dengan datar

"Al, kantor libur saat akhir pekan"

Aland mendelik mendengar perkataan kakaknya. Jadi selama ini saat kakaknya pergi bekerja di akhir pekan itu kemana. Sialan !! Kakaknya sangat pintar mencari alasan.

"Kan bagus kalau kak Axel ikut. Kita bisa quality time bersama. Sayang papah masih di luar kota" ucap Nuo

Nuo tidak tau dengan suasana kedua kakaknya saat si sulung memutuskan ikut pergi bersam mereka.Tali akhirnya mereka berangkat bersama dengan Axel sebagai supir. Axel menyetir dengan tenang, mengabaikan suasana suram kedua adiknya.

Mareka memutuskan untuk pergi ke Mall untuk menghabiskan waktu bersama. Mereka bisa bermain, berbelanja sekaligus makan untuk menghindari kelelahan adik bungsunya jika harus berganti-ganti tempat.

Aland memakaikan tudung sweter adiknya lalu membantu memakaikan masker sang adik. Selain untuk kesehatan juga untuk melindungi identitas adiknya. Untuk saat ini wajah adiknya tidak boleh di ekspos terlebih dahulu.

Mereka memasuki mall dengan Nuo di apit kanan kiri oleh Aland dan Aarav, dibelakangnya ada Axel yang dengan tenang mengikuti ketiga adiknya. Mereka bertiga memasang wajah datar dan tenang seperti biasanya. Tapi sekarang mereka akan memiliki ekspresi lembut dan sedikit ceria jika dihadapan si bungsu.

Nuo melihat kesekitar dengan  berbinar dan antusias dengan mata bulat sayunya. Ia tidak tau kapan terakhir ia bisa keluar seperti ini. Di tubuh sebelumnya kondisinya semakin menurun seiring bertambahnya umur. Jadi ia sangat jarang bisa keluar ke tempat ramai seperti sekarang.

Mereka memasuki lift khusus menuju lantai 3 dimana area Timezone berada.

Nuo tidak serakah dengan sekitarnya ia hanya memainkan game-game simple yang tidak terlalu menguras tenaga karna ia tahu betul kondisi tubuhnya sendiri. Memang sekarang sedikit lebih baik berkat sistem tapi tubuhnya masih gampang lelah dan sakit.

Aland dan Aarav ikut bermain dengan si bungsu sedangkan si sulung hanya melihat dan mengawasi.

Tak terasa waktu sudah siang waktunya untuk makan, mereka masuk ke dalam restoran kelas atas dan meminta ruangan pribadi lalu mereka memesan makanan dan meminta hidangan sehat serta segelas susu hangat untuk si bungsu. Nuo tipe anak yang tidak rewel dan tidak pilih-pilih. Setelah makanan datang mereka makan dengan tenang tanpa terburu-buru.

"Kakak, Nuo ingin ke kamar mandi"

"Kak Rav antar ?"

"Tidak usah kak, Nuo hanya sebentar"

"Oke, nanti jika lama kakak akan menyusul" ucap Axel

Nuo memakai kembali maskernya saat keluar dari ruang pribadi menuju ke kamar mandi.

Nuo masuk ke bilik kamar mandi setelahnya ia mencuci tangannya di wastafel. Ia membuka maskernya lalu membasahi wajahnya sedikit supaya merasa segar. Saat ia berbalik ia menabrak sosok tegap dan ia pun terhuyung hendak jatuh tapi dengan cepat ia merasakan tangan melingkar di bahunya.

Nuo menegakkan badannya lalu mengucapkan maaf dan terimakasih. Di depannya sosok tampan dengan wajah tenang menatapnya dengan lamat tapi Nuo tidak memperhatikannya. Setelah mengucapkan terimakasih Nuo memakai kembali maskernya lalu keluar tapi tatapan pria itu tidak lepas dari Nuo sampai ia menghilang di balik pintu keluar kamar mandi.

Tak lama pintu terbuka kembali dan masuklah sosok remaja dengan wajah cemberut.

"Kakak ngapain sih lama banget"

"Kakak baru masuk, ditinggal sebentar sama kakak sudah kangen hm"

"Kakak kan udah janji sama Dilan kita mau belanja setelah makan"

"Oke sebentar ya"

Dilan tetap memasang wajah cemberut. Sekilas sepertinya ia melihat mantan teman sekelasnya Nuo saat hendak masuk. Tapi mungkin ia salah melihat. Tidak mungkin juga Nuo bisa makan di tempat restoran kelas atas seperti ini. Tidak sembarang orang bisa makan di tempat ini. Entah kenapa Dilan merasa tidak suka dengan kehadiran Nuo.

"Kakak sudah selesai. Ayo kita keluar"

"Okeee, kita belanjaaa"

Dilan mengubah ekspresinya menjadi ceria. Pria muda di sampingnya tersenyum kecil dan mengusap pelan rambut Dilan.








Yuhuuu tokohnya satu persatu bertambah.

Sehat semuanya kan ?
Tetep semangat dan bahagia selalu.

30 April 2023

sick cannon fodder Where stories live. Discover now