💌 0: Back to Indonesia

6K 228 62
                                    


New York 2022.

Nadine menurunkan kaca mobil, guna dapat melihat pemandangan kota New York yang selalu indah di malam hari

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Nadine menurunkan kaca mobil, guna dapat melihat pemandangan kota New York yang selalu indah di malam hari. Matanya menatap setiap jalan yang dilaluinya, beralih memandangi gedung-gedung tinggi sebelum menatap awan hitam yang ditaburi sejuta bintang di atas sana.

Seketika itu pula air mata Nadine jatuh. Ia harus meninggalkan kota ini, ia harus kembali ke negara asalnya, Indonesia. Tempat dimana ia dilahirkan.

Rasanya berat hati meninggalkan kota New York, kota yang menjadi saksi segala tawanya. Bukan tanpa sebab, kini Nadine harus kembali ke negara asalnya atas perintah dari papanya. Setelah hampir empat tahun ia menjalani kehidupan di Amerika, waktunya ia pulang. Kembali tinggal bersama kedua orang tuanya dan satu saudara perempuan yang hanya dapat menorehkan luka lama.

Tak lama, mobil yang ditumpangi Nadine berhenti di bandara. Lantas gadis bersurai panjang itu turun, lalu mengekori langkah seorang pria menuju bagasi. Pria yang notabenenya adalah paman Nadine, mengangkat koper yang terletak dalam bagasi. Sementara Nadine mengambil sebuah tas samping lalu menyampirkan tas itu di bahunya.

Nadine kemudian tersenyum pada pamannya. "Terimakasih, Paman. "

"Tidak perlu berterima kasih, Nadine, " balas pamannya itu, yang bernama Erik.

Nadine kemudian beralih menatap wanita paruh baya di sebelahnya yang terlihat masih sangat cantik. "Bibi, Nadine harus kembali ke Indonesia. Terimakasih untuk semuanya. Makasih udah baik sama Nadine. Udah mau rawat dan menjaga Nadine selama ini. Nadine gak akan melupakan kebaikan Paman sama Bibi. "

Lina tersenyum memandang haru wajah keponakannya ini. Lalu mengelus lembut surai hitam Nadine. "Kamu anak yang baik, Din. Bibi sama Paman gak akan melupakan kamu, sayang. Kamu jaga diri baik-baik di sana, ya. Bibi harap, kehidupan kamu setelah ini akan baik-baik saja, "

'Semoga saja, ' balas Nadine, tetapi dalam hati. Air matanya kembali turun, rasanya berat harus meninggalkan Erik dan Lina. Dua orang yang sangat menyayanginya lebih dari orang tuanya.

Erik pun tak dapat menahan haru, ia mendekati Nadine. Membelai kepala gadis itu. "Paman dan bibi sangat menyayangi kamu, Din. Jadi anak baik di sana, ya. Tolong sampaikan juga salam kepada Saga, Talia, dan Nasha di sana. "

Nadine mengangguk dengan air mata yang terus berjatuhan. "Baik, Paman. Kalau begitu, Nadine pamit. Sekali lagi, terimakasih dan maaf jika Nadine banyak merepotkan Paman dan Bibi, "

"Kamu sama sekali tidak merepotkan, Din. Boleh Bibi peluk kamu? "

Nadine mengangguki permintaan Lina. Tangis wanita itu pecah saat memeluk Nadine. Rasa wanita itu sama seperti apa yang Nadine rasakan. Sama-sama merasa berat untuk berpisah.

Mereka akhirnya saling melerai pelukan singkat itu.

"Nadine, jalan dulu. Semoga Paman dan Bibi sehat-sehat terus di sini, ya. " ucap Nadine, lalu melangkah pergi meninggalkan Erik dan Lina, sambil menyeret kopernya.

"Jaga kesehatan kamu juga, Nadine!! " Teriakan itu membuat Nadine menoleh sekilas ke belakang, tersenyum ke arah Erik dan Lina yang melambaikan tangan padanya.

Bahkan sekarang, melihat wajah kedua orang itu pun, tak dapat ia lihat dengan jelas. Matanya sudah di penuhi air mata yang sedari tadi ia tahan, lalu ia tumpahkan.

Good bye, New York.

NOT A FOREIGN GIRL [END+COMPLETED]Where stories live. Discover now