Part 45

123K 16.3K 1.1K
                                    

Hai Readers

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Hai Readers...
Jika ada kesalahan dalam penulisan mohon di ingatkan ya 😙

☘️☘️☘️

Gabby menghentikan langkahnya, tidak percaya dengan apa yang di lihatnya saat ini. Rosa dengan mata terpejam, duduk di lantai dalam posisi bersandar ke pintu apartemen Gabby. Ia melanjutkan langkahnya, matanya menatap bingung pada koper-koper yang berada disana.

"Ma, mama..." Gabby mencoba membangunkan Rosa.

Rosa membuka matanya, "bantu mama berdiri." Ucap Rosa karena kakinya sedang kesemutan.

"Apa yang mama lakukan disini?" Gabby membantu mamanya untuk bangun.

"Buka pintunya," suruhnya pada Gabby. Rosa ingin segera duduk di sofa, duduk di lantai membuat pinggangnya sakit dan kakinya kesemutan. "Bawa masuk semua barangku." Perintah Rosa, setelah itu ia melenggang masuk ke dalam.

Gabby mendengus, merasa kesal karena koper mamanya begitu banyak. Tak khayal, Gabby menuruti perintah mamanya untuk membawa koper-koper tersebut ke dalam.

Gabby mendudukkan dirinya dengan kasar, mengusap peluh di dahinya. "Kenapa mama duduk di lantai seperti gembel? Gabby menatap barang bawaan Rosa. "Mau di apakan koper-koper itu? Mama seperti istri yang di usir dari rumah." Celetuk Gabby.

Rosa melempar bantal sofa ke arah Gabby. "Aku memang di usir!" Kesal Rosa.

Gabby menoleh cepat, "memangnya siapa yang berani mengusir mama?" Tanyanya penasaran karena papa tirinya sedang di rumah sakit.

"Seorang pria seperti raksasa, sangat galak dan menyeramkan. Pelayan disana juga tidak ada yang membantuku, mereka diam saja saat mama di usir. Lihat saja, akan kupecat mereka semua!" Rosa berceloteh menceritakan kejadian yang baru menimpanya kepada Gabby.

Gabby melotot, "serius? Siapa yang memberi perintah kepada mereka, Ma?" Bingung Gabby. "Apa Jill? Tapi seharusnya dia terbaring di rumah sakit kan? Ini sudah 2 hari seharusnya Jill sudah memakan makanan yang aku kirimkan untuknya."

"Tidak tau! Aku juga lupa bertanya pada pelayan." Jawab Rosa menanggapi.

"Lalu bagaimana nasib mama selanjutnya? Akan semakin sulit mencari celah jika mama tidak boleh masuk ke rumah itu." Ucap Gabby. "Padahal mobil papa masih beberapa, seharusnya kemarin mama tidak hanya menjual 2 tapi semuanya!" Tambah Gabby menyampaikan pendapatnya.

"Jika tau akan seperti ini, mama akan menjual semuanya." Ketus Rosa, ia sendiri juga menyesalkan hal tersebut. "Kita harus berhemat karena bulan ini Anson belum memberikan kita uang bulanan."

Second Life Changes EverythingWhere stories live. Discover now