Part 31

143K 17.2K 724
                                    

Terhitung lima hari setelah kejadian tersebut, tenggorokannya kini mulai berfungsi dengan normal

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Terhitung lima hari setelah kejadian tersebut, tenggorokannya kini mulai berfungsi dengan normal. Yang terpenting untuknya, Jillian sudah bisa berbicara tanpa menahan sakit.

"Papa sudah pulang?" Tanya Liam pada Jillian. Saat ia pulang bekerja, mertuanya sudah ada di rumahnya untuk mengunjungi Jillian. Beberapa hari ini mertuanya memang rutin mengunjungi Jillian usai pulang kerja.

Jillian mengangguk. "Papa menitipkan salam untukmu." Papanya tidak berpamitan langsung dengan Liam karena Liam sedang berada di kamar mandi.

Usai berpakaian, Liam duduk di pinggir ranjang dekat dengan posisi Jillian saat ini. Ia meraih salep dan mengoleskannya ke tangan dan kaki Jillian yang masih terdapat ruam.

Jillian mengamati Liam di dekatnya. Aroma bath foam masih menguar dari tubuhnya, dengan rambut setengah basah dan tidak tersisir rapi, Liam semakin terlihat mempesona.

"Liam, aku bisa mengoleskannya sendiri." Merasa tidak enak karena suaminya baru saja pulang dan membersihkan diri, bukannya makan malam terlebih dahulu sekarang justru mengoleskan salep di ruamnya yang masih tersisa.

Liam melirik sekilas. "Aku sudah terbiasa akan hal ini, Jill." Bukan hal berat menurutnya, ia senang jika Jillian bisa sembuh sepenuhnya.

Yang di katakan suaminya memang benar. Selama sakit, Liam selalu memperhatikannya dengan tulus. Ia memang beruntung mendapatkan suami seperti Liam. "Terima kasih, Liam."

"Untuk? Tanya Liam.

"Segalanyanya." Jillian tersenyum.

Liam menatap balik Jillian, tidak lupa membalas senyuman tersebut. "Aku yang seharusnya berterima kasih."

Jillian mengerutkan keningnya. "Untuk apa?"

"Selama ini kau sudah menjadi istri yang baik dan penurut." Jawab Liam.

Jillian tertawa kecil. "Tentu, impas bukan?"

Keduanya melemparkan senyum dan berpandangan. Liam dan Jillian saling membutuhkan serta melengkapi. Saling terpesona oleh sikap mereka satu sama lain. Liam dengan segala perhatiannya dan Jillian yang begitu murni hatinya. Tanpa mereka sadari, keduanya sudah sama-sama nyaman.

"Liam, sebaiknya kau makan malam terlebih dahulu." Suruh Jillian ketika suaminya sudah selesai mengoleskan salep. "Ayo aku temani." Ujar Jillian karena ia sudah makan malam tadi.

"Tidak perlu, biarkan salep tersebut kering dan meresap. Tangannya mengusap pipi Jillian sebentar. "Aku ke bawah dulu." Ucapnya sebelum meninggalkan kamar.

Jillian mengangguk dan tersenyum. Tidak lama, senyumnya luntur setelah Liam keluar dari kamar.

Ia harus mulai bergerak untuk membalaskan kesakitannya. Jillian menampilkan ekspresi sedikit garang. "Gabby!! Kali ini riwayatmu akan tamat!"
Jillian tidak perlu berpikir dua kali untuk menuduh Gabby. Hanya orang terdekatnya yang mengetahui ia alergi seafood, saat sebelum pingsan di restoran, Jillian juga melihat dengan jelas kebahagiaan Gabby akan keadaannya saat itu.

Second Life Changes EverythingWhere stories live. Discover now